Jumat, 02 Januari 2009

Peran Arab Dalam Pembantaian Gaza

[ 30/12/2008 - 11:46 ]





Mihna Habil

Ratusan tubuh yang berserakan dengan kondisi sangat menyedihkan, bergelimpangan diantara puing-puing bangunan yang porak-poranda akibat gempuran roket-roket Israel Sabtu pagi (27/12/08). Sore hari sebelumnya, manlu Israel, Tzipi Livni di Kairo, ibu kota Mesir mengatakan, Tel Aviv memutuskan untuk membumi hanguskan Gaza.

Pertanyaannya, dimanakah posisi para menlu Arab saat itu ??. Tentu mereka telah berupaya menasehati Israel agar melakukan gencatan senjata, mungkin…?
Tetapi kenyataanya membuktikan, para pemimpin Arab telah memayungi kejahatan Israel ini secara jelas dan terang-terangan. Ini adalah bukti yang tidak bisa dibantah lagi jauh-jauh hari, sejak konflik Arab-Israel itu terjadi.

Kenyataan ini bisa dibaca sejak pertemuan Annapolis pada Nopember 2007 yang lalu. Kesepakatan-kesepakatan mereka tidak bisa ditutup-tutupi. Program-programnya sangat jelas mengarah pada pemberangusan gerakan Hamas yang telah memimpin Palestina sejak Juni 2006 lalu melalui pemilu jurdil dan transfaran. Kesepakatan Annapolis ini merupakan keputusan Israel-Amerika untuk mengikat pemerintah Arab agar mau melakukan kesepakatan tersebut. Akan tetapi perjanjian itu tidak mesti dilakukan setiap saat, hanya bersifat alternative saja bagi sebagian Negara Arab itu, kenapa ??

Karena apa yang terjadi di Gaza saat ini, atau sebelum adanya proyek perlawanan terhadap Israel dalam program pembebasan wilayah Palestina dari jajahan Israel, melalui paham pemikiran atau persatuan Negara Arab terkait proyek akhir perdamaian, sejumlah pemimpin Arab merasakan bahwa mereka tidak akan bisa eksis bila Israel tidak ada. Kenyataan ini belum terekspos ke dunia, namun dalam kasat mata tindakan-tindakan mereka mencerminkan kekhawatiran tersebut. Seperti proyek politik dan program-program mereka untuk meyakinkan kepada rakyatnya bahwa Israel adalah entitas yang sangat penting bagi bagi dunia Arab. Israel adalah poros dalam membina kerja sama di dunia internasional, dalam bidang dialog, normalisasi ekonomi atau dalam rangka menghadapi proyek penjajahan Iran. Kehadiran Israel dimanfaatkan juga dalam membantu Negara Arab sendiri untuk membebaskan tanggung jawabnya atas pemberangusan terhadap kelompok-kelompok yang selama ini anti pemerintahan Arab.

Dari sini kita paham, apa yang terjadi saat ini atau yang akan terjadi kemudian adalah murni keputusan Negara Arab secara resmi. Mereka telah ikut ambil bagian dalam penganiayaan terhadap Palestina. Mereka tidaklah terpaksa atau lemah dalam posisi ini. Kalaulah kita tampilkan pernyataan-pernyataan mereka terhadap Hamas, baik dari gerakan pemutihan pada Juni 2007 ataupun yang lainya, kita akan menemukan bahwa mereka menentang gerakan Hamas, bahkan mereka telah berkoalisi dengan pihak Oslo pimpinan Abbas yang berupaya menjatuhkan usaha rekonsiliasi nasional dari pihak Hamas. Karena mereka tidak suka dengan proyek perlawanan yang diusung Hamas.

Adapun kesepakatan untuk menjatuhkan Gaza, mereka menyangka dengan memberlakukan blockade terhadap Gaza akan dapat menguasai rakyatnya. Dari sini terlihat pemerintah Mesir, pimpinan Husni Mubarak sangat berkepentingan untuk melanggengkan blockade ini, sambil melakukan propaganda untuk memperoleh simpati rakyat Gaza dan Palestina, dan bukan dari Hamas.

Walau sejumlah kesempatan untuk merealisasikan pedamaian yang legal yang dapat membebaskan rakyat Gaza dari blockade yang telah membunuhnya secara perlahan ada, namun pihak Mesir dan beberapa konconya dari para pemimpin Arab, tidak juga melakukanya. Bahkan mereka berupaya untuk menghalang-halangi setiap kesempatan yang dapat menjamin terrealisasinya sebagian hak-hak Gaza itu.

Semakin jelas, apa yang terjadi saat ini merupakan realisasi dari sejumlah kesepakatan dengan Tel Aviv untuk memaksan Hamas menyerah dalam masalah ini. Terutama terkait prinsif-prinsif dasar bagi kepentingan Zionis. Hal ini bisa terlihat dari upaya Mesir dan Arab untuk menjatuhkan konsep pertukaran serdadu Giladh Shalit yang diajukan Hamas.

Hal ini semakin nampak, ketika Direktur intelijen Mesir, Umar Sulaiman yang menyatakan kepada Israel, beberapa hari yang lalu, bahwa Mubarak tidak kurang semangatnya dalam membasmi pemerintahan Gaza, dari pada Tel Aviv sendiri.

Akan tetapi blockade semakin meningkatkan perhatian dunia internasional. Situasi ini tentunya semakin menyulitkan negara Arab untuk melanggengkan blockade. Apalagi adanya dorongan dari rakyat Arab yang semakin meningkat untuk menghapuskan blockade tersebut. Padahal Negara Arab ini telah mengumumkan keberpihaknya kepada pemerintahan Abbas dan kelompok keamananya yang menentang Gaza. Maka merekpuna merestui blockade, tetapi tidak berlanjut. Walau apa yang terjadi di lapangan begitu nampak keberpihakannya, melalui kerja sama keamanan dan provokasinya terhadap Gaza, namun tak urung mereka begitu murka kepada pihak-pihak yang berupaya menolong Gaza meski dalam urusan kemanusiaan.

Namun ternyata, pihak keamanan atau pihak yang berada di lapangan telah gagal dalam menjauhkan Hamas dari Gaza atau menjauhkan rakyat Palestina dari Hamas. Oleh karena itu Tel Aviv mengumumkan untuk membumi hanguskan Gaza.

Kalau kita cermati wajah, Yasir Abdu Rabbih yang berbicara tentang apa yang terjadi saat ini di Gaza, kita akan menemukan tersirat kebahagiaan menyelimuti dirinya, walau ia berusaha menyembunyikanya. Bahkan pernyataan Tayib Abdurrahmim (penasehat Abbas) menyusul serangan Israel ke Gaza mengatakan, “Pemerintahan Oslo akan berkuasa kembali di Gaza. Warga Gaza diharapkan bersabar. Pernyataan ini menunjukan bahwa mereka bekerja sama dalam upayanya membumi hanguskan Gaza, baik di lapangan maupun di tataran setrategi.

Cukuplah bagi kita mendengar pernyataan salah seorang pejabat penting Israel, beberapa saat setelah penyeranganya ke Gaza. Ia mengatakan, “Kami telah mengemukakan rencananya kepada sejumlah Negara Arab dan Barat, sebelum kami memutuskan untuk menyerang Gaza”. Pernyataan ini diungkapkankanya ditengah aksi pembantaian terhadap rakyat Palestina di Gaza dan disaksikan mata dunia. Seolah-oleh Tel Aviv menyatakan, kami tidak sendirian dalam membantai rakyat Palestina, walau sebagian nurani menolaknya. (asy)

Jumat, 10 Oktober 2008

dont read 2


Dunia plastic
Terkadang dunia seperti permainan ular tangga --- ada saat bagi kita naik tangga, naik derajat setelah melempar dadu atau kita meluncur turun dari kepala ular alias turun derajat iman … mungkin hidup sendiri semacam peluang, seperti sisi mata uang yang ada gambar dan angka atau enam sisi mata dadu atau tak terhingga sisinya. Dalam permainan ular tangga itu semua orang pasti mencapai finis dengan mengantungi nilai masing-masing.
Finis adalah semcam pintu dimana semua manusia pasti membukanya karena tak mungkin manusia abadi, semua mengalami mati. Ada manusia-manusia tertentu yang tak menjalani urutan permainan, ia tak melempar dadu dan langsung terfokus menuju finis --- tanpa melewati proses tangga dan ular, merekalah para istimewa yang sudah tahu jalan-jalan dunia. Bagi manusia biasa yang tak mengikuti petunjuk semakin lama ia tak segera mencapai finis semakin banyak peluangnya untuk terus meluncur jatuh dari ular --- alias semakin banyak peluangnya menumpuk dosa.
Bagi manusia yang tahu bagaimana cara melewati dunia yang hanya cermin kias dan mimpi ini, ia bisa melalui dengan nilai tertinggi. Sesungguhnya dunia hanyalah tempat bagi manusia untuk bersenda gurau dan olok-olok belaka tapi kebanyakan dari kita tidak tahu dan terjebak pengertian kacau yang menyulitkan tentang dunia. Dunia tidaklah terlalu sulit dan rumit, ia semacam tempat belajar mencintai-Nya.
23-2-2003

DON’T READ
Aku diantara tawa dan tangis
Kiranya dukaku mulai menebar sekaerat jiwa akibat kerapuhan yang selama ini kutanam dalam gelimang asa dosaku aku terpuruk dalam rangkum senyummu dalam jerat tatapmu padaku pada diri nelangsaku mempermainkan ketegaranku untuk terus bertanya untuk terus bimbang. Aku dimana ketika mengenangmu diantara tawa dan tangis aku merasa sepi diantara takut dan berani aku merasa kosong diantara menolak dan mencarimu aku merasa membiarkan … Jalan mana yang harus kupilih saat aku kian menggila mendamba tatapmu mengharap senyummu apa semua kata dan filsafatmu hanya akan sama di telinag semua gadis apa hanya aku apa masih ada aku yang lain.
31-3-2003

Kau dibalik asa
Kukenang dirimu dibalik asa tak terperi hatiku atas segala tak restu mereka atas sosokmu, aku kian tertekan dalam gelisah rindu tanpa ujung termangu aku dalam kebimbangan atas pesona diri yang kian merajam termangu oleh segala gundah dan duka oleh segala pencapaian manusia. Aku mengenangkan segala kepalsuan dan kekosongan menangisi berjuta gelimang kebodohan dan kebencian ketika mendamba suaramu yang telah mengoyak tabir tipis keangkuhan diri terlambat sudah kukenang engkau dari sisi sepi dan kerinduan namun aku makin hitam oleh jelaga kemurungan dan rendah diri. Aku mengenang kerapuhan diri dan jiwa yang terbelenggu oleh penyakit dunia apa telah hilang duniawiku apa telah sirna ukhrowiku tidak karena itu ketika aku kelimpungan ketika kehilangan dirimu.
4-2003

Suaramu dari sudut
Kemarin aku masih melihatmu kemarin aku masih mendengar suaramu dari sudut dunia sekarang kau hanya bisa mengenangmu menginagtmu dan aku masih berkhayal tentangmu. Kenapa ketika mengenangmu dari jauh baru kusadari segala rasa tak menentu ini perasaan hampa yang tak pernah bisa kujelaskan namun sering kutulis dalam cerita-ceritaku tak mengerti diri pribadi ini oleh segala kebimbangan ini.
3-4-2003

Kau dan waktu
Dari hari pertama sampai kelima :
“ seseorang merasakan hancur … apakah cinta hanya menghancurkan? Tidak?! Aku yang terlalu melebihkan. Cinta tidak menghancurkan itu bukan cinta mungkin.”
Hari keenam : Aku masih mengenang dengan tangis tapi hanya macam penyesalan atas kebodohanku sendiri, melihat kepekaan yang diuji aku merasa sangat tolol tapi aku membiarkan proses itu, itu bagian hidupku. Aku memang harus menjalaninya.
Aku terlalu berlebihan dan terpengaruh cerita-cerita romantic. Aku merasa ditipu oleh angan dan bayangku sendiri, anggapanku tentang hal yang dulu telah nyata.
Aku dipermainkan, dibuang dan dihina oleh diriku sendiri bukan oleh siapapun tapi aku sendiri, si bodoh yang sok tahu ini. Aku tersenyum pahit Ya Allah alangkah kecil hamba ini di hadapan waktu. Aku terlalu terobsesi mungkin aku tak percaya lagi adanya belahan jiwa mungkin aku tak percaya lagi adanya pasangan jiwa semua itu hanya dicipta oleh bayanganku sendiri. Jika merasakan sakit dari mula aku tahan sakit. Percayalah aku bahwa akupun masih bisa jatuh cinta dan sakit hati.
Aku benar-benar jatuh, mungkin aku tak tahu apa yang menantiku didasar sana mngkin kehampaanku. Aku memang belum melangkah makin jauh tapi hatiku demikian sakit oleh anganku sendiri. Kadang aku ingin melupakan dan membiarkan saja semua itu.
Pernahkah kau berpikir saat kau mengenang seseorang tapi orang itu tak ingat siapa engkau? Apakah itu sebuah kekosongan? Tapi pernahkah kau berpikir saat kau berdzikir mengagungkan, mengenang Dia dan Dia mengingat dan mengenangmu lebih darimu.
Tuhan tanpa syarat mengingat dan mengenangmu tapi aku, manusia, hanya berpikir syaratnya yang sesuai untuk manusia lain. Percayakah aku bahwa ternyata aku masih mengenangkan orang yang tak pernah satu kalipun mengenangkan aku. Aku tersenyum.
Ada pengajaran apa yang hendak disampaikan-Nya untukku? Karena Tuhan member cinta pada manusia itu punya makna. Hadiah untukku mungkin sakit yang kurasa ini ada makna yang hendak diajarkan-Nya padaku agar aku mengerti hokum cinta menuju Cinta pada-Nya. Aku kadang ingin melupakan semua itu tapi kubiarkan. Aku merasa ini bagian dari proses hidupku. Alhamdulillah, Gusti masih menyayangiku dengan mengijinkanku merasa rasa cinta dan sakit ini. Ijinkan hamba terus mencintai-Mu.
21-3-2003

Banyak hati
Hari mempunyai jam. Jam mempunyai menit. Menit mempunyai detik. Halnya detik pun mempunyai setiap helaan napas dan denyut nadi maupun sorot cahaya. Telah kucoba kusangkal rasa dan tatap matanya menengadah hatiku ke arahnya dia yang menebar senyum semerbak yang menuntunku memasuki labirin panjang prasangka tanpa ujung. Terus kukenang ketakpastian itu. Bukan semerbak wanginya yang kupeluk namun jiwaku tertoreh oleh nada yang mendesak bertalu-talu di hati. Sebuah desakan jiwa akan sakit hatinya di masa lalu, akan rasa sakit tentang arti hakikat diri yang disembunyikannya dengan tawa semu. Pria yang pernah hatinya sama terlukanya denganku.
3 muharram 1424

Sebuah renungan kebodohan
Aku muak dengan segala hasrat tak nyata yang bersarang menjadi kesulitan dianganku. Angan telah menobatkan kau menjadi kekonyolan hidup. Aku memupuk kenangan masa lalu dan merajut hamparan asa masa kini serta memanjatkan khayal akan sahabat, kerabat, orang-orang terkasih. Kadang hidup tak menakutkan bayangan orang-orang meski sering aku terikat rutinitas bagai kuda tunggangan namun aku merangkumnya, merangkai semua ketololan itu menjdai kemarahan tanpa sebab dan aku memilih menjauh untuk memahami hakikatnya.
6-3-2003

Istigotsah
Aku benci pada keangkuhanku yang terus membelenggu otakku.
Kalimat sederhana meluncur dari mulut mereka dan aku menghakimi menjadi gelombang siklus alamiah makhluk. Aku beristigotsah hari ini, menenangkan prasangka yang menyamar sebagai penyamun di hatiku. Tiba-tiba rasa amarah menengelamkan diri ke samudera kebobrokan. Ketika Gus Mus membacakan arti Doa Akasah yang mengoyak pelan bagai gelombang megalir menyapa dan merajam segala kebekuan, kekakuan, kekerasan hati bergerak menyentuh, menjatuhkan helaian bening air mata. Kujangkau segala kepak sayap-sayap duniawi yang megah itu dengan kalam ukhrowi, belenggu rantai-rantai pada penghambaan lembar duit, setangkai cinta murahan, selapis status mulia, setangkup kekuasaan di tahta dunia. Semua itu mencair … Istigotsah hari ini luar biasa!
Gusti Allah, terimakasih mengijinkan hamba ikut dalam rangkaian doa dan dzikir memohon ampun serta mendoakan sesame umat Islam di Irak. Alhamdulillah.
9-3-2003
Sehelai daun di alam raya

Kritik duka untuk jiwa yang berfilsafat
Setitik filsafat kurenungi di segala hari telah menuai rejeki tanpa rencana memulai semuanya bagi putaran masa dan damba kerinduan pada Ilahi namun mata lahirku terpesona mata lahir makhluk-Nya. Menghunjam desah nuraniku segala makna tersentuh oleh suara jiwa sapanya menebar salam damai akan tatap mata pertamanya. Kenapa keberadaan tegarnya merajai kesendirian menghadang dia di mata lahirku. Alam bawah sadar menuai kritik duka akan rasa tak terperi hamba, Tuhan. Aku bertemu dia antara mata bertemu dan aku menundukkan jiwaku setiap sorot mata tajam itu menangkap jiwaku. Salam kembali terdengar lirih menghempas kalbu,
“ Assalammualaikum. “ untuk pertama kali hanya untuk jiwa rapuhku.
Hanya aku yang mendengar, kusangka hanya permainan jiwa. Aku terpana sekian lama kusadari segala makna sapa ramahnya. Aku hanya ingin kau menyapaku dengan kalam jiwa yang syahdu, yang mampu membelenggu nuraniku. Kenapa baru aku sadari keberadaan tegarnya akan hakikat diri dan jodoh jiwaku. Dia adalah inti dari segala kebimbangan dan jerit filsafat hatiku selama ini. Kesendirian tak lagi menghadang dia ada untuk kelemahan ukhrowiku. Dialah yang mengajariku bagaimana menyapa Ilahi kini dan selamanya. Hamba tak peduli masalah megahnya sabda dunia, itu hanya esensi kecil yang mampu dicaapi manusia. Hamba kian damai dan tenang saat jiwa kami menyepakati arti cinta pada-Nya.
“ Aku hanya ingin mengajakmu untuk mengenal-Nya.” Kalimat itu merasuki alam jiwa hamba. Hamba tak terlambat mengenalnya di dasar nurani.
Terimakasih Tuhan telah Kau ijinkan aku mengenali siapa jiwaku.
Siapa yang mengenali dirinya mengenali Tuhannya.
10-3-2003

Kebencian aku
Seolah aku manusia sempurna mengklaim pengkhianatan manusia atas jiwaku, dosa. Kutuding mereka dan perbedaannya. Renungan telah kucapai dan aku makin paham bahwa manusia terbuat dari tanah. Tanah adalah unsure alam mudah terbakar api amarah, jika aku marah, tanah terbakar api dan aku membiarkan tangan-tangan setan membekukku ssuai angannya. Aku hanya akan menjadi porselin hiasan dunia menjadi budak setan. Aku benci aku yang membenci manusia meski aku bukan pemerintah namun dengan membenci orang lain artinya aku telah memerintah orang lain agar menuruti kehendakku dan mengharap sifat maupun kemauan orang lain sama denganku. Aku benci aku yang memelihara benci dan ketololan.
13-3-2003

