DON’T READ !
Artinya pernyataan radikal tak siap jangan dibaca !
Ada beberapa uraian yang diberi label Don’t Read!
Jiwa : nurani.
Goresan Jiwa
Bukan jiwa penakut
Ketika aku memutuskan mencintai-Nya segala yang tak pernah kudapat segala yang membenciku, segala yang selama ini kumimpikan insyaallah akan berlaku baik padaku. Jalan sufi telah kupilih dan aku tak akan menyesalinya … meski semua orang memutuskan untuk meninggalkan jalan ini karena dalam pemikiran mereka yang sempit haruslah meninggalkan duniawi dan menolak hubungan dengan manusia lain padahal jalan ini merupakan jalan pembebasan untuk menikmati duniawi dalam arti sufi, untuk menjalin persaudaraan dengan manusia lain dalam arti sufi.
Mereka ketakutan terhadap jalan ini yang dalam pandangan mereka begitu menyendiri padahal dalam Islam dilarang terjadi suatu bentuk kesombongan tersamar atau tidak … Menyendiri disaat semua orang berkumpul membicarakan kebaikan adalah suatu kesombongan. Sufi bukan jalan bagi orang-orang sombong yang hanya bisa menyendiri dan ktakutan. Sufi adalah jalan pembebasan bagi jiwa-jiwa penakut yang hanya bisa menyendiri. Sufi adalah jalan menuju Cinta Abadi yang kekuatannya agung dan suci. Cinta adalah suatu keindahan. Dalam cinta segala kedamaian terrangkai menjadi seuntai keindahan yang bercahaya.
27-11-2001, Ramadhan 11-1422.
DON’T READ!
Kucari Jiwaku
Jiwaku menangis ketika ku bersama dosaku.
Jiwaku merana ketika kuturutkan nafsuku.
Jiwaku berteriak ketika kutampar kebaikan ketika kumohon Cinta.
Ia ragu menolakku, ditegaskan di hatiku keagungan Cinta
yang terlalu berarti bagi jiwa rapuhku.
Ketika kumengeluh pada damai menatap jiwaku iba penuh sesal.
Sanggupkah aku menghadapi segala resiko, segala ujian,
segala cobaan, segala adzab yang menimpa jalanku,
pikirnya bila kuputuskan mencari cinta sejati.
Jiwaku hanya tertawa melihat segala kebingunganku.
Katanya : “ Mengapa?” Dia menjawab : “ Bagaimana?” sambil tertawa.
Kurenungi lama dalam keheningan sepi ketika kuputuskan mencari aku dipesan untuk tak bertanya aku boleh hanya mengikuti. Kutahu mengapa Dia tertawa seakan berkata : “ Kau bingung dan takut kau tetap memilihnya. Kau tahu resikonya, kenapa kau pilih?”
Dia pun tertawa. Jiwaku kumohon jangan sekejam itu menertawakan kepicikan dan ketakutanku. Jiwaku kumohon jangan sekejam itu menertawakan kenaifan dan kemanusiaanku. Jiwaku alangkah bodoh aku. Jiwaku alangkah malu aku. Oh, jiawa kau naungi jasad kosongku bukan jasad yang menaungimu. Jasad hanyalah kosong jiwaku dan aku terdiam dalam seribu angin. Jiwaku aku telah memilih jala ini. Jiwaku aku etlah terpesona oleh cinta ini. Jiwaku aku etlah terhanyut oleh damba ini. Jiwaku aku telah terbimbing oleh damai ini. Aku tak peduli jiwaku meski kau tertawa kubuat kau tak lagi menertawakanku. Aku telah memilihnya sebeart apapun rintangannya. Aku tak peduli jiwaku. Jiwaku, kumohon jangan berpaling dariku. Jiwaku, kumohon bimbinglah aku menuju Cahaya-Mu. Aku ingin menyatu dalam Cinta-Mu. Jiwaku tak kuanggap ejek mereka. Jiwaku aku bahagia kau membimbingku. Jiwaku kau memberiku cahaya-Nya yang menuntunku menuju kebahagiaan abadi … Tak kupeduli mereka jiwaku para penentangku itu. Aku hanya ingin mengikuti-Mu … Kuyakini ketika aku mencintai-Mu Kau luluhkan hati para penentang itu. Kau lemahkan tawa sinis mereka dan kebaikan mereka Kau sanjungkan sebagai hadiah untukku. Jiwaku, aku tersenyum pada mereka dan mereka pun tersenyum padaku. Terimakasih, jiwaku …
Maafkan jiwaku
