Manusia hanyalah sehelai daun yang tertiup angin kekuasaan Tuhan.
Jika kering dan berubah warna ia hanya akan berputar pelan jatuh menuju tanah mengayun bersama alur kidung Ilahi.
Waktu memang telah dipilih sesuai penentu bergulirnya dedaunan dari pohon-Nya.
Tak ada sehelai daun pun yang mampu menyangkal, mengelak, berteriak lantang menentang kehendak Tuhan.
Doa bagaikan seteguk air di padang kering penuh kehinaan.
Manusia yang sadar arti sebuah kerinduan mungkin hanya menangis.
Membiarkan hati dan tubuhnya merenungkan sebuah dosa yang berulang kali merasuk kehidupan penuh syukurnya pada Tuhan.
Tuhan, Sang Pencipta Dedaunan.
Manusia adalah daun yang rela terhempas dan tertiup deru waktu.
Kamis, 09 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)




Tidak ada komentar:
Posting Komentar