Renungan akibat
Terkadang ketakpahaman merasuki diri pribadiku. Aku menghakimi orang dengan kritik tajam dan aku tak merenungi kesalahan diri dengan untaian kesadaran.
Sering sebuah pikiran dan renungan hati memaksaku dengan tantangan makna hakikat. Kejahatan orang lain padaku adalah renungan agar aku tak menyakiti orang lain lagi. Jadi hidup adalah semacam keseimbangan, sebuah pencapaian hakikat.
Hidup adalah ibadah jika aku baik pada orang lain maka orang lain akan baik padaku tapi jika aku jahat pada mereka maka mereka akan berlaku jahat.
Aku merenung akan segala sifat anehku dimata orang-orang di sekelilingku sepertinya aku semacam filsafat kuno tentang hidup. Aku akan baik pada orang yang baik padaku kadang aku tergantung mereka. Aku tak punya pendirian kata mereka semua hanya karena mereka tak paham. Coba paham mereka bisa saja suka atau jengkel.
Apa mungkin aku terlalu menuntut orang lain dan terlalu sering membicarakan cermin keburukan orang lain. Aku telah menutupi sendir mata hatiku dengan kebencian.
13-3-2003

Renungan Cuti
Pahamlah aku arti setiap bulan sekali kaum hawa mendapat ‘cuti’ … mungkin agar aku merenung akan kesalahan dan instrospeksi diri karena Tuhan tak mungkin memberi sesuatu tanpa makna dan manfaat baik dari segi fisik atau batin tersirat, tersurat atau tersorot. Selain arti biologis fisik dan duniawi ternyata ada satu makna tersembunyi yang sangat luarbiasa. Maaf Gusti baru hamba sadari sekarang selama 7 hari ‘cuti’ kaum hawa tidak boleh menunaikan ibadah wajib dan sunah bukannya berteriak ‘bebas.’
Lho, sholat itu kan ibadah resmi sedang kebaikan hati, renungan dan dzikir adalah ibadah tak resmi padahal selama masa ‘cuti’ itu.
Aku punya tanggung jawab moral yaitu merenungi diri kita, cara ibadah resmi dengan merenunginya dalam ibadah tak resmi. Bukankah aku lebih sering menjalankan ibadah tak resmi daripada ibadah resmi. Dalam perenungan mungkin ibadah resmiku telah keluar jalur dari rohnya sholat dan hanya sekedar menunaikan kewajiban.
Aku lupa makna-makna kebaikan dan silaturahim hanya demi mengejar pahala surga dan memburu sebutan ahli sholat tapi aku lupa sesama padahal sholat … sujud tidak hanya dalam sholat ‘resmi’ tapi sujud itu di hati, jiwa. Hati dan jiwaku sujud pada Ilahi dalam setiap kesempatan di setiap tempat dimanapun kita bisa bersujud.
Jika aku membahas satu persatu makna-makna gerak sholat akan sangat banyak dan makin aku sadari alangkah berdosanya aku dan alangkah kurangnya sujudku.
Astagfirullah, apa tak amlu aku. Aku merasa sanagt rendah di hadapannya.
Gusti Allah, jika hamba mengetahui sejak awal tentang alangkah kecil hamba tentu hamba tak akan membenci dan menyalahkan orang lain.
13-3-2003

Sesuatu tentangmu
Kujelajah misteri hatinya namun kembali aku menemukan jiwaku pada satu hal memalukan akibat mataku menatap kerapuhannya. Aku menerjang seuntai mutiara kesedihannya ketika aku berjalan di depan kerinduannya. Apakah jiwaku marah apa aku menghujat jiwa yang telah meliputi diri pribadiku. Entah …
14-3-2003

Adzan
Dimanapun engkau berada jika kau mencintai Allah meski saat sholat wajib di sekitarmu tak terdengar suara adzan namun yakinlah bahwa Allah lah yang akan membimbingmu untuk mendenagrnya, karena Allah mencintaimu setiap saat dimanapun kau berada. Engkau akan mendenagr adzan yang terus terngiang di telinga dan hatimu. Meskipun kau berada di Mekah sekalipun tapi jika hatimu ditutup engkau tak akan pernah mendengar keindahan adzan di telingamu. Tapi … meski kau ada di benua Amerika yang penuh maksiat pun tapi jika hatimu dibukakan setiap saat kau akan terus mendengar gema adzan memanggilmu untuk beribadah kepada Allah swt yang juag sangat mencintai-Mu.
7-4-2003

Angin
Temaram angin membawa segala kerancuan ketika aku bertanya padanya
“ Apa angin ingin membawa cinta?”
ia berkata : “ Tak sanggup “
“Apa cinta demikian luar biasa?”
ia menjawab : ”ya”
aku semakin terdiam terdengar deru-deru angin tak kutemui segala kesombongan kenapa angin demikian suka menggenggam cinta apakah cinta yang menghidupkan angin dari siapa engkau mendapat cinta?
Jawabnya : “ Dari Allah …” dan ia terus bertiup.
13-4-2003

Dunia maya…

Sekian kali aku mengabaikanmu namun sekali lagi kau mengkhianatiku
seperti rekan sejawatmu yang menyaru dengan pekik seram di depanmu.
Kau telah menebarkan benih ketakutan yang menakjubkan mata memandangmu ...
Lidahmu menuturkan kisah manis berbalut duka yang menggerogoti egoku
Masalalu manusia kau jadikan begitu bersinar terang seakan
mengalahkan segala harapannya.
Aku sekali lagi bermain-main dalam angan yang terlalu bodoh tentangmu
oh, dunia mayaku yang bertebaran di jagat raya kau menodai kepercayaanku padamu.
Kapan lalu aku terjatuh ke jurang kengerian
yang diakibatkan dunia nyata yang sempurna
kapan lalu pula aku memohon bersimpuh di kakimu, dunia maya …
mencari arti penting sebuah pertanyaan hakiki manusia.
Aku terhinakan oleh dunia nyata kusangka kau akan menolongku mengembalikan kejatuhan diriku yang menghamba di dasar jurang kehancuran itu.
Cermin-cermin itu melukaiku menyamarkan menjadi seuntai mutiara berpisau ganda.
Kau benar-benar pedang bermata dua, dunia maya.
Aku sempat mencintaimu namun kau juga telah melukai aku.
Kau rajam aku bagai pelacur jalanan yang mencoba bertobat pada Ilahinya.
Kau telah meneriakan sesuatu yang memekakkan telingaku.
Kau lukai aku bagai seekor anjing hutan yang menggigit mangsanya tanpa ampun.
Kau bagaikan setan yang meratap kehilangan Tuhannya.
Kau bagaikan serigala malam yang menyamar menjadi domba yang mengembik memohon belas kasih manusia penggembala.
Kau membuat aku menangisi sesuatu yang tak masuk akal sepanjang malam ini.
Sekali lagi aku membencimu dan bermaksud berpisah dari kesombonganmu
Dunia maya … ternyata kau mengkhianatiku lagi …
kukira kau akan berbaik hati padaku ternyata …
oh, sungguh kau tendang aku yang sedang mendaki di gunung asa
aku terjatuh … sekali lagi kau buat aku kehilangan harapan,
lantas dunia macam apa lagi yang harus aku pilih untuk mendamaikan hatiku …
Jawab dunia maya!
Jangan hanya kau lukai aku dan pergi begitu saja.
Aku bukan benda mati.
Aku menghinakanmu tapi tidak untuk mengejarmu.
Aku membencimu yang tidak mempedulikan perasaan manusiawiku, dasar mesin!
Dunia maya, tidak tahukah kau akan kekagumanku padamu dan ironiku membencimu …
aku menantangmu untuk bertarung menatap hari esok …
aku menginginkanmu lebih manusiawi, dasar mesin!
04-10-2008

firasat jiwaku

Samakah
Puasa ramadhan dimulai detik akhir imsak tadi
aku mengucap syukur entah aku merenungkan apa jiwaku melayang
apakah sama Ramadhan disini dengan di Jalur Gaza
lebih menggelora siapa semangat jihad kita, mereka atau aku?
Pertanyaan itu membayangiku namun aku belum akan menemukan jawaban yang pasti.
1 ramadhan 1425

Mencari Tuhanku
Tuhan dikala sendiri aku merenungkan-Mu berdiam di antara pokok-pokok jiwaku mengejar pendaran cahaya-Mu terkatung-katung dalam keremangan sepi hanya mengenangkan-Mu kalbuku melemah rapuh dan damai aku memohon sekerat kasih sayang aku terbelenggu oleh duka tak kentara menangisi kebodohan manusiawiku sering aku terasing di tengah ramai sering aku kosong di tengah tawa aku hanya terpuruk jauh dari-Mu. Tuhanku aku begitu ingin bersama-Mu aku begitu takut sendirian.
Tuhanku secercah damai menempatkanku dalam lembah kemuliaan dan tak lagi kurasa sedih meski kehampaan selalu merajai semua mungkin menghujatku mengharamkanku masuk jauh dalam dunia manusiawi mereka dan aku hnaya terjebak lingkaran-lingkaran jaman yang berkubang di kaki-kakiku.
Tuhanku kesendirian ini kian kali menakutkanku sering aku diterjangnay bagai sembilu sering kutemui cahaya yang kian menjadi bayangan hitam dan bayangan itu makin menelan cahaya namun semua demikian lazim tawa manusia tetap keras terdengar. Tuhanku di tenagh tawa itu hmaba sendirian aku ingin kembali menjadi seorang hamba, hamba-Mu saja.
Tuhanku sering hamba menyenangi kebohongan namun seringkali pula hamba membenci kebohongan itu lembah-lembahnya demikian sunyi, kotor, gersang dan menjijikkan aku kian sendiri ditengah tawa itu sering hamba menemukan-Mu disana ditengah keramaian yang sepi itu aku menemukan tawa-tawa lahir manuisia namun hati mereka tidaklah tertawa aku menemukan wajah-wajah malaikat manusia namun jiwa mereka tetaplah iblis! Kebohongan tetaplah kebohongan nurani tetaplah bermata hati.
Tuhanku di tengah malam selalu aku mencari-Mu namun kebodohan telah merasuku begitu dalam tanpa-Mu sungguh tercerai berai aku ini kapankah seorang aku bisa menjadi seorang hamba? Kapankah Tuhan?
21-12-2004

Temaram cahaya
Sosokku mengharu di antara temaram cahaya berpendaran seakan mencari induknya aku kian lapar tersudut dan haus oleh dahaga ini bukan pengertian duniawi aku terpesona kelam cahaya yang terpuruk dalam tekanan jiwaku aku masih meratapi pengharapan sisi lain diriku memberontak tangan jiwaku terkepal erat menampar segala arah terpendar bersama cahaya aku merasa suram duka melegakan dahagaku akan bahagia duniaku aku terpojok di antara dua cahaya berbentur diam meski kugapai cahaya-cahaya itu aku makin sendiri dengan angan yang kian menyudutkanku mataku kian menghakimiku akan ketakutanku akan baying-bayang kesedihan di amsa depan aku kian menjadi pembanding antara masa lalu dan masa depan aku telah menjadi masa sekarang yang sangat menyedihkan kenapa mereka kian kali membebani aku dengan kebimbangan masa sekarang aku telah menjadi perantara yang aneh.
Tertawa dan menangis sendiri dalam jiwa batuku … kenapa?
Kenapa tatap mata itu kian memenajraku … siapa yang akan menjadi pembebas jiwaku akankah di datangkan untukku sang pembebas jiwaku yang dikurung tatap mata jiwanya … apa arti kehadiarnmu bagi hidupku.
Aku tak menyadari permainan waktu ini terus tak mampu menyadari sendirian berpelukan bersama gelisah jiwaku merana jiwaku mendamba sesuatu yang berjalan dalam tidur di masa lalu.
26-3-2005

Kaca-kaca itu
Aku seperti kaca dalam temaram cahaya mungkin aku tersudut merenung dan tercenung berputaran duka dalam sendiri aku terus betebaran dalam asa menyayat hatiku sendiri menungguimu seperti hantu diirmu dalam sosok tak berdayaku aku kian kali tak mampu melepaskan diriku berputar sendiri seperti rotasi bumi terpatri kuat dalam bayang-bayang jiwamu.
Tuhan dimana Engkau! Aku seperti kaca-kaca buram yang terangkai terlalu kuat dan nyaris retak dimana mesti kugenggam bunga-bunga milik cahaya kadang aku enggan meratapi namun keberpasunagn kian membimbingku seakan menjadi petunjuk spiritualku dalam mengarungi keterasingan ini aku meratapi dan semua meninggalkanku terpuruk dalam kepakan sayap-sayap kelam kematian nuraniku terlanjur aku tediam dalam kubangan angkara itu namun tangan-tangan nasib mencengkeramku kuat merobohkan kaki-kakiku meruntuhkan keyakinan awalku tentang arti sempurna namun Tuhan kembali mengulurkan tangan-Nya.
Tersenyum ulang padaku pada kekosongan aku dan kembali aku sendiri termenung dalam kotak kebisuan yang disediakan-Nya untuk aku.
Tak ada duka dalam jiwaku aku terus tenggelam dalam pengertian jiwa cinta milik-Nya. Bagi semua manusia yang kukenal apalah arti kebenaran?
Sering kudengar definisinya namun semua itu omong kosong mungkin itulah wujud kebodohan itu sendiri semua makin menjadi tak berkeyakinan mereka hanya meratapi kepalsuan aku sering mendenagr keluhan mereka tapi semua bohong …
14-4-2005

Status biner
Semua mengatakan tentang status kebenaran namun sebenarnya mereka hanya menyuarakan kebenran dari status mereka keterpurukan sering membuat nurani buta apakah si kaya hanya meniduri si kaya apakah si tampan hanya mencintai si cantik berduit ini bukan pengertian harfiah apakah itu keadilan apakah itu yang disebut ukhuwah apakah itu yang disebut kesempurnaan bahwa masalah fisik tetap menjadi utama apakah bisa manusia terbebas dari belenggu urat-urat penjara bernama fisik dan kebendaan?
Materi tetap menjadi pengganjal otonom manusia dalam mencari jalan cahaya menuju penghambaan pada Tuhan bukan hanya pada jaman jahiliyah pada jaman pra Islam dimana posisi budak dibawah standar manusia tapi era kini segala pemberontakan atas klaim status materi itu tetap menjadi mahkota mutiara.
Omong kosong tentang semua arti persamaan derajat itu semua orang pada prinsipnya hanya memuja keindahan materinya demi kelangsungan hidupnya hanya menyadari perolehan kematiannya kapan sebagai manusia aku terbebas dari perbudakan dan keterpasungan hakiki itu … atau mungkin semu … aku pun tak akan mampu menjawabnya sekarang …
15-4-2005

Benang kusut
Berkelana dalam ruang waktu mungkin sedang kualami
menapak kakiku di atasnya sesuatu menggiringku dengan gigih
dan pasti aku terbebas atau hampir terbebas
seperti untaian benang kusut yang terurai
aku tersenyum di sudut keremangan jiwa
kiranya kutahu ini namun tak kujamah dengan dua tanganku
aku masih terbelenggu suatu ketakpahaman mungkin aku bermimpi …
23-4-2005

Perpaduan rumit
Menghadang gelombang jiwamu
aku tak paham atas tarikan electron-elektron itu
aku serasa diterbangkan menabrak dinding-dinding sumur electron
aku tercebur dan tak mampu bernapas
inikah tarikan electron sebuah perpaduan rumit. Entah …
23-4-2005

Diantara eter
Gelombang jiwamu terkirim diantara eter
tersembunyi disana dengan kapas-kapas doamu
membenturkannya ke dinding-dinding keabadian
berusaha menyentuh kaki-kaki langit jiwaku yang lain saat itu …
tak kupahami dan kini telah kugenggam gelombang pantulan jiwamu
setelah sekian waktu bertaut
aku tak bergeming terdiam dan tersenyum
kutajamkan jiwaku dan mentransfer gelombang jiwaku
entah bertabrakan dengan gelombang apa saja di eter sana.
23-4-2005

Gelombang jiwa
Pikiran manusia itu semacam gelombang bukan partikel atau mungkin partikel.
Ah, kalangan fisikawan pun masih kebingungan mencari jawab ketika seseorang berpikir, mengenang, merindu atau berbicara tentang orang lain pada saat itu manuisa mengirimkan sinyal otak … gelombang itu terus meninggi berbenturan dengan banyak halangan di angkasa.
Jika gelombang itu mendapat tanggapan atau respon gelombang itu akan berada pada frekuensi yang sama pada saat itu dua orang manusia ‘adam’ dan ‘hawa’ berada pada wilayah gelombang yang sama dimana mereka mempunyai jiwa yang sepaham dan mungkin mereka saling memikirkan satu sama lain pikiran hati jiwa nurani manusia itu seperti gelombang berjalan merambat dengan sabar tabah dan tegar melampaui banyak halangan dan rintangan menggapai satu titik tujuan kemanapun dia menuju.
Apalagi jika gelombang jiwanya hanya tertuju semata kepada rangkaian cinta-Nya pasti menghasilkan pantulan yang sangat luar biasa seakan tanpa filter tanpa halangan.
Dia langsung membalas transfer gelombang jiwa manusia alias doa dengan gelombang bersinyal lebih kuat karenanya benar jika kau berdoa pada-Nya Dia akan mengabulkannya seperti itu perjalanan gelombang karena itu jangan hanya mengirimkan sinyal gelombang pada manusia saja tapi pada Sang Pencipta Manusia.
Apalagi jika sinyal itu hanya untuk meminta urusan dunia
dan mengesampingkan akhirat … seharusnya para pengirim sinyal paham akan hal itu juga orang-orang Fisika yang jelas lebih tahu apa itu hakikat gelombang partikel dan sinyal elektronik dari otak manusia.
23-4-2005

Terimakasih dari neraka
Kutatap kau namun terang telah menjadi semangat baruku aku bagai ratusan kelopak bunga jiwa yang terkelupas dan terbang berpendaran tertiup angin hanya denagn menutup jiwaku untukmu menjadi semangat jiwaku. Aku serasa menjadi manusia (lagi) aku telah sekian lama kau penjara dalam jiwamu tali-tali itu terlapas dari tangan, kaki dan tubuhku terimakasih kau mau melepasku meski kau lemparkan aku ke neraka kehancuran sendirian, sunyi dan terluka aku tersenyumdamai bahagia telah menjadi pakaian baruku meski itu kotor dan jelek di matamu bukan kebohongan cinta semu yang kau sanjungkan yang demikian mewah. Kau tatap aku dari atas jembatan yang menaungi neraka jatuhku. Diam tanpa kata aku berlari. Tertawa bahagia. Akhirnya kau bebaskan aku dari ‘surga’-mu. Terimaksih atas segala tatap dan senyummu padaku.
7-5-2005

Kau
Haruskah kau menjadi rantai belenggu baruku …
aku lelah telah kutitipkan jiwaku,
perasaanku, orang-orang yang kucintai pada-Nya termasuk kau … meski kau tak paham mengguratkan tarian-tarian pena dalam hati-hati milik kita
membuatku mengenalmu sang raja filasafat-ku.
Kau telah meraih satu kekosongan jiwaku mengisinya
dengan diskusi edan kita tentang Definisi Aku.
Aku terjajah kembali. Aku mempersiapkan diriku sebagai tawananmu.
Aku memperbudak lagi mata jiwa dan pikiranku. Entah kau …
7-5-2005

TRILOGI CINTA TRILOGI CINTA TRILOGI CINTA TRILOGI
Tertusuk Duri Cinta
Kedamaian cinta terbilang lembut dalam cermin jiwa
aku kerapkali menatap untaian kepingan jaman yang menyatu dalam kelopak-kelopak jiwa.
Aku telah menjadi satu kebanggaan semu jiwa cinta silau tertutup damba yang tak mengerti makna hakikat aku terperosok dalam lubang hitam tanpa ujung hanya kegelapan yang berani menaungi sosok hampaku sosok kering yang mendamba dekap cinta dalam derap kegelisahan yang disuarakan ratusan mutiara keabadian sebuah kata kenangan indah tentang kepastian yang memiliki daya tarik memilukan sesuatu yangsering disebut cinta.
Hanya cinta itu terlalu duka dia memiliki duri-duri tajam dibalik sikap lembutnya yang terbagi dalam kelopak-kelopak murni sebuah kemuliaan sering kutemui hatiku tercabik dan berlumuran darah putus asa aku hanya melihat jauh kedepan dan memukul-mukul dinding tebal di depanku namun hanya suara gemaku bersahut-sahutan dan hanya kutatap satu warna dalam dinding berduri itu yang kian kali terus mendesak aku dalam kotak hitam itu. Hanya kegelapan … Aku telah tertusuk duri-duri cinta dalam kotak hitam merenung dalam kegelapan tak abadi yang suatu saat terbangun dari tidur panjangnya.
Itulah aku … hanya saja sakit sekali duri-duri itu.