Segalanya tak akan membaik tanpa cinta. Dasar dari hidup adalah cinta. Cinta adalah agama dasar. Islam adalah agama Cinta. Tanpa cinta segalanya tak berarti ketika kutemukan cinta ini aku dibakar oleh api cinta yang membara api cint yang sebenarnya. Api itu meluluhkan segala tulang dan anganku. Menghancurkan jasad kosongku dan yang tersisa hanya jiwaku bersama bayanganku di cermin dunia yang ada hanya jiwa. Ingin kulebur jasadku menjadi satu dengan jiwaku dan bersatu dengan-Nya. Demi segala cinta yang ada di alam raya ini dengan dasar cinta. Cinta demikian suci dan murni bagai sifat-Nya dalam tiap ciptaan-Nya. Kutemukan diriku begitu lemah meringkuk dalam tangis sedih yang coba disembunyikan oleh dunia. Kasihan kumelihatnya kujamah ia dengan saying ia menjerit memberontak dan ketakutan. Kukejar ia denagn kasih ia berhenti, terjatuh dan menangis di pelukan jiwaku. Jiwaku, jasadku demikian ketakutan menghadapi duniawi yang kering tanpa Cinta-Nya. Jiwaku, setelah panah waktu berderak dalam karat seakan memohon segenggam doa yang mungkin membimbingnya menuju kedamaian. Jasadku baru menyadari alangkah bodoh dia dalam gelimang baying bahagia. Alangkah hina dia dalam selimut ranjang dosa. Alangkah picik dia dalam dekap kebanggaan dunia. Jiwaku, alangkah lemah jasadku dulu begitu mudah terpesona oleh jaasd manusia lain begitu mudah memuja tawa manusia lain. Jiwaku, jasadku pernah menangisi pengkhianatan mata manusia lain. Jiwaku, jasadku pernah menjadi gila karena manusia lain menebar senyum untuk manusia lain. Jiwaku, jangan menertawakan jasadku karena ketidaktahuan itu. Jiwaku, aku pantas malu atas kebodohan itu tapi aku hanya manusia. Manusia yang belum menyadari keindahan cinta sejati. Maafkan aku, jiwaku.
Embun jiwa
Sekarang aku belajar tentang arti kesabaran, ketulusan dan keikhlasan karena tanpa semua itu aku tak akan pernah bisa menjadi orang bijak tanpa semua itu aku tak akan pernah bisa menemukan kebahagiaanku. Kalau aku hanya terus menyangkal dan kesal saja waktuku hanya akan terbuang percuma meskipun aku menyangkalnya, menolaknya tapi jika Allah ridho dan merestui bisa apa aku … Apapun kehendak-Nya aku hanya bisa menerima dan menjalaninya mengikuti arus demi menuju jalan cintaku. Dia memberikan segala sesuatau itu pasti ada artinya hal kecil sekalipun segalanya punya makna yang tak akan sanggup menyangkalnya. Terkadang menurutku seseorang itu baik padahal Allah lebih tahu mana saja orang baik atau tidak menurut-Nya. Keinginan-Nya denagn keinginanku tak akan pernah bisa sama. Dia berkehendak didasarkan pada keseimbangan di dunia dan akhirat. Tak sadarkah bahwa Cinta-Nya itu begitu luas dan tak terukur oleh kata-kata oleh luasnya alam raya Ciptaan-Nya. Segalanya tak bisa hanya dilukiskan dengan berlembar-lembar kertas. Tak akan sanggup aku dari mulai bangun pagi sampai tidur lagi di malam hari. Cinta-Nya selalu menyertai jalan hidup orang-orang yang memang mau mencintai, menyayangi, menghargai, menghormat dan mempercayai. Jika memiliki cinta ijinkan aku mengeyam keindahannya karena jalan cinta demikian bercahaya. Jika cinta satu-satunya jalan termulia untuk aku terhanyut dalam damba ini. Cinta adalah embun jiwa.
Mata jiwa
Berkali-kali jiwaku menyelamatkan kebodohan hatiku. Aku tak menangis atas kekecewaan yang ditebar manusia lain. Tersenyum aku menatap wajahku di cermin terbayang wajah tanpa dosa yang berkali kudendangkan denagn suara cinta. Kesunyian selalu memanah kesadaranku untuk tertawa tanpa waktu berdetik jiwa mendenagr desir angin lembut tarian jaman. Kesunyian menyadarkanku untuk memliki cinta. Keajaiban sejati yang selalu aku abaikan. Kututup wajahku di cermin jiwaku tak kutemukan senyum terang yang demikian tulus menenangkan nuraniku. Demi orang lain terasa berat kutuangkan bara senyumku jikalau bisa meski kupatahkan sebatang arang gelap yang menaungi hatiku kusepuh denagn air suci yang menebar bening di sudut mataku. Kenapa senyum tak semudah tu terkembang senyum didasari cinta meskipun aku tersenyum kalau hatiku kering tanpa cinta hanya akan menimbulkan serangkaian benag kusut sebuah dosa kalaupun tersenyum aku hanya akan mengulumnya kutatap matanya dan menunduk mungkin bisa meruntuhkan segala kesombongannya, kebusukannya dansegala kebohongannya sehingga dia memandangku denagn tatap mata jernih tanpa niat jahat. Kuingin senyum dan tatap mataku menjadi peneduh bagi manusia lain. Laksana seteguk air di tengah gurun pasir bagi para musafir pencari arti sejati kehidupan ini.
Sehelai daun
Kamis, 09 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)




Tidak ada komentar:
Posting Komentar