Memuja nama rahasia
Aku termangu menatap lapisan jiwa tereblenggu dalam kaca-kaca hati kiranya dia mengntip dari sana aku telah mempermainkan jiwaku terpedaya dalam jutaan nama tanpa kata aksara telah menjadi tabiat buta bagi putaran-putaran penaku aku terbelenggu lagi kegelisahan sering membimbingku kearah kehampaan yang tak aku pahami dalam temaram cahaya kelabu aku terdiam merenungi cahaya makna hakikat dibalik pemujaan itu akankah kata hatiku terturutkan oleh pesonamu sungguh aku pun kian melara merana dalam pasungan ketidakabadian yang disuarakan oleh samar-samar kebimbangan jiwaku. Jiwaku terberai menjadi sekecil electron berkelana dalam ruang-ruang eter mengangkasa membisikkan kepiluannya sendiri aku telah terjebak oleh rasa takut yang tak aku pahami aku seperti berjalan tanpa arah aku perlu dituntun dengan tongkat ketika menyeberangi jalan-jalan rumpil yang tak aku pahami sungguh acap akli kutemui namamu bersemayam di hati namun terus kusurutkan dan aku mengalah karenanya memilih berduaan bersama rasa takutku sendiri bergelimang dalam asa-asa yang tak memahamiku aku seperti pengelana yang tercebur dalam samudra luas tanpa ujung dimana pun air … dan aku menggapai-gapai berrenang sendirian … memang hanya dangkal samudera itu namun aku berenang tanpa arah tanpa kepastian dan aku tak mendapatkan ujung akhir yang sebenarnya kudamba sepi kusematkan namamu di hatiku yang dalam demi memuja sebauh nama rahasia yang makin tak kupahami apa arti semua ini siapa dirimu aku pun tak memahami namun terus kucoba memanggil namamu aku memuja sebauh nama hanya nama rahasiamu cinta …

Menyandang cintamu
Disisi ini aku memandangmu terbelenggu dalam untai duka kepalaku terkulai dalam temaram sunyi jiwaku terpasung aku dan aku hanya memandangimu menyandang cintamu saja terbelenggu aku dalam duka yang tak kupahami aku menatap kebohongan dalam deru angin yang menawanku selama ini aku telah menipu keabadianku sendiri kemarin baru kulihat kebebasannya yang tak aku inginkan sekian kali kupandangi kepak-kepak sayap dalam keagungan abadi sebuah kesenduan aku mendenagr suara-suara sumbang dari kerinduan jaman yang disuarakan oleh dawai jiwamu. Apa yang terjadi denagnmu? Seperti apa keinginan jiwamu? Sering kumenanyakan pada gugusan awan di langit malam namun kau tak pernah muncl segan aku menemuimu lagi tapi … menyadang cintamu sangat berat kurasa namun aku makin tak sanggup sehingga aku lepaskan kau … dan aku terjatuh di kubangan kotor yang menyakitkan namun aku tersenyum terimakasih … dan aku berlari menjauh.
16-6-2005

TRILOGI KASIH CINTA TRILOGI KASIH CINTA

Dimana Engkau …
Dimana Kau ketika aku mencari-Mu Tuhanku … aku sendirian terluka dan sakit sering aku menatap kekosongan kabut-kabut jiwaku aku tak menemukan-Mu disana apakah jiwaku demikian kotor sehingga aku terbelenggu duniaku aku terlalu mengagungkan duniaku aku terlalu sombong dalam mencintai-Mu aku etrpuruk kenapa Tuhanku … jangan pergi dari diriku sering aku mencari-Mu menunggu-Mu disini dalam kesendirianku aku takut menangis sendirian dimana Engkau, Tuhan air mataku berjatuhan di atas sajadahku sujudku lama disana guna menemukan-mu lagi terus kucari Kau dengan dzikir-dzikir panjangku Tuhanku aku manusia rendah yang bergelimang dosa debu-debu jaman ini meliputi sekeliling duniaku aku terpedaya oelh kebohongan itu. Tuhanku kujatuhkan dahiku ke atas sajadahku aku masih belum menemukan-Mu tapi aku tak menyerah aku bertekad terus mencari-Mu dimanapun aku ingin menemukan-Mu lagi.
16-6-2005

Senyuman-Nya
Aku melihatmu jatuh terpuruk bersimpuh di hadapanku mengaduh dan megiba mengatakan : “ apakah arti cinta jika tak bisa disentuh?”
pengertian macam apa tenteng cinta yang kau sanjungkan kutampar kau dan tak kutemui sedihmu kau berputus asa kau mengiba namun rasa kebenaran pada dirimu sendiri menghalangi pengakuanmu akan adanya cinta-Nya padamu.
Tahukah kau Dia sedang melihat kau dan aku … Tahukah kau Dia sedang tersenyum padamu.
Kenapa … Kenapa kau abaikan senyuman-Nya padamu?
Titilah jalan lurus itu kembalilah pada-Nya jalan itu demikian indah dan damai akan menyergapmu tanpa ampun jangan menaruh prasangka buruk pada-Nya sanjunglah Dia dalam kesendirian kagumilah ciptaan-Nya dalam keramaian cintailah Dia dengan ikhlas cobalah berdamai denagn nuranimu sendiri menapaklah di jalan ibadah manusia kau dan aku tercipta untuk beribadah pada-Nya ratapilah cinta-Nya tobat adalah syaratmu mnedekat kembali pada-Nya. Tahukah kau senyuman-Nya telah menyapamu jangan kau berputus asa tak ada istilah dosa abadi ampunan-Nya itu seluas langit dan bmi meski dosamu memenuhi langit sekali lagi tidak kekasih kembalilah kepada Kekasih abadimu sehingga kita bisa bebas bercengkerama dalam Cinta sejati yang diridhoi-Nya renunganmu pasti didengar-Nya biarkan Dia membelai lembut jiwamu biarkan Dia membuka mata hatimu Hanya Dia Maha Menghidupkan segala hati.
For I di Medan

Ketika aku jatuh
Kapan lalu aku berlarian di tengah mega-mega bersemayam dalam pucuk-pucuk kehidupan berkelana dalam buluh-buluh kerinduan bercengkerama bersama butir-butir air mata dan aku terjerat angan-angan itu sekarang di tengah deraan sepi.
Terpesona diriku di tengah pawana hampa aku melihat dukaku di mata orang lainmanusia lain mengajariku tentang duniaku dunia yang kugenggam sendirian aku menemani diriku dalam lembah kebimbangan meratapi ketakutanku dalam tawa aku terjatuh dalam sahara keterasingan sendirian bersama desah angin sahara menyalurkan kedukaanku dalam temaram hitam hatiku aku meratapi apa … kekosongan telah menderaku mendakwa aku memenjara duka namun aku bersepuh bahagia kehampaan kembali melekangku menemaniku dalam hatinya aku dan kedukaan telah dihibur bahagia namun rasa takut terus bersemayam aku menapaki perjalanan aneh ini dalam dunia yang makin kurasakan asing di tengah pekik jerit tawa bahagia manusia sering kurasakan keterasingan sering aku menjadi pecundang bagi diriku sendiri sering aku melawan diri pribadiku selalu kau mempunyai seteru abadi yaitu diriku sendiri kadang aku pun menantnag diriku sendiri menampar bayangan jiwaku dan bercerai berai dalam temaram gelapnya jiwa aku tersudut diam dalam sendiri bertanya pada jiwaku tentang aku bertanya pada egoku tentnag aku selalu aku menjatuhkan diriku sendiri dalam lambah kebobrokan jiwa. Aku tak memberi kesempatan pada hatiku untuk memberi secercah cinta pada jiwaku aku telah lama membunuh jiwaku aku telah lama terblenggu oleh diriku sendiri namun aku sadar ketika aku jatuh ada Dia yang menolong menggenggamku dengan Tangan-Tangan Perlasa Tak Terlihat-Nya namun ada …
27-6-2005

TIGA MASA TIGA MASA TIGA MASA TIGA MASA TIGA

Masa Laluku
Aku betebaran bersama anganku mendesak mimpi-mimpi berpelana kegelisahan dan mendulang ratusan kepedihan tertawa dalam sekeping gelisah tak berperi bersandar dalam asa yang makin terbelenggu meratapi aku dalam gugusan kekeringan tanpa batas itu angan itu memiliki kisahnya sendiri keabadian telah meniti jalannya masing-masing aku berkelana sendiri namun sebenarnya aku tak sendirian Tangan-Tangan Nasib Tak Terlihat kerap menangkapku menatap dengan lembut aku sering terjatuh tergelincir tanpa aku paham apa arti segala keputusasaan itu sekian kali tergelincir aku ditolong-Nya Dia mengajari aku akan makna sejati hidup dan mati bahwa mati pasti mutlak menjdai keabadian manusia namun kerahasiaannya tetap manjdai milik-Nya.
Masa laluku tak kusadari kepedihannya aku selalu meratapi kejatuhan dan kegagalanku dalam hal dunia sesuatu yang sangat menggoda semua manusia tergoda oleh keindahannya sering aku terbelenggu rantai-rantainya dendam dan memaafkan kesalahan orang lain sekarang aku mencoba memaafkan dengan mematahkan rantai-rantai itu dengan keikhlasan.
6-9-2005

Masa sekarangku
Aku meniti tangga kedua dalam hidup anak-anak tangga yang tak kumengerti makna-maknanya … sering aku melihat wajah-wajah topeng tak berdosa milik mereka dibalik kedukaanku atau dibalik kegembiraanku aku bagai menemui awan-awan jiwa tertata rapi dalam barisan damai angkara murka nafsu rendah telah mengambil alih semua jalan tengah dan belakang mapun jalan pintas uluran-uluran tangan mereka terarah kepadaku namun tak mampu kugapai aku berdiam dalam kegelisahanku sendiri berkelana pada alunan nada kekosongan tak kentara demi apa mataku terpesona akhir hidup manusia adalah pasti, khusnul khotimah yang tak pernah pasti … manusia kini berharap apa duka telah menjadi sarang masa lalu yang terbelenggu aku menemukan masa sekarangku dalam wujud keikhlasan tanpa batas aku mencoba meraih benang-benangnya aku meniti jalan-jalan itu dalam kegelapan yang menyakitkan semua orang mungkin memaki mencercaku dengan argument kebenarn mereka namun kau tetap tegas dengan senyumku karena aku percaya Dia sedang tersenyum padaku.

Masa depanku
mataku terpedaya oleh ratusan duka kutatap jajaran asa didepan mataku mungkin aku makin terpedaya kadang aku tak tahu makna terpesona dan terpedaya semuanya sama dimata lahirku sering aku melamun mengangankan sesuatu yang tak pasti berkelana jiwa nuraniku sendiri melanglang diantara pucuk-pucuk makna kehidupan mencoba memahami hakikat hidup di sisa usiaku ini aku telah belajar dari masa lalu dan masa sekarangku demi menanti masa depan yang pasti dan tak akan abadi tawa dan tangis tetap akan kulihat didepanku dari siapapun tentang apapun di masa depan meskipun dan aku telah belajar bagaimana menyingkap dualism-dualisme kehidupan itu mungkin di masa depan ini aku lebih bijak menghadapi dan memahaminya meski harus aku berseteru denagn anganku sendiri menyangkal segala mimpiku bersemayam bersama realitas yang ada waktu banyak mengajari aku arti sabar dan menunggu. Dialah kunci pembuka segala akhir angan manusia manusia boleh mengejarnya seumur hidup namun tak akan bisa menangkapnya.
9-9-2005

Al-Aqsho
Bulir-bulir kerinduan pada lantaimu membuat jiwa kami mennagis
ingin kening kami bersujud di lantaimu, Al-Aqsho
meski hujan peluru menerpa meski lantaimu memerah
oleh darah mujahid-mujahidmu
kami merindu bersimpuh di masjidmu
merindu untuk bercengkerama bersama Tuhan
dengan dzikir-dzikir panjang dan mutiara air mata di sudut pilarmu.
Masjid tempat Sang Mustafa di mi’rajkan ke Sidratul Muntaha
kami menangis kami merindu sakit hati ketika kau diinjak-injak
dengan ancaman setan-setan Israel
sakit hati kami mendengar dentuman ultimatum penghancuranmu oleh mereka
sakit hati kami melihat pemuda-pemudamu digelandang keluar masjidmu
hanya karena mereka ingin menyentuhkan dahinya di lantaimu
sakit … kapan sekali saja aku bisa menyentuhkan dahiku ke lantaimu
kapan sekali saja air mataku jatuh ke lantaimu
kapan aku bisa sekali saja sholat tahajud mengagungkan-Nya di lantaimu
kapan setan-setan Israel itu berhenti mengganggumu … kapan …
9-9-2005

Hakikat jatuh
Aku seperti berada di persimpangan jalan yang aneh aku sendirian dan aku terus berjuang sendirian disana memilih jalanku sendiri kapan lalu sebuah kejatuhan menghantamku keras sekarang aku belajar menilai segala segi aku mencoba berdiri tegak untuk menerima memaafkan dan melupakan segala perbuatan buruk manusia padaku sebenarnya aku lebih banyak belajar dari keburukan orang padaku.
Manusia lain yang aku temui adalah cerminan diriku sendiri monster-monstre yang kutemui di lorong-lorong itu adalah aku sendiri wajah-wajah malaikat dari monster-monster itu sering kusapa namun aku ketakutan sendiri telah kubangun jiwaku kembali mencoba kembali pada-Nya setelah aku tergelincir aku kemarin jatuh dan aku segera bangun itulah arti tobat bukannya meratap.
Manusia walau waspada tanpa berharap pertolongan-Nya hanyalah kosong.
Jarang memandang kejadian setelah jatuh tergelincir, ada yang mengeluh atau langsung bangkit. Jatuh itu bagus untuk mengajari manusia segera bangkit.
17-9-2005

Cakrawala Cinta
Cinta mendesak kalbuku sekali lagi mencerca kudengar beragam Tanya menghembuskan aku dengan pawana kekosongan abadi sering menjadi semangat baruku bahwa dunia sekelilingku tak abadi namun cinta abadi aku menambatkan jiwaku pada jerat-jerat malam yang sepi aku mata batinku berkelana menjelajah dunia tak abadi itu menyamarkan segala anganku akan segala gundah tak nyata sering kutatap gelapnya malam tak berbintang dengan hati pilu kucari jawaban atas segala anganku disana namun tak ada bertanya pada siapa aku akan cinta berpendaran pendulum jiwaku berbenturan dengan segala kebohongan dan kekosongan itu aku ingin meluruskan kembali jiwaku, hatiku dan cintaku membangun kembali segala cakrawala di kaki-kaki lembah cinta itu berdamai kembali dengan aku dalam renungan aku ingin berteman kembali dengan segala angan iut namun aku makin takut dan limbung.
Aku jatuh tanpa daya aku tak mampu bangkit mereka menginjakku dan memonopoli cakrawala itu untuk cinta mereka sendiri.
16-9-2005

Apa arti aku cinta
Aku menatap lazuardi langit biru bertemaram jutaan damba cinta bertengkar jiwaku dan nurani mencapai kata damai akan cinta aku menyenandungkan ratusan syair tentang keindahan namun hanya mampu kusuarakan nada sumbang dengan suara parau dari dasar hati dengan segala kenangan itu aku mungkin terpukau akan pengakuan cinta pada jaman aku makin gila dalam pedengaranku dengan segala uraian klasik tentang kekosongan jiwa aku tak mencoba mengulurkan jiwaku pada cinta mungkin aku menjadi paranoid untuk menebarkan rasa cintaku merana dan melara dalam naungan cinta aku cinta adalah kata-kata yang makin menjejak dalam rrelung batinku pada apa aku cinta aku belum menemukan jawab yang mendamaikan nuraniku aku mungkin hanya terus bermain bersama angan-anganku sendiri cinta adalah sebuah pengertian agung akan hidup setelah mati bukan hanya perkara duniawi dan dhahir belaka cinta adalah … pengertian aku cinta ketika kau paham kalimat aku cinta.
17-9-2005

Belahan jiwa
Aku sekian lama memuja arti belahan jiwaterus kucari-cari makna dan sosoknya dalam kehidupanku memanjakan segala putaran hatiku akan angan tak pasti apa aku menjadi tawanan penegrtian belahan jiwa yang sekian jaman kupercaya dan kudambakan apa aku memiliki jawab belahan jiwa telah menjadi doktrin alami dalam hatiku aku berseteru dengan logikaku bermain-main dengan nafsu angkaraku secara duniawi belahan jiwa bukan semacam itu belahan jiwaku mengelana jauh betebaran di langit jiwa mengangkasa jiwa dimana kau? Kenapa tak kau cari belahan jiwamu?
Aku makin sendiri dan terpuruk. Belahan jiwa, kapan lalu kau kucari di antara sampah-sampah ukhrowi yang menyaru sebagai surge dunia namun kau tak ada dan bukan wujudmu.
Aku terus mengejar bayangan indahmu diantara tawa angkara namun tak ada keputusasaan. Aku kembali berjalan di lorong sepi memasuki ratusan jalan-jalan bercabang dan kembali pada satu jalan lurus.
Aku ingin menemukanmu di jalan lurus penuh cahaya itu meski terjal belahan jiwa siapakah kau …
17-9-2005

Sebongkah batu di Gaza
Terjal … terserak … berdebu batu-batu itu pecah menjadi serpih terlumat oleh peluru-peluru tank Israel.
Bukit-bukit batu itu rata hanya hamparan pasir bertahun-tahun berabad-abad mereka telah rela menjadi saksi bisu dari jaman ke jaman sejak dari pengembaran awal Bangsa Yahudi oleh Yakub as sampai kedatangan kembali mereka oleh Musa as.
Mereka terus menuntut kemerdekaan tanah kelahiran kembali mereka menodongkan moncong-moncong artileri berat ke kening-kening bekas sujud para mujahid angin meniup kering di perbukitan menerbangkan debu-debu dari batu-batu pecah terserak rudal sebongkah batu di Gaza masih tetap menjdai saksi bisu meski tercerai berai menjadi serpihan. Air mata dan darah muslim-muslimah memandikanmu kembali kau menangis bahagia satu persatu sekali lagi bunga-bunga surge telah kembali tumbuh berserak mewangi menyirami tanahmu kembali kepada Allah.
Sebaongkah batu di Gaza samapai kapan menjadi saksi bagi ladang awal syuhada-syuhada Islam. Sampai kapan serpihan-serpihan debu itu meniup kering di antara pekik jihad dan intifadah.
18-9-2005


Hanya kau
Kering tanpa kutahu … aku berkecamuk dalam hati tak kutahu seperti apa penyakit ini meradang kutangisi ratusan kesedihan kosong tanpa kutahu apa artinya aku mengingat apa aku tertawa namun itu hanya menenteskan air mata beruraian dalam kotak aku tak athu aku menangisi apa kenapa aku terkurung penjara aneh ini inikah cinta … atau … hanya sesuatau …
For Z
10-6-2005

Aku pun cinta namun …
Aku pun cinta ketika kau menyapaku aku pun cinta ketika kau menyanjungku aku pun cinta ketika kau berkorban untukku aku pun cinta ketika kau tatap mataku aku pun cinta ketika kau denagr aku aku pun cinta ketika kau bercerita padaku aku pun cinta ketika kau menyentuhku membelai tangan kotorku namun bukan cobalah buka mata hatimu aku sudah sangat cinta ketika kau menemuiku melihatmu dan mendenagr suaramu dan wujud bahagiamu aku sudah sangat cinta aku pun cinta ketika kau menyatakan cinta padaku aku pun cinta mungkin melebihi cintamu padaku.
For I
10-6-2005

Tatapan cinta
Menyandang cintamu kurasakan bagai pengalaman spiritual yang indah hanya dengan mengenangmu kurasakan jiwa spiritualku mengangkasa diantara duka sreing aku bersemayam bahagia berselimut genangan asa yang tak tentu menjajaki jutaan makna hampa yang menyamar dalam jerat-jerat putus asa aku terbelenggu ketika aku menyandang cintamu kebebasan jiwaku berada dalam luluh jiwa prasangkamu titian asa mengepakkan sayap-sayap terburainya terbakar pedih duka hatiku melayang jatuh kea rah danau kegelisahan menenti kedukaan sendirian mengenangkan akhir sayap-sayap asa itu. Demi cinta kusemayamkan nuraniku di dasar jiwa namun sulit kuubah putaran takdir waktu. Terus aku terjerat duka. Cinta merupakan sayap-sayap terberai yang menyebarkan helai-helainya ke segala penjuru hati, jiwa dan aku memandangi jatuhnya helai-helai putih keemasan itu tanpa coba untuk memungutinya dan merangkai helai-helai sayap itu. Aku pun sudah mengenakan sayap-sayap itu entah dari mana mengepakkan sayap-sayap di kedua lenganku dan aku menatap angkasa keindahan milik-Nya dan aku terbang menukik jatuh ke angkasa memnuhi eter mengitari jutaan awan menggapai milyaran bintang menjangkau kegelapan tak terhingga dan terjatuh lagi pada satu jaman yang penuh kekosongan. Jaman penuh cinta yang mengajarkan makna-makna hakikat. Demi memulai angkasa-angkasa dan jiwa-jiwa yang etrlahir kembali dan aku tak lagi mempunyai sayap namun aku bahagia. Tertawa bahagia kiranya dukaku telah sirna dan hnaya satu bahagia tak ada lagi gelisah, takut, kecewa, penyesalan, kesedihan, duka, air mata, angkara, amarah, iri, keserahan, rakus, sombong, marah, hasut, dengki, saling memaki disana. Hanya ada cinta. Hanya ada keindahan memandangi wajah-Mu tak ada lagi kau hanya ada Engkau.
27-6-2005

Sesuatu terbantah
Jiwa spiritualku bergolak air mataku berderaian
telah kuturutkan keinginan dunaiwiku sendiri
aku hampir terjebak dalam keramaian godaan dunia di sekitarku
semua menawarkan surga dari tangan-tangan mereka dengan tawa-tawa menipu mereka
nyaris aku menegadahkan kedua tanganku pada mereka
aku pun nyaris mendamba terpuruk dalam jiwa-jiwa kerdil milik angkaraku
aku seperti berjalan sendirian melawan arus
semua orang saling teriak aku ketakutan namun
aku merasakan ketegaran yang tak pernah aku alami
aku mendengar bisik-bisik merdu memuja-Nya d
an aku kembali berjalan ke arah sana meninggalkan segala keramaian itu
menembus tirai-tirai kemunafikan yang nyaris menyelimutiku
semua orang menawarkan surga padaku
namun aku menamparnya, menghinakannya dan aku lebih memilih surga yang sejati. Surga yang bukan milik mereka
sesuatu telah terbantah dari dinding mulut-mulut mereka atas aku.
19-9-2005

Bersepakat dengan jiwa
Aku hampir kehilanganmu lagi sungguh sangat sulit menemukan dirimu lagi jiwa. Serasa aku menyelam dalam samudera tanpa ujung dengan kedalaman tanpa hingga hanya untuk mencari sebuah jarum jiwa yang terjatuh disana aku kembali bersepakat denganmu jiwaku diujung-ujung malam ini aku ingin menemukan Ilahi-ku disana mungkin aku terkesan aneh dimata-mata manusia namun aku tak menemukan sisi lain dari keanehan itu aku terpuruk jiwaku kemana aku mesti mengadu padahal kapan lalu aku bercengkerama dengan mesra sendirian bersamamu kini aku merasa asing denganmu bahkan dengan diriku sendiri sering kembali aku bertanya pada diriku sendiri tentang siapa sbenarnya aku. Aku ingin bersepakat denganmu
19-9-2005


Sifat cinta
Sifat cnta adalah ketika kau berlari menghampiri dia menjauh tapi ketika kau menjauh menarik dirimu dari area pergolakan dia menyapamu merdu. Sifat cinta adalah ketika kau menangis ia tak pernah menghiburmu ketika kau tertawa ia tak pernah merasakan bahagiamu ketika kau berseteru dengan jiwamu ia mengacuhkanmu ketika banyak mulut memaki dia hanya menertawaimu ketka kau ditinggalkan semua orang yang sebelumnya mencintaimu dia berhias diri menyaru menjadi pribadi lain yang tak kau kenali ketika kau bercermin padanya dia menhitamkan jiwamu. Sifat cinta adalah seperti angin kering di padang gersang tanpa air hanya fatamorgana denagn pengertiannya tentang belahan jiwa yang nyaris sukar ditemukan jika cinta hanya kau sifati secara naluri secara nafsu. Ia tak memenuhi anganmu denagn kenyataan namun hanya berisi angan kosong yang terlalu menipu. Sifat cinta adalah diam yang tak kunjung memiliki jawab yang sesuai bagi segala kegelisahan jiwa manusia. Sifat cinta yang sejati adalah Asmaul Husna memuja-Nya saja.
19-9-2005



Bahagia adalah …
Bahagia adalah tidak menurutkan segala keinginanmu pada dunia. Bahagia adalah tidak mengaharap segala angan di kepalamu. Bahagia adalah tidak mengikuti segala kemampuan nafsumu. Bahagia adalah mengetahui bahwa nafsu boleh besar namun penegendalian diri harus lebih besar. Bahagia adalah ketika melihat dirimu mampu menghargai diri sendiri dan orang lain. Bahagia adalah keikhlasan dalam mencintai-Nya tanpa syarat dan tanpa meminta surge belaka. Bahagia adalah mengetahui bahwa Dia adalah Maha Segalanya. Bahagia adalah mengetahui bahwa segala kesulitan yang menghadang bukanlah halangan untuk berhenti berharap pada-Nya bahwa segala dosa yang diperbuat akan memperoleh ampunan-Nya bahwa segala cinta yang digenggam manusia tidak hanya akan berakhir menjadi seonggok sampah berupa nafsu hewani di ranjang. Bahwa manusia hanyalah milik-Nya. Bahagia adalah memahami bahwa hidup tak hanya di dunia tapi semua orang akan menuai hasil disana di alam akhirat. Bahagia adalah bila manusia meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Bahagia adalah saat bertemu dengan-Nya.
19-9-2005

Menunggu
Setiap saat menunggu telah menjadi bagian hidup manusia apa yang ditunggunya ketika dalam alam rahim menunggu ditanya oelh-Nya ketika itu apa yang dijawabnya jika ia menjawab : “ Ya, Engkau Tuhanku. “ maka ia bersiap menunggu untuk dilahitrkan ke dunia. Sang ibu menunggu tangis bayi terbersit semua itu menunjukkan bahwa menunggu telah menjadi bagian hidup manusia manunggu adalah milik waktu menunggu bayi tumbuh dewasa menunggu adalah kata keabadian manusia manusia selalu merasa takut dan kecewa karena menunggu takut jika yang ditunggu tak sesuai harapan karena orientasi manusia hanya dunia manunggu lebih banyak dialami sendiri oleh manusia pertanda manusia terbiasa sendiri aku tak terbiasa menunggu tapi aku pun tak pernah bisa memahami hakikatnay ketakutan bila sendirian menunggu. Dunia lebih banyak susahnya daripada senangnya. Kegelisahan saat menunggu hanya didapat manusia di dunia. Takut menunggu kematian bila manusia paham hakikat menunggu dan tahu apa yang harus dilakukan selama menunggu, memohon pada Tuhannya. Tak aka nada sesal, takut, gelisah karena manusia telah siap menghadap-Nya. Menunggu kematian dengan menggenggam erat ridho Allah.

Hatimu patah
Disudut pagi ini aku merenungkan kehampaanku sendiri berkelana bersama duka menapak kerinduan tak terbantah. Kerinduan pada apa kadang hatiku terbakar bara apinya demikian besar meluluhlantakkan diriku dalam kubangan api angkara. Aku terpatah hatiku terbakar bara api angkara. Kutatap kau dari sudut nuraniku terpedaya aku namun tak mampu aku menangkapnya berkali-kali aku menepis jutaan sedihku yang meradang. Hampa telah memiliki dunianya sendiri bertemankan duka dan memasung segala asa. Aku etlah menghambakan diri pada kehampaan bermain-main dalam gelisahku sendiri. Aku telah bermain-main dalam kepiluanku termakan oleh segala prasangka ke dalam lembah keputusasaan itu dimana mesti kucari jalan lain yang mendambakan itu. Kuingin menemukannya tak lagi berkelana dalam sepi bercengkerama bersama ratusan kelopak jiwa milik keraguan telah merajam namun rapuh telah merayu rindu mendayu dalam untai kegalauan aku telah bermain dalam anganku sendiri tersudut dalam kepulan asap kebimbanganku sendiri air mata telah meleleh.
26-9-2005

Ketika manusia
Ketika manusia mulai meragukan arti dunia disekitarnya dia telah mencampakkan jiwanya dari keinginan mendekap dunai ketika manusia mulai meragukan arti cinta dalam kehidupannya ia telah bersiap kehilangan jati dirinya. Ketika manusia mulai meragukan arti setia ia telah menuju keterpasungannya akan jiwanya sendiri. Ketika manusia meragukan makna tatapan mata hatinya maka ia telah membunuh jiwanya sendiri. Ketika manusia meragukan adanya kepercayaan pada dirinya sendiri maka ia telah kehilangan kebebasannya mempertahankan impiandan kata hatinya. Ketika manusia meragukan orang yang dicintainya ia telah menjadi sosok pembangun bagi kegelapan hatinya namun ia menemukan sisi terang lainnya yaitu cahaya meski redup yaitu kelmahannya sendiri. Ketika manusia meragukan ketegaran hatinya ia telah menjadi sosok dilematis. Ketika manusia meragukan kekuasaan Ilahi saat itu tunggulah kehancurannya, kehilangan arah, buta meski matanya melihat, tuli meski telinganya mendengar, bisu meski mulutnya berbicara. Ketika itu tunggulah kegelapan kehidupanmu. Tunggulah saat-saat kau menjadi bangkai berjalan saat-saat kau jauh dari-Nya.

DON’T READ

Faqir
Aku dilahirkan ke dunia dengan mengadakan perjanjian dengan-Nya pada 6 Juli sekarang sudah 20 tahun lebih aku hidup di dunia tapi aku ttap merasa faqir, miskin dan menagalmi kerugian. Aku faqir dan bodoh sejak kecil aku di ajari untuk mengucap syahadat, kalimat persaksian. Aku bisa mengucapkannya dan mengetahui arti terejmahnya,
“ Aku bersaksi bahwa Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. “
Aku menjalani hidup, beribadah sepanjang hidupku, berpuasa, sholat dan membaca Al-Qur’an tapi aku tetap tak mengerti makna hakikat itu semua. Semua persaksian yang diucap di mulutku. Setelah 20 tahun aku berpikir apa jadinya aku jika tak dilahirkan dalamkeluarga muslim? Apa setelah 17 tahun aku akan bisa menjadi mukmin? Itu terus menjadi bahan renungan dan peikiranku sampai hanya satu yang coba kupahami. Satu kata dan aku menangisi kebodohanku yaitu Allah.
Ya Allah apa jadinya jika Engkau tidak member kemurahan dan petunjuk pada hamba? Bisa-bisa hamba tidak mengenal-Mu jika kesadaran ini terlambat. Apa jadinya jika mengucap satu nama keindahan Allah swt tanpa tahu makna keesaan-Nya. Segala hal tanpa pengetahuan adalah kosong. Jika beribadah hanya sebagai syariah tanpa pengetahuan hanya menimbulkan fanatisme kosong.
Keseimbangan antara hukum dan pengalaman, antara pengetahuan dan tindakan, antara praktek dan teori. Apa jadinya jika kita hanya pintar berteori tanpa bisa praktek? Jika beribadah hanya mengejar aspek formal lahiriah tanpa mendalami makna ruhaniyah. Apa jadinya jika kita mengerti syariah tanpa mengenal akhlak yang mulia, hanya akan melahirkan serangkaian penipuan. Orang-orang yang merasa telah memegang kuat syariah kadang hanya sekedar tahu sepenggal nikmat.
Apa jadinya jika kita jadi orang yang cepat puas saat beribadah? Amatiran saja! Cepat berbangga atas sedikit pencapaian diri, itu sifat pecundang, merasa diri lebih tinggi dari orang lain. Sebuah kesombongan terselubung padahal dosa pertama, dedengkot dosa adalah sombong. Iblis diusir dari surge karena sombong. 20 tahun hidupku tapi aku tetap merasa faqir. Aku tetap merasa haus dan dahaga. Maaf ya Allah!
Aku sering berpikir tentang John Walker Lindh seorang muslim-mukmin Amerika Serikat. Kok bisa?! Saat usia 16 tahun ia masuk Islam setelah pada usia 13 tahun melihat situs Islam di internet. Dia sendirian sebagai mukmin ditengah Negara yang bobrok moralnya. Aku tak habis piker --- dinalar pun tak bisa. Usianya setahun diatasku --- 21 tahun. Baru 5 tahun ia memeluk Islam tapi dia sudah bisa mendalami Islam secara luar biasa melampaui syariah dan tarekah --- tanpa hidayah-Nya tak akan bisa. Ia hapal Al-Qur’an 11 juz! Memang hidayah dan keimanan bukan sesuatu yang bisa dinalar tapi apa yang dicapainya membuatku malu.
Aku iri dan cemburu padanya. Aku yang sejak kecil diajarkan Islam tapi --- tetap tak mengerti tapi dia mengenal Islam baru 5 tahun, sudah demikian luar biasa. Aku iri, aku merasa ditampar oelh senyumnya saat ia tampil dalam borgolan polisi Amerika Serkat pada 10 September 2002 lalu --- di TV. Kok bisa?! Aku merasa tolol padahal aku lebih dulu memeluk Islam --- 20 tahun lamanya tapi dia …
Oh --- Ya Allah … apa artinya?! Alangkah faqir hamba-Mu ini …
19-2-2003

Puisiku tidak etis
Kapan lalu kusalahkan banyak karyaku --- puisi biasa tidak berbobot tidak bisa dikirim untuk cari uang. Kata siapa seni bisa untuk cari uang? Seni untuk kebebasan berpikir. Aku merasa bebas, bebas dan bebas begitu aku menulis puisi dan cerita sepertinya aku manusia tanpa ikatan. Aku bisa pergi ke Italia, Prancis, New York, Kairo. Aku bisa tampil dalam banyak karakter. Aku tak peduli apapun yang mereka katakana. Aku menulis hanya untuk mencari penegasan diri untuk kebebasan diri meski banyak orang menertawakan tapi aku tak peduli.
Aku ingin menjadi orang hippies yang bebas dan tanpa beban. Menjadi diri sendiri tak mau diurus orang sok tahu tentang hidup. Aku ingin menjadi sosok merdeka yang anti kemapanan, anti hidup glamor. Hanya menjadi seorang bebas yang menyukai seni menulis. Tak muluk-muluk jadi orang, tak usah kaya jadi orang tapi bisa keliling dunia. Sosok bebas yang coba menampilkan cara hidup bebas yang hakiki. Hidup dengan cinta hakiki meski semua orang disekekliling rusak moral dan hati tapi dia tetap tegar sebagai pusat (center) pemahaman. Ia seakan menjadi sosok terabaikan dan terlupakan diremehkan tapi penting.
Dunia sekelilingnya hancur jika tanpa dia. Dia hanya mengisi dengan kesederhanaan tawa senyum sedikit omongan nggak level tapi berbobot. Hanya harapan dari puisiku tidak etis lagi. Hanya kata ringan tanpa maksud meringankan maknanya. Orang-orang di sekitarku kadang merasa diri terikat oleh rutinitas dan target. Mereka demikian keras berpikir kalau penghidupan mereka jelek, kalau atasan marah, kalau ga bisa menyenangkan keluarga, kalau ini jelek, kalau itu jelek, kalau begini-begitu … kalau ---
Mereka terus terjebak pusaran membosankan tanpa pernah mencoba membebaskan diri dengan tertawa bersama orang lain tanpa pernah meluang waktu untuk hobi, berhenti sejenak dari rutinitas berusaha menyenangkan orang lain saja. Ya, mereka harusnya mengisi waktu luang dengan ibadah kesendirian --- sesuatu yang telah ehilangan makna penting saat ini, yang kadang tak mereka pahami hakikatnya. Apa sebenarnya arti ibadah, arti belajar, arti kaya dan miskin.
Mereka selama ini terus mengisi hidup mudah mereka dengan rutinitas dan target kosong yang demikain sulit. Kalau dagang untuk cari uang sebaiknya lakukan saja dengan benar jangan setengah-setengah, jadinya konyol ketika belum tahu bagaimana dagang tapi sudah sombong. Aku selalu dikatakan tolol gara-gara keanehan puisi-puisiku. Sok tahu sekali mereka. Mereka itu yang tidak etis. Aku kadang merasa sangat ingin tertawa atas sedikit hal yang menjadi kebanggaan mereka. Inilah sosok baru perbudakan dan penjajahan.
Cara memenuhi target dengan memakai berbagai cara meski menghancurkan orang lain sering ditempuh banyak orang untuk meluluskan niatnya. Seakan mereka takut tak akan kebagian jatah hidup layak padahal tiap manusia sudah memiliki rejekinya sendiri-sendiri. Bagi para mahasiswa, pelajar atau orang-orang awam kenapa mesti takut kerja apa selepas menempuh pendidikan? Memang kita hidup sendirian di dunia ini? Kita memang lebih banyak sendiri daripada bersama orang lain, ke kamar mandi saja sendiri.
Kan, ada Allah swt yang tak akan membiarkan hamba-Nya sendiri. Manusia itu terlalu ketakutan oleh bayangannya sendiri kalau kerja usaha ya berusahalah terus tapi ga usah jadi stress, gila, akut, sekarat hanya karena target tidak dipenuhi. Pasti akan ada jalan kan banyak jalan menuju Roma? Puisi ini memang bukan puisi hanya sebuah ungkap kekonyolan tentang diriku sendiri yang lebih banyak konyolnya daripada seriusnya. Aku senang hidup ala hippie anti kemapanan tidak kaya tapi bisa keliling dunia dan utamanya masih muda sudah bisa naik haji. Harapan hanya harapan.
23-2-2003

Damai abadi
Dunia sedang gonjang-ganjing dua bulan terakhir sejak peristiwa maraknya pengiriman pasukan AS ke Iraq untuk menyerang Saddam Husein. Dasar George Bush! Aku aku berhenti dan merenung. Eh, dunia Iraq lagi kacau dan lebih mengerikan apa yang dihadapi rakyat Iraq dan John Walker Lindh daripada masalahku. Aku ga habis piker apa maunya George Bush atas tanah Iraq. Negara besar mau menyerang Negara sekecil dan semiskin Iraq?!
Sebagai muslim jangan tuduh aku radikal, fanatic, kolot, konyol, munafik --- atas kepedulian dan perhatianku pada Iraq, Palestina, Pakistan, Chehzya, John Walker Lindh, Ossama bin Laden tapi anggap saja sebagai bentuk persaudaraan. Tak usah demo-demo mendukung mereka kenapa tidak didoakan saja?! Doa juga perlu untuk mereka. Doa adalah kekuatan orang-orang muslim yang menyatukan kita semua dalam jihad yang sebenranya.
Nanti malah jika kita begitu benci pada musuh-musuh Islam. Iblis, setan dan dedengkotnya malah bisa menggunakan kebencian kita sebagai senjata mereka untuk menghancurkan Islam. Tak aku peduli pada Islam tapi aku tak benci pada Amerika dan sekutunya secara berlebihan. Aku tetap minum Coca Cola. Aku tetap sesekali makan Mc-D, aku tetap nonton film Holywood. Tapi aku bersimpati pada John Walker Lindh, Ossama bin Laden, Bosnia tapi aku gak benci berlebihan para musuh Islam itu.
Karena salah-salah benciku pada mereka membuatku lupa untuk mencintai Allah dan Rasul serta membuatku lupa berdoa. Enak saja kenapa harus membenci orang yang tak peduli dan tak tahu kita ada. Rugi. Lebih baik biar saja, doakan saja yang terbaik bagi sesame saudara seiman kita. Para musuh Islam itu suatu saat akan mati sendiri. Karena setan dan teman-temannya sedang senang cengar-cengir melihat terpecah belahnya manusia dan umat Islam.
Gara-gara membenci Amerika kita jadi lupa memerangi musuh abadi kita yaitu setan, iblis dan teman-temannya. Padahal Amerika dan sekutunya hanya bonekanya iblis tapi kita kok ;upa pada rival abadi kita yang sudah bersumpah akan menjerumuskan kita ke neraka bersamanya. Aduh, kita sebagai manusia jadi lupa tujuan utama hidup di dunia yang nggak damai abadi ini.
Begitu mudahnya dihasut. Gara-gara permusuhan denagn Amerika kita jadi terpecah belah, menjadi dua kelompok, satunya kelompok radikal dan kelompok moderat. Kelompok pertama menuduh kelompok kedua ga peduli sama agama, ga peduli pada sesame saudara seiman, hanya karena kelompok ini tak ikut memperlihatkan kepeduliannya pada nasib rakyat Iraq. Kelompok yang moderat dan memilih yang menuangkan rasa simpatinya dengan cara lain yang lebih lembut atas nasib umat Islam menuduh kelompok pertama terlalu radikal dan keras. Lantas bagaimana denagn kelompok ketiga yang sama sekali ga ambil pusing?! Mereka seharusnya perlu diberi pelajaran atas ketidakpedulian mereka.
Marah ga ada ujung ketika orang menghina kita teroris. Biar sajalah kita disebut teroris. Teroris melawan setan dan iblis di hati bukan teroris seperti Amerika yang menyerang Iraq. Teroris adalah sebutan yang kusukai, teroris bagiku berarti serangan tanpa ampun, membabi buta pada setan dan nafsu di hati. Aku ingin menjadi teroris bagi diriku sendiri. Hidup teroris!
23-2-2003

DON’T READ

John Walker Lindh
Iman tanpa syarat mungkin itu ada dalam dirinya. Dia menemukan Islam melalui hidayah-Nya yang diturunkan tanpa syarat pula padanya. Apa yang dialaminya saat dia menyatakan kesaksian keimanan pada saat ia masih 16 tahun --- Pemikiran remaja di Amerika saat seusia itu hanya berisi kesenangan semu dunia tapi dia mengisi malam-malam panjangnya dengan mempelajari Islam --- menangis sepanjang malam untuk menyadari dosa yang selama ini merasuki hidupnya. Ia kadang merasa marah atas dirinya atas lingkungannya tapi dia mencoba bersikap tenang dan bijak. Ia mulai menuntun para muslim yang sudah lebih lama memeluk Islam untuk tidak hanya menjadi amatir dalam memeluk Islam. Ia mengajar dengan senyumnya.
Gusti Allah, apa dia memang seorang unik yang lahir hanya satu di tengah satu kaum, satu wilayah --- satu kemurahan-Mu yang hadir untuk menyampaikan visi Islam di tanah terkutuk? Apa dia seorang wali jaman --- seorang mukmin saat usianya 16 tahun. Seorang pria 21 tahun yang hapal Qur’an 11 juz --- Gusti, apa dia sungguh wali jaman?! Dalam mengucap kesaksian dia tidak muluk-muluk meminta pada Tuhan. Tanpa syarat dia beriman. Tanpa syarat dia sholat, puasa dan membaca Al-Qur’an.
Percayakah aku ada seorang pria Amerika yang demikian mencintai-Nya sampai rela dipenjara 20 tahun demi mempertahankan keimanan --- Gusti, dia memang sosok unik terabaikan yang demikian penting dan mencintai-Mu dan Kau pun mencintainya. Gusti, apa arti semua itu? Kau terangi dengan cahaya-Mu orang yang Kau kehendaki dan Kau gelapkan orang yang Kau kehendaki. Kau demikian percaya padanya atas segala Cintanya pada-Mu. Baru kali ini aku benar-benar mengidola seorang pria biasa di jamanku. Seorang mukimin yang tetap akan selalu Kau jaga keimanan dan Cintanya. Kau tak ingin dia mencintai lainnya selain Kau.
Apa dia salah satu wali-Mu --- wali-Mu di tanah terkutuk. Dia sendiri melawan arus angkara kejahilan dan kemunafikan dunia di sekitarnya. Dia tetap tegar berdiri. Duh, Gusti jika ada kesempatan bisa bertemu dengannya --- hamba ingin bisa bertemu dengannya. Kau selalu menjaga dan melindunginya. Hamba percaya itu. Apa yang dia pikir saat pertama kali menyenandungkan asma-Mu, Gusti? Apa dia mengalami rahasia-rahasia yang tertuang untuk jiwa laparnya?
Apa dia hanya bisa menangis kala sujud memuja-Mu, Gusti. Tanpa syarat Gusti dia beriman hanya ingin mencintai-Mu. Hanya ingin mengenal dan bisa menyenandungkan nama indah-Mu. Tanpa perlu berlebihan hanya untuk menjadi kaya, terkenal atau menguasai ilmu-ilmu aneh-aneh. Dia seorang Amerika --- dia hidup di tempat dimana jika ia mau ia bisa mendapat semuanya. Ia memilih meninggalkan segala kekonyolan itu.
Dia mencintai Allah tidak untuk menjadi sakti mandraguna --- tapi karena ingin mencintai Allah ia pun mungkin tak memiliki rasa benci. Dia seorang Amerika yang telah bebas dan anti kemapanan. Dia mencintai Allah --- masih semuda itu tapi cintanya demikian besar pada Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang akan percaya bahwa dia seorang Amerika?!
Apa yang dilakukannya saat berada dalam heningnya malam dan menatap langit malam berbintang --- menangiskah dia saat disadarinya dosa-dosanya? Saat disadarinya alangkah indahnya sujud dan menangis semalaman merenungkan keagungan Tuhannya. Bahwa alam semesta dan isinya dicipta Tuhan dengan cinta dan bahwa dia lahir ke dunia dengan mengadakan perjanjian dengan Tuhannya untuk menjadi manusia yang berbeda dari semua manusia lain di tanah kelahirannya.
Dia lebih kuat dan lebih sendiri dari hamba tapi semangatnya dalam mencintai Allah demikian luar biasa. Demikian menggelora sampai mengguncang dunia sampai mambuat mata para politisi Amerika itu melotot tak percaya melihat senyum dan keimanannya bahwa ternyata ada sosok yang begitu tegar dan kontroversi sepertinya. Semua orang seakan terkejut atas pilihan dan hidupnya. Dia memilih mencintai Allah dengan membiarkan jasadnya terbelenggu penjara dunia tapi jiwanya bebas sebebas lantunan ayat-ayat Qur’an dari bibirnya.
23-2-2003


Dunia plastic
Terkadang dunia seperti permainan ular tangga --- ada saat bagi kita naik tangga, naik derajat setelah melempar dadu atau kita meluncur turun dari kepala ular alias turun derajat iman … mungkin hidup sendiri semacam peluang, seperti sisi mata uang yang ada gambar dan angka atau enam sisi mata dadu atau tak terhingga sisinya. Dalam permainan ular tangga itu semua orang pasti mencapai finis dengan mengantungi nilai masing-masing.
Finis adalah semcam pintu dimana semua manusia pasti membukanya karena tak mungkin manusia abadi, semua mengalami mati. Ada manusia-manusia tertentu yang tak menjalani urutan permainan, ia tak melempar dadu dan langsung terfokus menuju finis --- tanpa melewati proses tangga dan ular, merekalah para istimewa yang sudah tahu jalan-jalan dunia. Bagi manusia biasa yang tak mengikuti petunjuk semakin lama ia tak segera mencapai finis semakin banyak peluangnya untuk terus meluncur jatuh dari ular --- alias semakin banyak peluangnya menumpuk dosa.
Bagi manusia yang tahu bagaimana cara melewati dunia yang hanya cermin kias dan mimpi ini, ia bisa melalui dengan nilai tertinggi. Sesungguhnya dunia hanyalah tempat bagi manusia untuk bersenda gurau dan olok-olok belaka tapi kebanyakan dari kita tidak tahu dan terjebak pengertian kacau yang menyulitkan tentang dunia. Dunia tidaklah terlalu sulit dan rumit, ia semacam tempat belajar mencintai-Nya.
23-2-2003

DON’T READ
Aku diantara tawa dan tangis
Kiranya dukaku mulai menebar sekaerat jiwa akibat kerapuhan yang selama ini kutanam dalam gelimang asa dosaku aku terpyruk dalam rangkum senyummu dalam jerat tatapmu padaku pada diri nelangsaku mempermainkan ketegaranku untuk terus bertanya untuk terus bimbang. Aku dimana ketika mengenangmu diantara tawa dan tangis aku merasa sepi diantara takut dan berani aku merasa kosong diantara menolak dan mencarimu aku merasa membiarkan … Jalan mana yang harus kupilih saat aku kian menggila mendamba tatapmu mengharap senyummu apa semua kata dan filsafatmu hanya akan sama di telinag semua gadis apa hanya aku apa masih ada aku yang lain.
31-3-2003

Kau dibalik asa
Kukenang dirimu dibalik asa tak terperi hatiku atas segala tak restu mereka atas sosokmu, aku kian tertekan dalam gelisah rindu tanpa ujung termangu aku dalam kebimbangan atas pesona diri yang kian merajam termangu oleh segala gundah dan duka oelh segala pencapaian manusia. Aku mengenangkan segala kepalsuan dan kekosongan menangisi berjuta gelimang kebodohan dan kebencian ketika mendamba suaramu yang telah mengoyak tabir tipis keangkuhan diri terlambat sudah kukenang engkau dari sisi sepi dan kerinduan namun aku makin hitam oleh jelaga kemurungan dan rendah diri. Aku mengenang kerapuhan diri dan jiwa yang terbelenggu oleh penyakit dunia apa telah hilang duniawiku apa telah sirna ukhrowiku tidak karena itu ketika aku kelimpungan ketika kehilangan dirimu.
4-2003

Suaramu dari sudut
Kemarin aku masih melihatmu kemarin aku masih mendengar suaramu dari sudut dunia sekaranga kau hanya bisa mengenangmu menginagtmu dan aku masih berkhayal tentangmu. Kenapa ketika mengenangmu dari jauh baru kusadari segala rasa tak menentu ini perasaan hampa yang tak pernha bisa kujelaskan namun sering kutulis dalam cerita-ceritaku tak mengerti diri pribadi ini oleh segala kebimbangan ini.
3-4-2003

Kau dan waktu
Dari hari pertama sampai kelima :
“ seseorang merasakan hancur … apakah cinta hanya menghancurkan? Tidak?! Aku yang terlalu melebihkan. Cinta tidak menghancurkan itu bukan cinta mungkin.” Hari keenam : Aku masih mengenang dengan tangis tapi hanya macam penyesalan atas kebodohanku sendiri, melihat kepekaan yang diuji aku merasa sangat tolol tapi aku membiarkan proses itu, itu bagian hidupku. Aku memang harus menjalaninya. Aku terlalu berlebihan dan terpengaruh cerita-cerita romantic. Aku merasa ditipu oleh angan dan bayangku sendiri, anggapanku tentang hal yang dulu telah nyata. Aku dipermainkan, dibuang dan dihina oleh diriku sendiri bukan oleh siapapun tapi aku sendiri, si bodoh yang sok tahu ini. Aku tersenyum pahit Ya Allah alangkah kecil hamba ini di hadapan waktu. Aku terlalu terobsesi mungkin aku tak percaya lagi adanya belahan jiwa mungkin aku tak percaya lagi adanya pasangan jiwa semua itu hanya dicipta oleh bayanganku sendiri. Jika merasakan sakit dari mula aku tahan sakit. Percayalah aku bahwa akupun masih bisa jatuh cinta dan sakit hati. Aku benar-benar jatuh, mungkin aku tak tahu apa yang menantiku didasar sana mngkin kehampaanku. Aku memang belum melangkah makin jauh tapi hatiku demikian sakit oleh anganku sendiri. Kadang aku ingin melupakan dan membiarkan saja semua itu. Pernhakah kau berpikir saat kau mengenang seseorang tapi orang itu tak ingat siapa engkau? Apakah itu sebuah kekosongan? Tapi pernahkah kau berpikir saat kau berdzikir mengagungkan, mengenang Dia dan Dia mengingat dan mengenangmu lebih darimu. Tuhan tanpa syarat mengingat dan mengenangmu tapi aku, manusia, hanya berpikir syaratnya yang sesuai untuk manusia lain. Percayakah aku bahwa ternyata aku masih mengenangkan orang yang tak pernah satu kalipun mengenangkan aku. Aku tersenyum. Ada pengajaran apa yang hendak disampaikan-Nya untukku? Karena Tuhan member cinta pada manusia itu punya makna. Hadiah untukku mungkin sakit yang kurasa ini ada makna yang hendak diajarkan-Nya padaku agar aku mengerti hokum cinta menuju Cinta pada-Nya. Aku kadang ingin melupakan semua itu tapi kubiarkan. Aku merasa ini bagian dari proses hidupku. Alhamdulillah, Gusti masih menyayangiku dengan mengijinkanku merasa rasa cinta dan sakit ini. Ijinkan hamba terus mencintai-Mu.
21-3-2003

Banyak hati
Hari mempunyai jam. Jam mempunyai menit. Menit mempunyai detik. Halnya detik pun mempunyai setiap helaan napas dan denyut nadi maupun sorot cahaya. Telah kucoba kusangkal rasa dan tatap matanya menengadah hatiku ke arahnya dia yang menebar senyum semerbak yang menuntunku memasuki labirin panjang prasangka tanpa ujung. Terus kukenang ketakpastian itu. Bukan semerbak wanginya yang kupeluk namun jiwaku tertoreh oleh nada yang mendesak bertalu-talu di hati. Sebuah desakan jiwa akan sakit hatinya di masa lalu, akan rasa sakit tentang arti hakikat diri yang disembunyikannya dengan tawa semu. Pria yang pernah hatinya sama terlukanya denganku.
3 muharram 1424

Sebuah renungan kebodohan
Aku muak dengan segala hasrat atk nyata yang bersarang menjdai kesulitan dianganku. Angan telah menobatkan kau menjadi kekonyolan hidup. Aku memupuk kenangan masa lalu dan merajut hamparan asa masa kini serta memanjatkan khayal akan sahabat, kerabat, orang-orang terkasih. Akdang hidup tak menakutkan bayangan orang-orang meski sering aku terikat rutinitas bagai kuda tunggangan namun aku merangkumnya, merangkai semua ketololan itu menjdai kemarahan tanpa sebab dan aku memilih menjauh untuk memahami hakikatnya.
6-3-2003

Istigotsah
Aku benci pada keangkuhanku yang terus membelenggu otakku. Kalimat sederhana meluncur dari ulut mereka dan aku mengahakimi menjadi gelombang siklus alamiah makhluk. Aku beristigotsah hari ini, menenangkan prasangka yang menyamar sebagai penyamun di hatiku. Tiba-tiba rasa amarah menengelamkan diri ke samudera kebobrokan. Ketika Gus Mus membacakan arti Doa Akasah yang mengoyak pelan bagai gelombang megalir menyapa dan merajam segala kebekuan, kekakuan, kekerasan hati bergerak menyentuh, menjatuhkan helaian bening air mata. Kujangkau segala kepak sayap-sayap duniawi yang megah itu dengan kalam ukhrowi, belenggu rantai-rantai pada penghambaan lembar duit, setangkai cinta murahan, selapis status mulia, setangkup kekuasaan di tahta dunia. Semua itu mencair … Istigotsah hari ini luar biasa! Gusti Allah, terimakasih mengijinkan hamba ikut dalam rangkaian doa dan dzikir memohon ampun serta mendoakan sesame umat Islam di Irak. Alhamdulillah.
9-3-2003
Sehelai daun di alam raya

Kritik duka untuk jiwa yang berfilsafat
Setitik filsafat kurenungi di segala hari telah menuai rejeki tanpa rancana memulai semuanya bagi putaran masa dan damba kerinduan pada Ilahi namun mata lahirku terpesona mata lahir makhluk-Nya. Menghunjam desah nuraniku segala makna tersentuh oleh suara jiwa sapanya menebar salam damai akan tatap mata pertamanya. Kenapa keberadaan tegarnya merajai kesendirian menghadang dia di mata lahirku. Alam bawah sadar menuai kritik duka akan rasa tak terperi hamba, Tuhan. Aku bertemu dia antara mata bertemu dan aku menundukkan jiwaku setiap sorot mata tajam itu menangkap jiwaku. Salam kembali terdengar lirih menghempas kalbu, “ Assalammualaikum. “ untuk pertama kali hanya untuk jiwa rapuhku. Hanya aku yang mendengar, kusangka hanya permainan jiwa. Aku terpana sekian lama kusadari segala makna sapa ramahnya. Aku hanya ingin kau menyapaku dengan kalam jiwa yang syahdu, yang mampu membelenggu nuraniku. Kenapa baru aku sadari keberadaan tegarnya akan hakikat diri dan jodoh jiwaku. Dia adalah inti dari segala kebimbangan dan jerit filsafat hatiku selama ini. Kesendirian tak lagi menghadang dia ada untuk kelemahan ukhrowiku. Dialah yang mengajariku bagaimana menyapa Ilahi kini dan selamanya. Hamba tak peduli masalah megahnya sabda dunia, itu hanay esensi kecil yang mampu dicaapi manusia. Hamba kian damai dan tenang saat jiwa kami menyepakati arti cinta pada-Nya. “ Aku hanya ingin mengajakmu untuk mengenal-Nya.” Kalimat itu merasuki alam jiwa hamba. Hamba tak terlambat mengenalnya di dasar nurani. Terimakasih Tuhan telah Kau ijinkan aku mengenali siapa jiwaku. Siapa yang mengenali dirinya mengenali Tuhannya.
10-3-2003

Kebencian aku
Seolah aku manusia sempurna mengklaim pengkhianatan manusia atas jiwaku, dosa. Kutuding mereka dan perbedaannya. Renungan telah kucapai dan aku makin paham bahwa manusia terbuat dari tanah. Tanah adalah unsure alam mudah terbakar api amarah, jika aku marah, tanah terbakar api dan aku membiarkan tangan-tangan setan membekukku ssuai angannya. Aku hanya akan menjadi porselin hiasan dunia menjadi budak setan. Aku benci aku yang membenci manusia meski aku bukan pemerintah namun denagn membenci orang lain artinya aku telah memerintah orang lain agar menuruti kehendakku dan mengharap sifat maupun kemauan orang lain sama denganku. Aku benci aku yang memelihara benci dan ketololan.
13-3-2003

Renungan akibat
Terkadang ketakpahaman merasuki diri pribadiku. Aku menghakimi orang denagn kritik tajam dan aku tak merenungi kesalahan diri dengan untaian kesadaran. Sering sebuah pikiran dan renungan hati memaksaku dengan tantangan makna hakikat. Kejahatan orang lain padaku adalah renunagn agar aku tak menyakiti orang lain lagi. Jadi hidup adalah semacam keseimbangan, sebuah pencapaian hakikat. Hidup adalah ibadah jika aku baik pada orang lain maka orang lain akan baik padaku tapi jika aku jahat pada mereka maka mereka akan berlaku jahat. Aku merenung akan segala sifat anehku dimata orang-orang di sekeklilingku sepertinya aku semacam filsafat kuno tentang hidup. Aku akan baik pada orang yang abik padaku kadang aku tergantung mereka. Aku tak punya pendirian kata mereka semua hanya karena mereka tak paham. Coba paham mereka bisa saja suka atau jengkel. Apa mungkin aku terlalu menuntut orang lain dan terlalu sering membicarakan cermin keburukan orang lain. Aku telah menutupi sendir mata hatiku dengan kebencian.
13-3-2003

Renungan Cuti
Pahamlah aku arti setiap bulan sekali kaum hawa mendapat ‘cuti’ … mungkin agar aku merenung akan kesalahan dan instrospeksi diri karena Tuhan tak mungkin member sesuatu tanpa makna dan manfaat baik dari segi fisik atau batin tersirat, tersurat atau tersorot. Selain arti biologis fisik dan duniawi ternyata ada satu makna tersembunyi yang sangat luarbiasa. Maaf Gusti baru hamba sadari sekarang selama 7 hari ‘cuti’ kaum hawa tidak boleh menunaikan ibadah wajib dan sunah bukannya berteriak ‘bebas.’ Lho, sholat itu kan ibadah resmi sedang kebaikan hati, renungan dan dzikir adalah ibadah tak resmi padahal selama masa ‘cuti’ itu. Aku punya tanggung jawab moral yaitu merenungi diri kita, cara ibadah resmi dengan mernunginya dalam ibadah tak resmi. Bukankah aku lebih sering menjalankan ibadah tak resmi daripada ibadah resmi. Dalam perenungan mungkin ibadah resmiku telah keluar jalur dari rohnya sholat dan hanya sekedar menunaikan kewajiban. Aku lupa makna-makna kebaikan dan silaturahim hanya demi mengejar pahala surge dan memburu sebutan ahli sholat tapi aku lupa sesame/ padahal sholat … sujud tidak hanya dalam sholat ‘resmi’ tapi sujud itu di hati, jiwa. Hati dan jiwaku sujud pada Ilahi dalam setiap kesempatan di setiap tempat dimanapun kita bisa bersujud. Jika aku membahas satu persatu makna-makna gerak sholat akan sangat banyak dan makin aku sadari alangkah berdosanya aku dan alangkah kurangnya sujudku. Astagfirullah, apa tak amlu aku. Aku merasa sanagt rendah di hadapannya. Gusti Allah, jika hamba mengetahui sejak awal tentang alangkah kecil hamba tentu hamba tak akan membenci dan menyalahkan orang lain.
13-3-2003

Sesuatu tentangmu
Kujelajah misteri hatinya namun kembali aku menemukan jiwaku pada satu hal memalukan akibat mataku menatap kerapuhannya. Aku menerjang seuntai mutiara kesedihannya ketika aku berjalan di depan kerinduannya. Apakah jiwaku marah apa aku menghujat jiwa yang telah meliputi diri pribadiku. Entah …
14-3-2003

Adzan
Dimanapun engkau berada jika kau mencintai Allah meski saat sholat wajib di sekitarmu tak terdengar suara adzan namun yakinlah bahwa Allah lah yang akan membimbingmu untuk mendenagrnya, karena Allah mencintaimu setiap saat dimanapun kau berada. Engkau akan mendenagr adzan yang terus terngiang di telinga dan hatimu. Meskipun kau berada di Mekah sekalipun tapi jika hatimu ditutup engkau tak akan pernah mendengar keindahan adzan di telingamu. Tapi … meski kau ada di benua Amerika yang epnuh maksiat pun tapi jika hatimu dibukakan setiap saat kau akan terus mendengar gema adzan memanggilmu untuk beribadah kepada Allah swt yang juag sangat mencintai-Mu.
7-4-2003

Angin
Temaram angin membawa segala kerancuan ketika aku bertanya padanya “ Apa angin ingn membawa cinta?” ia berkata : “ Tak sanggup “ “Apa cinta demikian luar biasa?” ia menjawab : ”ya” aku semakin terdiam terdengar deru-deru angin tak kutemui segala kesombongan kenapa angin demikian suka menggenggam cinta apakah cinta yang menghidupkan angin dari siapa engkau mendapat cinta? Jawabnya : “ Dari Allah …” dan ia terus bertiup.
13-4-2003

Kamis, 09 Oktober 2008

Puisi-puisi hati

Tuan dari Palestina
Yasser Arafat … sendiri melawan takdir berkelana tanpa senjata ditengah deru badai
berpijak erat pada detik-detik jaman yang pilu
menentang hegemoni kafir menyendiri di tengah derai asingan
terkepung ia dalam sejuta sendiri tangis membelenggunya mencercanya
dengan rajam sumpah serapah
kata damai sering didengungkannya di salah arti oleh kafir-kafir itu
kecaman sering dilayangkan ke meja kantornya di Ramallah
bersamaan dengan paket bom namun ia masih tetap bernyawa
ia suka menikmati cakrawala Palestina dengan awan-awan merah beraraknya
kala adzan maghrib menggema melayangkan impiannya pada langit
dan bertanya dalam hatinya kepada Tuhannya
apa arti semua ini akan seperti apa nasib Palestina suatu saat
kadang air matanya beruraian bagai mutiara di laut pagi
ia bermain bersama Zahwa, putrinya
selalu di bibirnya meluncur kalimat-kalimat nasehat tentang masa depan Palestina dan
Zahwa mendengarkan dengan kagum pads sosok ayahnya
hari ini tepat 40 hari peringatan wafatnya beliau
ia ingin disemayamkan di Masjid Al-Aqsho namun para kafir itu menolaknya
dari Paris ia diterbangkan ke Mesir dan sesuai kesepakatan
Ramallah menjadi pilihan terakhirnya dibaringkan
jalanan Palestina penuh pelayat ribuan … jutaan
semua menangisi kematiannya tak terbendung gerakan mereka
semua mencintainya ia bukan hanya milik rakyat Al-Quds tapi ia milik dunia …
milik umat Islam sedunia yang berduka.


Cinta itu janji
Aku mengalami perenungan lagi dalam hidupku ini.
Seperti halnya ketika aku memandang cintaadalah alasan manusia untuk mewujudkan janji, karena jika mencintai seseorang berarti manusia menyiapkan diri untuk berjanji
mewujudkan apa yang membahagiakan pasangannya.
Cinta adalah sebuah janji .
Berani berkata cinta berarti berjanji untuk mentaatinya
semua perintahnya dan menjauhi semua larangannya
yang membuat pecintanya sedih atau marah.
Cinta macam ini berlaku untuk semua.
Cinta pada manusia pun memiliki unsur janji yang padu.seharusnya,
namun banyak manusia yang melanggar janjinya sendiri.
Mereka hanya memuaskan nafsu nya sendiri
melupakan cinta yang pernah diucapkannya.
Ada sebuah hadist Qudsi yang mengatakan :
”Bohong manusia yang mengatakan Cinta kepadaKu
namun bila malam tiba mata meraka tertutup tidak beribadah kepadaKu”
ini merupakan salah satu pelanggaran janji kepada Rabb-nya
Cinta adalaah janji maka jangan sembarangan mengucapkan cinta
karena tanggung jawab yang dibebankan kepada pecinta dan kekasih sangat berat
seharusnya manusia menyadarinya jadi tidak akan terjadi keegoisan,
pengkhianatan dan penghinaan cinta.
Cinta itu tetaplah abadi, suci dan indah tidak buta dan hina
Cinta adalah janji.
Februari 2006


Kesabaran itu
Kesabaran telah menjadi momok
bagi jiwa pemberontak manusia selama berabad-abad.
Mereka telah menyamarkan arti kesabaran untuk pembenaran bagi kepentingannya sendiri padahal kesabaran adalah sebuah kondisi dimana manusia
berada pada posisi menaruh kepercayaan pada sekelilingnya ketika bersabar menghadapi ujian, cobaan, godaan atau musibah manusia berarti membiarkan jiwa dan hatinya mempercayai Ilahi Rabbi bahwa semua ini adalah yang terbaik.
Cobalah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari antar manusia
atau alam semesta maka akan kau peroleh pencerahan yang menakjubkan.
Sabar adalah mempercayai
yaitu caramu untuk mempercayai pada lingkunganmu berada.
Maret 2006


Derajat kekacauan
Jutaan aksara telah kutorehkan namun aku tak kunjung juga mereguk makna
damai telah menjadi musuh sejatiku dalam asa terpuruk ini
tangan dan kakiku terbelenggumeski aku mengaduh tak kudengar suara pembebasanku.
Aku telah terjerat bayang-bayang semu penantian kosongku.
Makna dunia dan akhirat telah berbaur menyatu
dalam pengertian indahku tentang makna derajat.
Derajat yang mana wahai kawan?
Jiwaku telah kacau kiranya dengan pengaruh sekuler diluar hatiku.
Nalarku memberontak namun jiwaku mengeluh dan hatiku tercerai berai tanpa daya
di ratusan bahkan milyaran kepongahan dunia.
Aku telah melukai jiwaku sendiri dengan keserakahanku akan ketakutan oleh ketertinggalan oleh dunia sekitarku padahal seharusnya itu tak perlu.
Sungguh tak perlu …
April 2006


Mendamba Cinta
Kucari Tuhanku di lorong-lorong waktu
aku bersimpuh, mengaduh, menangis pilu disana.
Waktu telah melampauiku.
Dia terus berlari meninggalkanku meski aku didera duka namun Dia tak akan kembali.
Aku terbelenggu jurang kebodohanku sendiri
berkelana dalam ruang-ruang dosa yang tak kupahami.
Ingin kubuang segala perasaan sehingga tak ada lagi cinta namun aku terlanjur cinta maka aku pun berjanji aku pun telah bersaksi bersimpuh pilu di haribaan Cinta.
Aku telah menjadi sosok pecinta yang mendamba Cinta
yang kapan lalu lenyap dalam pendaran putus asa.
Aku terpuruk ketika kuputuskan tak mematuhi-Mu aku hancur ketika aku jauh dari-Mu
aku tak lagi merasakan beda antara sedih dan bahagia
aku mengaduh atas lenyapnya perasaan manusiawiku
Tuhanku, aku mensyukuri keadaan ini namun sekaligus takut
akhirnya aku mengetahui dan menemukan lagi apa itu perasaan takut.
Hidup dalam ketakpastian adalah sangat menakutkan
padahal berapa banyak kita dalam keadaan itu … selalu …
April 2006


Jiwa yang terbungkus
Kutemui suram dalam belenggu nestapa
benang-benang kusut jiwaku berseteru bersama nuraniku.
aku terpedaya oleh ribuan kekosongan jiwa
manusia membisikkan harapan dan rayuan tentang kehidupan indah
namun semua itu hanya omong kosong …
aku tersentak kaget terpenjara oleh keputus asaan dimana aku mesti mengadu
kaca-kaca jiwaku nyaris tak pernah pecah.
Aku selalu menangisi diriku sendiri tanpa pernah ada yang membelai jiwaku saat aku teteskan air mataku tak ada satu manusia pun yang turut menghapuskannya
dan aku telah menyaru menjadi seekor iblis yang membenci dirinya sendiri
apakah aku telah kehilangan harapan?
Mereka tak mengijinkan aku menangis … tapi kenapa?
Tak pantaskah manusia menangis tak adakah belas kasihan pada jiwa rapuhku
yang terbungkus kaca tebal sebuah ketegaran semu …
kekuatan tanpa batasku hanyalah semu di hadapan-Nya hanya kosong
aku memasuki jutaan bilangan biner yang berpendaran
aku terperosok dalam lubang kebingungan milikku sendiri
telah lahir sang Pengacau yaitu aku sendiri.
2-5-2005


Kepekaan jiwa yang lalai
Ketakpastian telah menjadi suara hatiku yang baru
apa makna kebaikan bagi hamba-Mu, Tuhanku …
dimana lagi aku mesti mencarinya di tepi lautan tak bertepi telah kulayari
namun aku telah kehilangan dayung di tengah lautan itu.
Aku bagai terombang-ambing oleh lautan keputusasaan milik diriku sendiri
kepekaan jiwaku seolah tertampar mencari-cari dalam kegelapan
oleh arti kepedihan dan rasa dengkiku menyeruak kepalaku
telah tumbuh bunga-bunga surgawi yang memecah namun nuraniku menyangkalnya
aku masih terpedaya oleh kemegahan horizon hidup orang lain.
Daging hitam di jiwaku yang bernama iri hati telah menggerogoti nuraniku sendiri.
Ia telah menjadi tumor ganas yang memangsa akal sehat dan jiwa nuraniku …
2 mei 2006

Pertautan sisi gelap terangku
Jiwaku betebaran …
aku menemui kekacauan pada perpaduan jiwa nuraniku
seringkali aku mengaduh sakit tertusuk diri gelapku.
Aku menatap temaram yang tak kumengerti di jalanan itu
aku sendiri dalam gelap yang terpasung
kurengkuh diriku sendiri dalam rangkum selimut jiwaku
tak kutemukan pertautan sisi gelap dan terangku
telah terpedaya aku oleh cahaya kegelapan itu.
Aku dalam pasungan kebohongan.
Percayaku pada Ilahiku telah merajai nuraniku.
Tuhanku, telah kutengadahkan kedua tanganku pada-Mu
telah kuteteskan air mata memohon pada-Mu.
Maafkan aku, Tuhan … atas kelemahanku …
aku tak tahu harus meminta kepada siapa lagi jika tak meminta pada-Mu
kesendirian ini mengajariku untuk lebih mengenal-Mu kembali …
Tuhanku, jangan meninggalkanku ketika aku sendirian
meski tubuhku bersama milyaran manusia
namun sering kurasakan kesendirian tanpa ujung.
Kegelisahan ini membelengguku tanpa bisa aku genggam.
Tuhanku …


Aku sedang mencari-Nya (lagi)
Jiwaku rapuh ternoda.
Hatiku merana terberai dengung suara hatiku
menggelora terpasung patah suara jiwamu telah kutorehkan segala kebeningan nurani
namun aku terus melangkah dalam kubangan semu dunia
yang membentuk rona-rona kotor sebuah kebimbangan.
Kau datang dengan mulut penuh madu racun manismu ?!
Kau lupakan noda-noda bagai sembilu yang merampok kebebasan jiwaku.
Kau tak menyadari rantai-rantai pasungan jiwamu
telah merajamku dalam gelimang pemujaan semu.
Aku memujamu bak Dewa Cinta.
Aku telah tertipu silap mata lahirku sendiri.
Sembilu-sembilu jiwamu telah menggerogoti jiwaku
bertahun-tahun tanpa kau sadari dan tanpa kau tahu salahmu.
Aku telah sekian kali menatapmu dari sudut masa lalu dengan cinta yang sangat naïf
namun dimana nuranimu yang pernah menjadi lentera bagiku di masa kegelapan itu.
Ketika aku terus menyusuri lorong-lorong gelap itu dengan nyala obor di tangan kanan
terus mencari ke dasar jiwa akan makna kebenaran dan cinta sejati tapi kau telah merampas api itu kau ganti dengan api lain yang nyalanya tak kumengerti
karena ketika kau berikan api itu untuk menerangi lorong ini, mataku tak mampu melihat dan menemukan kebenran. Kau katakan inilah api yang benar tapi yang kulihat hanyalah seonggok sampah. Aku pun meninggalkanmu.
Kau yang telah berubah … kau yang telah menggenggam bara api
yang telah lama ku padamkan di masa kegelapanku.
Itu adalah api di masa laluku tapi telah kau puja bak Dewa.
Aku masih mencari cahaya yang lain yang terus membimbingku menuju cinta abadi bukan cahayamu tapi cahaya-Nya.
Aku sedang mencari-Nya kembali dan aku tak mencarimu.
31 agustus 2006


Lebanon
30 hari Lebanon digempur diluluhlantak oleh bom-bom laknat Israel.
Dunia mengutuk. PBB meracau namun percuma mencoba menampar si anak nakal.
Aku terpana dalam kurungan gelisah dengan air mata mengalir terpaku pada layar kaca di depan mataku dihadapan kehancuran tanah Lebanon.
Air mata dan darah seakan tak lagi cukup menjamah hati-hati batu para musuhmu.
Mata hati mereka tertutup
telinga mereka terbelenggu cairan pekat berupa angkara murka.
Jiwa mereka terberai menjadi serpihan kecil
yang menodai tawa murninya menjadi senjata abadi yang memalukan.
Tak ada rasa gentar di hati para pejuang di jalan Allah.
Hizbullah … jayalah selalu tetaplah berselimut
dalam gelapnya pepohonan cedar di tanah Lebanon dan menerjang pasukan Israel
dengan senjata keimanan dan keinginan mati syahid.
2 September 2006


Sayatan masa lalu
Aku di masa lalu adalah aku yang terbelenggu aku menerjang badai jaman
namun selalu karam dengan tangan-tangan terkepal aku terhanyut dalam pusaran kengerian yang tak berujung telah kusodorkan jiwaku pada duka.
Aku terlena oleh hantaman badai nestapa itu.
Aku di masa lalu adalah pijakan kaki yang goyah pada api yang membakar.
Aku melayari seribu badai namun ku tak menemukan jiwaku
seakan aku terpasung dalam kurungan kehancuran asa milikku.
Kegelapan itu memecah cermin jiwaku. Aku terluka … luka lahir dan batin.
Tak ada yang mencoba menolongku menarik tanganku dari kubangan itu.
Aku terus terpuruk. Wahai, kenapa kalian semua saat aku terjatuh ?!
Wahai, dimana kau saat aku memerlukanmu ?! Kau campakkan aku.
Telah kujadikan hatiku sebagai alas kakimu.
Mulutmu telah meracau dalam pikiranku namun aku menelannya mentah-mentah.
Wahai, sekali lagi, dimana kau saat aku dihantam badai jaman.
Wahai, dimana kau saat aku mengaduh merintiholeh tamparan tawa mengerikan manusia. Aku memilih terkurung dalam kotak. Aku menyukai kegelapan masa lalu itu.
Aku telah bersepakat dengan waktu di masa itu. Telah ternoda mata hatiku oleh dendam di masa itu. Mereka mencabik-cabik nuraniku, mereka merampas kebebasan jiwaku. Mereka melumuri jiwaku dengan kotoran-kotoran dari jiwanya.
Mereka telah menodai nuraniku dengan tawa-tawa halus mereka
dan saat itu aku ingat kau tak ada disana?!
Saat kuteteskan milyaran air mata kau hanya berlalu.
Kau tertawa dengan menyedihkan.
Masalaluku bukanlah keindahan cinta kasih yang selalu dilukiskan dengan romantisme penuh buaian seperti para pujangga itu namun dia adalah sesuatu yang harus selalu aku kendalikan erat dengan napas jiwaku karena aku tahu tak akan ada yang mengobatinya. Tak akan ada orang yang mau menutupinya.
Lukaku terlalu besar … menganga bagai kawah gunung berapi …
aku tak berniat membaginya karena aku telah bersepakat
dengan masa laluku untuk mengunci rapat jiwa hatiku.
Noda hitam masa lalu itu telah menjadi lukisan abadi di otakku
dan akan selalu seperti begitu sampai tiba saatnya
untuk seseorang yang diijinkan Ilahi menghapusnya.
Aku tak berniat mengobati lukanya.
Luka di sayap-sayap jiwaku yang menghalangi ambisi jiwaku
untuk terbang tinggi menembus angkasa.
Wahai, kemana kau saat aku mengaduh memohon uluran tanganmu?!
Wahai, dimana nuranimu saat kau jadikan aku sebagai alas kaki?!
Wahai, dimana para pendosa yang telah merajamku dengan tawa mereka?!
Wahai, dimana kalian semua saat aku terjerembab, terkapar, tertampar,
terperosok, terinjak, terkubur hidup-hidup dalam ketakutan abadiku.
Susah payah kucoba bangkit menemukan cahaya
yang menembus lorong-lorong kegelapan jiwa itu dan tiba-tiba aku … terpana!
Kulihat diantara kegelapan senyummu yang mendamaikan aku
yang aku sambut dengan cengkeraman air mata bahagia …
sekelebat bayangan berlari ke arahku …
senyumannya begitu menawan menjejak di hatiku
kulihat di tanganmu terhunus sebuah pisau ---
dengan kejamnya kau tikam jiwaku tanpa ampun?!
Aku mengaduh kau tertawa.
Wahai, telah kau bunuh jiwaku air mata telah menjadi darah baruku?!
2 september 2006


Palestina dalam kepungan
Ramadhan akan datang menjelang namun Palestina masih bergelimang darah
dan debu martir dari para syuhadamu.
Kau terhanyut dalam jajaran lembut sebuah asa yang terlena dalam angkara Ehud Olmert, sang Perdana Menteri negeri yahudi.
Mata-mata mereka menatap hampa tanpa belas kasih dengan mulut berbisa dan tangan teracung ke udara seenaknya mereka memveto hak-hak rakyat Lebanon.
Seribu nyawa melayang terhempas dalam simbah darah
menyelimuti tanah Lebanon dan Palestina yangterus menuntut kebebasan.
Ramadhan tahun ini akan sedikit berbeda dari tahun-tahun kemarin.
Di tengah cecaran mata-mata menghakimi kaum mukmin oleh bangsa bar-bar yahudi sampai kecurigaan tanpa kendali pada orang-orang bernama identik Islam.
Pemeriksaan berlebihan pada orang-orang Islam dimana pun dengan dalih terorisme.
Mereka membuat orang islam malu dengan keislaman mereka.
Dunia telah penuh dengan caci maki tanpa belas kasih bagi para pendamba syahid di jalan-Mu. Mereka mengklaim sebagai yang terbaik di dunia ini namun yang mereka genggam hanya kehinaan dan kehancuran. Bahagia di mata mereka hanya tipu daya menyesatkan. Inilah seni indah sebuah dualism akan cinta pada Ilahi dan ketaatan pada bisik rayu iblis. Mereka menyerukan kedamaian dan kemewahan dengan genggaman tangan bersepuh emas menawarkan janji-janji surga milik mereka
namun mata-mata para syuhada-Mu tak sudi melihat …
bagi mereka jika bujuk rayu tak mampu memalingkan wajah kekasih-Mu maka hanya ada bahasa darah. Ramadhan tahun ini seakan menjadi arena kesabaran bagi para kekasih-Mu, Ilahi… manakah yang beriman dan manakah yang munafik.
Bahasa jaman akan mengungkapkannya tanpa ampun.
Semua tak akan mampu menyangkal kebenaran yang hakiki.
Apakah pada Ramadhan tahun ini
akan kuraih jalan Cinta kembali pada-Mu, Ilahi … semoga. Amin.
11-9-2006


Lazuardi yang sama
Aku sering terpesona oleh lazuardi angkasa
dimana kakiku berpijak aku berpikir samakah langit dimana-mana,
entah di Surabaya atau di Jalur Gaza.
Debu-debu beterbangan menimpa wajah-wajah duka ada yang menangis dalam tawanya menatap kosong pada bekas genangan darah di tengah jalan berlubang,
anak-anak yang berangkat ke sekolah di bawah todongan senapan pasukan Zionis
mereka menatap dalam ketegasan yang tak kunjung dimengerti.
5 tahun Pemboman WTC, 11-9-2006


Pusaran kegilaan cinta
Aku sering bertanya-tanya sendiri tentang cinta pada jiwaku
entah dalam kegelapan jiwaku atau ketenangan nuraniku
aku menemukan banyak versi dari definisi cinta tersebut
apakah aku tak sedang mencoba menipu diriku sendiri saat ini?
Dengan pengertian bodoh dan bohong tentang sosok cinta
di masa laluku aku mengatakan dari mulut lahirku
bahwa tak ada belahan jiwa tak ada cinta pada pandangan pertama.
Itu bohong … aku terus mempercayainya.
Aku terus berkecamuk dalam pusaran kegilaan akan cinta itu sendiri.


Mutiara di masa datang
Aku baru ingat kembali akan mutiara yang kugenggam di masa lalu tentang setiap helaan napas manuisa yang akan selalu diperhitungkan dosa-berkahnya dan aliran takdir didalamnya. Bagaimana di Hari Yang Dijanjikan tangan-kaki-hati-mata …
bersaksi disana akan segala perbuatan manusia.
Tiap manusia akan mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.
Bisakah kita menentang laju takdir Ilahi …
Kenapa manusia terpasung dalam gelimang dosanya tanpa melihat kerapuhan jiwanya.
Kemana kakinya melangkah ketika jaman telah berganti makin gelap dan tak berarah.
Manusia menangis di hadapan Ilahi-nyamenangisi sebuah kemustahilan bahwa segala sesal tak akan berguna. Ia telah lalai terjatuh dalam tumpukan bara dosa
yang membelenggunya untuk selamanya.


Bara api yang berbeda
Di matamu telah kutemukan bara api yang berbeda … telah kucari berulang kali.
Kutengadahkan mata batinku namun tak jua kunjung kumengerti.
Bara jiwa yang berbeda itu kini mata jiwamu bagai belenggu sesuatu yang tak kau mengerti. Aku menangkap sebuah kekerdilan jiwa yang memilih bebas dari penjara itu.
Aku menatap matamu dan aku seolah menemukan jalan keluar dari segala keterpurukan yang menodongku. Sekian kali aku meratapi diriku yang menjauhi jiwamu
namun keputus asaan seolah menghalangi segala bisik lirih nuranimu.
Apa yang terjadi di masa lalumu? Kemana kau yang suci kukenal dulu?
Kau tersakiti oleh kepalsuan lidah manusia bertopeng kebajikan semu atau kau yang terlalu naïf memandang jaman. Aku menatapmu dari keterasinganku meski tak kumengerti namun semuanya telah terbelenggu meski mulutku mengatakan ‘Aku cinta padamu’ namun tatap mataku kosong … meski hatiku terpedaya olehmu namun otakku memenangkan ulah radikal logikaku.
Oktober 2006


Ramadhan
Kembali aku menyusuri jalan lurus tanpa ujung sambil sesekali menengadahkan kepala
kearah lazuardi yang memutih bagai kapas.
Debu-debu bekas mesiu beterbangan menerpa wajahku
kapan lalu di tanah tak bertuan ini menjadi saksi bisu pertempuran dasyat antara kebaikan dan kejahatan.
Tank-tank Israel sesekali betebaran menukik tajam …
Ramadahan telah datang lagi dan aku hanya melihat kegundahan di mata mereka
namun ketegaran kian membara.
Ramadhan tahun ini akan menjadi ujian terberat bagi orang-orang beriman.
Manusia-manusia yang akan terlepas dari belenggu dosa yang selalu digenggamnya.
Aku tersenyum menatap mereka dan air mataku mengalir tanpa bisa dihentikan.
9 ramadhan 1427, 2 oktober 2006

Mencari Tuhan di lorong waktu
Tersungkur pilu mencari penghayatan cinta …
meratap penuh duka di atas genangan air mata yang merajam disini diatas sajadah ini …
aku menjatuhkan jiwaku … aku meratap aku menangis aku bersimpuh…
dalam dekap nurani yang terus memeluk aku terlempar dari keindahan sujud
namun aku kembali merangkak menghampiri kesyahduan sujud ke Ilahi
aku telah jatuh ketika aku jauh dari-Nya telah kugenggam bara dosa di tanganku
panas baranya membutakan mata hatiku namun belas kasih-Nya sekali lagi menyelamatkan aku dosa-dosa itu bagai bara api yang membakar tubuh ukhrowiku
dosa-dosa yang terus diinginkan oleh manusia dengan satu kalimat pembenaran diri.
‘ Ah, masih ada hari esok untuk bertobat … ‘
apakah aku bisa menjamin akan ada hari esok
usai dosa-dosa kutelan aku tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nanti.
Bagaimana jika aku mati sebelum aku sempat bertobat?!
Bagaimana jika aku belum memohon ampun pada-Nya
ketika aku berdiri di hadapan-Nya kelak di Padang Masyar.
Bagaimana jika aku terus memanggul dosa-dosa itu di kedua pundakku.
Bagaimana aku mempertanggung jawabkan segalanya di hadapan Ilahi.
Salahkah hamba dengan keyakinan hamba---
salahkah hamba meyakini adanya Cinta dari-Mu, Tuhan ?!
Salahkah hamba jika hamba mengiba penghambaan pada-Mu, Ilahi …
Hamba datang karena ingin dekat dengan-Mu lagi, Allah.
Hamba telah berlumur dosa dan hanya Engkau Sang Maha pengampun
yang mampu memberi pertobatan pada jiwa rendah hamba.
Oktober 2006


Sang pendosa
Bagaimana aku bisa terpedaya oleh dunia yang fana ini
seluruh jiwaku melayang di antara hamparan keputusasaan aku ternoda oleh buluh jiwa yang merajai terpesona aku dalam untaian lazuardi kepalsuan aku telah menjadi pedih
aku telah menyamar menjadi kebobrokan yang tak kupahami bagaimana aku mampu menghadap Ilahi tanganku telah berlumuran dosa tanganku terus mengetuk pintu-Nya
ketukanku makin keras namun aku tak memahaminya kenapa pintu pengampunan itu belum terbuka untukku aku ketakutan !!!
aku bagai berlarian di antara pasir-pasir pantai tak bertepi air mataku telah menjadi genangan darah yang melumpuhkan nuraniku
aku berteriak memohon ampunan-Nya
dosaku telah menenggelamkan aku dalam lembah tak bertuan.
21-11-2006


Titik Ilahi
Jiwaku berserak di antara debu dunia
dosa telah menyaru menjadi cahaya yang redup dalam jiwaku berulangkali ia menyaru menjadi Iblis yang membisikkan kalimat pembenaran diri atasnya.
Dosa, kau telah memilih kerapuhan jiwaku
dalam mempermainkan kenyataan abadi sebuah kebenaran hakiki.
Apakah kau menodai kemurnian jiwaku dengan warna kotormu.
Semua jawab itu telah kuperoleh namun aku mengabaikannya ini kebodohan yang menyaru dalam dunia cendekia yang membara dengan mulut-mulut tajam penuh kebohongan telah kau tanamkan berjuta duri dalam darah daging jiwaku kudengar iblis tertawa di kejauhan sudut jiwa namun serasa ia bersemayam dalamku
nuraniku terus memberontak ia teraniaya terbelenggu mengaduh merintih dan terpenjara lubang kenikmatan semu sesaat lalu kurasakan panasnya siluet neraka
bergolak berkelahi dengan tarian api dosa para pembangkang itu.
Kudengar teriakan mengiba nuraniku ia terluka, ia terjatuh, ia tenggelam sambil nyaris memejamkan mata oh, air mataku mengalir tak kuasa kuulurkan tanganku menggapainya
aku telah mengenakan jubah berduri-duri tajam itu menodai kemurnian nuraniku
aku kembali bertanya tentang titik Ilahi …
titik yang tak akan ternoda oleh kekotoran manusia
titik yang selalu membisikkan kebenaran pada manusia
apakah aku masih merasakannya …
Desember 2006

Pertaruhan cinta
Aku telah bertaruh dalam hatiku tentang cinta …
tertawa dia menudingku keras tamparannya menyudutkan aku
lidahku bagai membatu kutukannya menyayat tajam di jiwaku
telah ternoda kesucian abadi
malam semarak bau wewangian yang tak jelas menebar kemana
cinta menebar wewangian namun syair keabadian tak mampu ditorehkannya
sapuan kuas diatas kanvas jiwaku hanya menggambarkan noda hitam
oh … malam telah semarak kalimat-kalimat rayuan penuh pemujaan cinta
namun tak terpahami maknanya
telah terjatuh kuas itu ke lantai mengotori kesuciannya manusia mencoba membersihkannya namun nodanya makin menghitam menggenang pekat
dan telah menjadi hujan air mata dia adalah sosok pecinta yang kelabu mencoba menyembunyikan asap yang telah membumbung ke atas langit-langit jiwanya
dia adalah sosok pecinta yang tak bisa memahami cinta
dia telah tertipu namun dia terus menorehkan sapuan kuasnya
di atas kanvas jiwanya ia meneduhi cinta dan dirinya namun ia terus terbelenggu ia mencintai sosok pecinta namun ia telah terpedaya dunia
cinta adalah milik mereka tanpa sadar …
Januari 2007


Sajak pawana di Ramadhan suci
Senyap serasa sesak di hati dijiwa diraga namun …
kucari sajak pawana menghibur hati di bulan suci ini Ramadhan
berlimpah asa tertumpah segala jejak dosa yang merajam jiwa di jalan suci ini pengampunan sedang di cari diantara bilik-bilik ragam doa di sudut-sudut sepertiga malam alas kaki manusia terbelenggu di depan pintu Ramadhan
bersimpuh haru menumpahkan setetes air mata mengiba
aku telah merasakan sesak di hati di jiwa dan raga namun tak jua kurasa sesal
Ramadhan ini telah membimbingku mengulurkan lembaran-lembaran pengajaran akan cinta sejati milik Ilahi mendung telah menggayut di pelupuk mata
ah … kiranya akan turun hujan air mata manusia harus mencari tempat berteduh
di bawah naungan cinta-Nya yang tak berbatas aku telah tertipu rayuan jaman
aku menyerah di tengah tapak-tapak kokoh kebimbangannya.
Jiwaku melara Bulan Ramadhan telah datang menyinari hatiku,
membangkitkan secercah nurani yang kabur bersama kabut dunia
kegelapan sekian waktu menaungiku tapi Allah masih memberiku kesempatan
untuk mencintai-Nya kembali melalui bulan Ramadhan.
Pengkhianatan yang telah kulakukan pada ramadhan lalu diampuni-Nya tanpa syarat.
Janji-janji-Nya adalah nyata tak seperti janji-janji makhluk-Nya.
Cinta yang dimiliki-Nya demikian luas hingga tak sanggup seorang hamba menampungnya. Berjuta lautan, berjuta bintang, berjuta langit dan berjuta planet tak terbatas … tak akan sanggup menggambarkan Cinta-Nya
pada hamba-Nya yang beriman.
19-9-2007
Persaksian angkara
Aku terpasung dalam dosaku secercah harapan menantiku
di jalan setapak suci bulan Ramadhan tergerai segala ingin yang meronta
jiwa telah melara, menepis duka di balik sujud syahadat.
Oh, persaksian telah terceraikan oleh angkara nafsu.
Kembali kutengok kebelakang
Jiwaku melara, menangis pilu meratap di atas sajadah
Ramadhan tahun ini seolah menampar kebodohanku
akan pengakuan ego yang mengemis, mengembik, mencari sesuap pengampunan
manusia ternoda oleh putus asa yang merajam kehidupannya terkadang hati tak berteman dengan logika namun telah kucari hakikat keindahan dibaliknya
diajarkan seninya Ilahi mencintai hamba-hamba-Nya disana
namuan manusia terbelenggu ragam pengabdian palsu dirinya,
terjebak dalam kotak ketakutan yang dihembuskan egonya.
19-9-2007


Terberai di jiwa
Derai air mata menangisi dosa yang terberai
di jiwa manusia telah mengenalnya
namun enggan melabuhkan hati ke dalam asa.
Asa terperi menjarah miliknya.
Terbenam ia dalam putaran duka yang melara.
Keterasingan menjamah senyumnya
terdiam ia dalam kurungan semu sebuah hidup.
Kehampaan semakin mengayominya.
26-8-2008


Renungan senja
Terlelap aku oleh renungan senja
melara hatiku kala aku menegnangmu
kesombonganmu telah membunuh jiwaku
dan aku terjatuh oleh satu renungan kegalauan
aku telah menyapa sepi dan sepi menangkapku dalam kurungan sendiri
aku terjatuh dalam derap duka yang kian kali tidak aku pahami
aku takut menebar prasangka
dan aku takut terbuai segala permainan keadaan dan perasaan
aku hanya menginginkan kepastian dari senyum dan sikapmu
di senja itu aku mengenangkan ketidakberadaanmu
kucari kau dengan hatiku namun tak kurasakan perasaan yang sama
siapa yang kau kenangkan dalam angan bawah sadarmu
apakah tak bisa kubuka hatimu denagn ijin Allah hamba yakin bisa!
Me 2004


Kekuatan abadi
Aku menantimu di sudut hatiku
dengan doa hanya doa sesuatu yang mengakrabkanku dengan-Nya
aku bercerita apa yang menjadi kendala jiwaku
jangan kau pandang doa sebagai remah berserak
doa adalah kekuatan abadi manusia yang diberikan Dia
untuk manusia makin dekat dengan-Nya
Dia tak akan kehabisan stok di Gudang Doa karena ku-mendoa pada-Nya
aku sayang kamu hanya itu kini kata keabadianku aku cinta kamu. Insyaallah.


Aku dan sendiri
Sepi selalu menemukanku dalam sendiriku
kerap ia menghiburku walau sering aku putar tanpa sanggup aku jalani
sedih telah menjadi sahabat abadiku
namun tak sedikit pun ia sanggup aku sapa dengan ramah
sunyi telah menjamah jiwaku namun tak sekalipun aku mencintai dia
aku menanyakan duka pada bahagia namun selalu berpaling dengan angkuh
tanpa menatapku ia pergi meninggalkanku sepi
aku menanyakan kejahatan pada kebaikan
ia tertawa sambil berlalu sangat misterius
seperti halnya aku menanyakan himpunan rahasia
pada sosok-sosok jaman siapakah sosok-sosok jaman itu ?
Ia adalah kalian, manusia !
mereka akan diam seribu bahasa enggan memperdebatkan
aku seperti halnya sosok jaman yang kelam
terus diputar melawan arus namun selalu karam oleh hantaman kehidupan
jiwa nuraniku bergolak menyangkal sepi
ia demikian lantang berperang mendesak rapuh kesendirianku
dan aku terpengaruh nuraniku demi sejati sendiri aku dan nurani.


Menekuni jiwamu dalam lubang jiwaku
Aku terkurung dalam lubang hitam
meringkuk takut dalam lorong kelam
hanya aku bersama tangisku lemah dan syahdu
aku nyaris mati oleh desak kalbu yang tak kumengerti
menekanku dalam pilu kepekaan telah merajamku
aku makin tak mengerti akan diriku
aku terus mendengar suara-suara mencerca
namun aku terus terlelap dalam takut dan gila prasangkaku.
Kucari dirimu di bilangan senja namun tak jua kukunjung temui
aku menekuni sepiku sendiri terhalangku oleh jutaan bimbang
tanganku seakan tak kuasa menggapai
aku hanya meratapi duka kubiarkan jiwaku melangkahi kekosongan
aku memuja duka selama ini sebelum aku melihatmu sebelum aku tergetar jiwamu
dan aku hanya terbelenggu rantai takut aku mencoba memohon keberanian
namun aku tak kuasa menepis satu angan sedih
aku hanya mendengar angan kosong selama ini
sebelum menatap senyummu dan menekuni jiwamu.


Jiwa manusiaku
Terpuruk aku oleh anganku yang tak kumengerti
aku hanya menagisi kerapuhanku
semua mengatakan kebodohanku keterlambatan konyolku atas perasaanku
ketika nyaris aku kehilangan arti ini aku bagai tenggelam berenang-renang di lautan
tanpa ujung tanpa garis batas terusku berenang menggapai
namun aku selalu karam dengan kaki-kaki jiwaku melemah
dan aku terseret arus entah kemana aku berteriak “ Tolong ?!”
tanganku menggapai napasku berhenti dan aku nyaris terapung
aku terus menggapapi kepanikanku atas duka
disaat ini aku menegadahkan tanganku memohon-Nya tentang kita
cinta ini mungkin akan menyakitkanku namun kutak peduli bukan ku menentang-Nya
bukan ku mengelak jawab-Nya namun aku hanya manusia
aku merasa hidupku berarti ketika aku mengingat-Nya
aku merasa damai ‘ apa kurang Cinta-Nya padamu ?’
sentak jiwaku ‘ tidak ! Bukan itu ini sesuatu manusiawi.
Jiwa manusiawiku yang melayang bebas merasa damai.
Aku hanya memohon lepasnya duka aku perlu cinta ini.
Allah tidak akan memberikan kesulitan tanpa makna padaku.
Dia pasti mengijinkanku terus berjuang.


Hatiku pun diam
Aku ada dimana saat ini
kenapa hatiku tak mampu bicara terjerat aku oleh kekejaman ini
aku hanya mencoba menipu laju waktu tapi tak mampu
aku nyaris berhenti rasanya aku tak sanggup
aku tak tahu sampai kapan melalui semua ini
aku tanpa semangat dan telah patah aku patah semangat.
Sendiri aku dalam ketakutan yang tak kumengerti
aku membiarkan ketakutanku itu memenuhi jiwaku
aku merasa tercabik-cabik kuku-kuku jaman aku hanya diam
aku berdiri mengenangmu menatapmu dan kau menatapku … aku tersenyum.
Tak kupahami
Aku mencintai seseorang dan itu pun aku meragukannya
bukan secara lahir yang terlalu menipu
tapi sesuatu yang tak kupahami aku mengalami kekosongan
dan aku merasa dalam keseimbangan yang nyata karena hidup adalah keseimbangan


Berkelana bersama angin
Aku seperti pengelana di tanah asing
tanpa aku memiliki bekal
aku harus berjalan lurus kearah gurun pasir yang mencekam
angin terus bergolak tanpa putus asa dibelakangku
seakan sayup tarian padang pasir berkelana di kaki-kakiku
aku lihat tarian angin dibelakangku mencari-cari bentuk kesatuan
dan aku berkelana sendiri tanpa bisa kusangkal.


Cengkeraman lembut-Mu
Wahai Engkau Yang Maha Mengetahui tiap isi hati hamba-Mu
Jiwa ini memiliki dasar namun kutak mengerti
kebingungan terus merajaiku
bagai cengkeraman lembut-Mu Penguasa raya Keabadian
Kau membimbing langkahku menuju keyakinan
namun aku masih terjebak di kubangan semu anganku
aku terdiam membiarkan diamku
bagai musafir bodoh di untaian padang pasir
hampa menyapaku sepi namun aku makin sendiri
air mata tak terbendung aku terpuruk sendiri dalam genangan asa
namun kutak lagi mencari di tengah sepi aku hanya menangisi kosong
dan tanpa aku sadari air mataku membawaku terlelap ke negeri lain.


Jiwa ini terperangkap
Jiw aini terperangkap oleh sendiri yang tak terjamah
aku hanya merasakan galau
aku menekuni kesendirian namun jiwaku menyuarakan pemberontakan
aku demikian mencinta namun kutak tahu rasa ini
Bukan hanya cinta
Ini bukan tentang cinta
kubiarkan saja semua kegalaun itu merasuk dalam jiwaku
aku hanya berusaha berdiri tegar menantang dinding-dinding jaman
angin dasyat menghadangku mencoba melumpuhkanku
surut langkahku untuk terus mendamba tapi penghambaan tetap berlaku
meski duri-duri tajam menusuk-nusuk kaki-kaki dan lututku untuk sujud
alangkah dungu aku dengan kesombonganku yang coba menguak rahasia sepi
jaman telah berganti dan aku masih terbelenggu dalam suasana kegalauan
kesunyian telah rela merangkumku dalam lembah duka mengganti ketakutan abadiku
namun ku mencoba menjalani keganasan ini
bagiku semuanya hanyalah misteri yang tak terpecahkan
karena keputusasaan yang kian merajai segala benakku memilihku untuk lepas
dari kekangan kekelaman derita segala kebenaran yang ada telah terhalangi prasangka
duka hatiku merasakan sepi yang kian menyayat bagai damai musim yang tak patah
tak terbantah terpedayakah aku oleh dunia ?
kegalauan telah mengekangku kuat dengan tali-talinya
sesuatu yang sangat membunuh jiwaku adalah kegalauan yang membingungkan


Memanjat dinding sepi
Segalanya telah mengalami masa kegalauan dan aku mengalaminya berulangkali
tanpa kucoba untuk putus asa pernah satu kali kucoba memanjat dinding sepi
dan kabur dari dunia nyata
kucari dunia keheningan yang hanya satu dan aku menemukan kedamaian
tentang arti sejati dunia yang hanya permainan belaka
hidup adalah rangkaian permainan menyenangkan
yang memancing kegetiran bersikap
menyenandungkan segala pekik takut dan galau sebenarnya tak perlu
cukup hidup ini sebagai peristirahatan karena hidup laksana kita tidur dan bermimpi
waktu yang menyadarkan aku akan arti gelisah dan kegalauan meski terbayang.



Lukisan awan hitam
Kubawa diriku melayang bersama dua jiwa melangkahku dalam seribu keputus asaan
aku kian larut oleh derita asa dan aku terpuruk di kedalaman jurang sepi
aku semakin menangisi permainan awan-awan hitam
di angkasa kota seakan membentuk lukisan keabadian
dalam kengerian histeria manusia aku masih berdiri di tengah terpaan hujan
menatap padang gersang menghitam di langit siang
mencoba mencari arti keseungguhan cinta
di mata mereka tertera kerlingan dan aku nyaris jatuh terlena oleh mereka
tercabik oleh dukaku sendiri yang sengaja kupilih
aku kerap kali berseteru dengan amarahku mendamba segala kepalsuan
yang selalu muncul lagi dalam wujud bunga mawar hitam
dan aku terjaga mendengar semerbaknya menyentuh jiwa
aku terlahir dalam kebimbangan dan aku terus mengalaminya
seakan aku membiarkan duka menyelimuti diriku
tak kutemukan tawa dalam tiap perjalananku
semacam tawa tulus menghibur terkadang tawa-tawa itu mengkhianatiku


Menyapa dinding sepi
Aku tak tahu sepi terasa sejuk di jiwaku seakan angin menyapa di keremangan pagi
aku terdampar dalam lamunan tanpa ujung
serasa duduk di tepi dermaga yang menanti perpisahan
aku termangu oleh pesona langit benang jingga seakan menanti sosok sepiku
aku dalam penantian
aku dalam kekosongan hanya perlu sendiri menyapa sepi
aku terpaut oleh keputusasaan
menyadari kesendirianku menyapa dinding-dinding sepi
merobohkannya dengan tangan-tangan tergenggam erat
aku terbelenggu oleh tali-tali keabadian jaman sebuah makna kodrati seorang wanita
sayup terdengar suara kebisingan jaman namun aku harus kembali bangun dari tidur panjangku meratapi segala hanyutku atas nurani berteriakku
ingin kuseberangi samudera hidup dan tak akan pernah kembali namun itu tak mungkin
jiwa wanitaku pasti melawan tapi jiwa spiritualku pasti yang menang.



Pena tak bertinta
Ketika aku mati berapa orang yang akan menangisi aku
aku kadang memandang duka dari sudut tawa yang tak kumengerti
darimana sebenarnya sedih berawal ataupun kemana ia berakhir
aku kadang tak tahu kenapa aku melanglang kealam khayal
saat aku sedih mengapa kalut hatiku merencanakan masa terkurung masa depan
kuguratkan namaku di pena tak bertinta
hanya untuk melukiskan rinduku yang tak akan terbalas


Sayap hatiku
Aku ada dimana saat ini
kenapa hatiku tak mampu bicara
terjerat aku oleh kekejaman ini
aku hanya mencoba menipu laju waktu tapi tak mampu
aku nyaris berhenti
aku tak tahu sampai kapan kulalui
aku benar-benar tanpa sayap
dan patah aku telah patah
kenapa sayap jiwaku patah


Kudamba sepi
Bila kutelusuri jiwaku dalam kelamnya hati
tak lagi kudamba sepi
kumerenung dalam kotak jaman
terkurung tanpa sadar
tertengadah jiwaku ke sudut temaram jiwa
oh, jiwa …


Bilangan awan semu
Sayup seakan kudengar rintihan disana
aku menatapmu dalam bilangan awan sendu tak bertepi
dan aku terbelenggu oleh takut ini
takutku memandangi aku dari dasar hatiku
takut membayangi segala desah bimbangku
aku terpasung dalam sepi tak kunanti
aku terpuruk oleh pesonamu
namun aku tak memberanikan jiwa untuk mengejarmu
aku kian terpedaya oleh tangisanku
mengiba jiwamu yang merana
aku terbimbing oleh Tangan-Tangan Perkasa Yang Tak Terlihat
entah api keberanian ini dari mana
aku hanya terdiam
aku menangis bulir air mata jatuh ke tepian jurang ego
runtuh egoku runtuh dan hanya kudengar suaramu sapamu
aku terpidana oleh sesak tangisku
aku lumpuh oleh hawa yang tak kumengerti


Memohon-Mu
Allah Engkau Yang Maha Memberi Cinta
dalam jiwa hamba maka aku menunut-Mu atas jawaban.
Hamba mencintai seseorang
dan hamba memohon balas cinta itu
jika Engkau ijinkan jika tidak
tolong hamba bagaimana penyelesaiannya.
Jangan tempatkan hamba dalam kebimbangan.


Separuh jiwaku
Aku terhanyut oleh duka cinta yang tak kupahami
untuk sekian waktu keberanian telah surut hanyut
aku surut langkah aku hanya memendamnya aku hanya memandanginya
aku melihat tawa-tawa mereka dan aku tinggalkan
bahagia-bahagia jangan jadi kutukan bagiku.
Bahagia … aku tak lagi melihat bedamu dengan sedih kurasakan sama
dan aku makin gila oleh rasa terpendam ini aku makin gila oleh rindu ini
aku makin hilang oleh cinta ini
aku terus menangisi kelemahanku mengangankanmu dalam jiwaku
baru kusadari separuh jiwaku telah lenyap bersama menghilangmu
tanpa kalimat-kalimat panjang aku menangis.

Bilangan sepi
Aku diantara bilangan sepi menangiskan kau di sudut ibadah
tangis suci yang takut pada-Nya ketika sadarku mencintaimu senja itu
aku terbuai dan tenggelam dalam dzikir panjangku
melantunkan kalimat-kalimat suci-Nya
entah terbimbing oleh apa kegundahan hatiku
menjadi rindu yang menggila
aku merindukannya


Maaf cinta
Separuh jiwaku pergi ke awang-awang
terbang menukik dasyat serasa tak ingin kembali
aku terbungkam oleh sosok senyummu
kucoba mengikutimu seperti dulu
namun tak mampu kuberanjak berat langkahku menyamakan seleramu
duniawiku telah kalah jauh dari ukhrowiku
maaf aku pergi !


Keberanian dari-Mu
Ya Allah hamba berdoa pada-Mu
semoga masalah dunia yang hamba takuti ini
tidak sampai membuat rasa takut hamba pada-Mu hilang
bahkan mengalahkan takut hamba pada-Mu.
Ya Allah hamba memohon berilah hamba
ketakutan hanya pada-Mu
dan agar hamba memiliki keberanian
dalam menghadapi segala masalah dunia
yang menghimpit hamba saat ini.


Kelopak asa
Aku mencari hatinya
cinta adalah bilangan sendu sebuah kekuatan
cinta adalah keindahan namun sendiri
aku melamunkan cinta dalam kilatan hatiku
dan aku menyendiri untuk menamai rasa ini
bagiku ketidaktahuanku akan cinta
adalah kerinduan itu sendiri.
Gusti, aku mempertanyakan diriku
dalam kelopak-kelopak asa
aku menggelepar sendiri dalam bisu.


Menanti Cinta
Aku menanti cintanya
namun aku tertidur sendiri
dalam sesak tak berujung
aku menengadah mengharap
menangkap bayangmu
menjawab sapamu
aku menapaki jalan hampa.


Kaca-kaca jiwaku
Aku terdiam aku menangis
menangisi sesuatu yang tak kupahami
inilah patah hatiku inilah patah sayapku
kudengar suara kaca-kaca jiwaku
pecah berantakan tinggal serpihan kecil
beterbangan di relung-relung jiwaku
aku tak berniat memungutinya
kegaduhan telah kujadikan musik abadiku
suara kaca-kaca pecah jiwaku
yang bisa hanya kudengar
Ya, Allah apa arti semua ini
hamba mulai mempertanyakan semua
hamba kebingungan tanpa arah
sekali lagi hamba hancur pecah


Seribu nyawa
Kau tidak sendiri ketika kau menangis
kau tidak sendiri ketika kau banjir darah
kau tak akan sendirian meski untaian bom membelah tanah Al Quds
kau tetap tidak sendiri
berdiri kokoh bagai tiang langit.
Palestina, meski ulama-ulamamu
cendekia-cendekiamu,
pejuang-pejuangmu wafat terberai
tak ada bekas tercabik rudal setan Israel menghenti
tapi akan kau lahirkan syuhada-syuhada baru
kau siapkan pejuang-pejuang Islam
yang rela bersumpah dibawah Al-Qur’an
berlinang air mata ibu-ibu,
wanita-wanita muslimah mendengar anak-anaknya,
suami-suaminya syahid
tapi tak berkeputus syuhadamu
lemparan batu berdesing kearah tank-tank Israel
dibalas dentum senjata berat.
Tak gentar syuhada-syuhada cilik itu
seakan memiliki seribu nyawa.
Palestina … Palestina … setiap hari disana
langit selalu sama namun angkara di hati musuh-musuhmu
tak akan pernah berubah selalu sama pula.
Palestina yang sedang berjuang dan terus …


Merasuki jiwa
Sepi dan kurasakan diriku yang makin pilu
aku tak mengerti apa yang menghinggapiku
mungkin hanya hampa dan kekosongan
aku hanya mencoba merasuki jiwa
namun tak kutemukan diriku
aku sendiri dalam sepinya jiwa
serasa aku ini kehilangan arti hidup