Cinta … ketika aku mengenal cinta kusangka itu cinta sejati. Cinta yang mampu membuatku tersenyum dan membimbingku tersenyum dan membimbing jalanku. Ternyata setelah sekian tahun, aku salah. Cinta itu membuatku terpuruk, membuatku menangis, membuatku makin bodoh, rendah dan cinta itu selalu menghunjamkan pedang berkarat dalam sanubariku. Kutinggalkan cinta itu, cinta yang mudah patah itu … Kupinjam semangat yang diberikan oleh secercah cahaya cinta. Kembali kucari Cinta Abadi. Menelusuri jalan cinta yang bisa membebaskanku dari perbudakan dunia dan belenggu duka serta nestapa sepi. Kembali kucari makna cinta yang lebih agung. Ketika aku mencarinya kulewati lorong-lorong gelap dan tanpa ujung … kadang langkahku terseok kadang aku terjatuh. Kutahu mengapa … karena aku begitu berkeras hati membawa langkahku berlari … dalam kepanikan. Semakin kucoba bersabar semakin kutemukan secercah sinar semakin pula kurasa kehangatan cinta itu. Ketika kuraih cinta itu tersenyum hatiku. Cinta ini bisa kujadikan cermin meski buram. Ditengah semangat tulus yang dikobarkan oleh jiwa-jiwa yang menyayangi tanpa keluh kesah oleh ibuku, saudaraku, temanku … kutemukan damba di hati yang layu dan kering tanpa senyum akibat luka masa lalu yang mengahnyutkan nuraniku. Kurasakan tenang namun kembali kuikuti suara hati mengikuti cahaya yang emmbimbingku menawari aku kedamaian, kebahagiaan sejati yang menyuarakan suara hakiki. Sedia kuikutinya … namun ketika ku mencarinya segala yang mengelilingiku mengahadang meneriakiku untuk berhenti. Bingung … aku kehilangan arah, berkali-kali aku jatuh terperosok dalam tawa sinis manusia, terbelenggu oleh ketakutan yang disuarakan kekerdilan waktu dan terpasung dalam jiwa kemanusiaan yang menebar semangat kebebasan semu. Bertekad kumencari kebebasan hakiki jalan pembebasan suci yang penuh cinta jalan pembebasan yang selama ini kudamba dalam alam bawah sadarku. Pernyataan cinta telah kuukir dan aku begitu menangis dalam gelimang kegelisahanku. Aku begitu menangis dalam tawa yang diukir senyum penuh angkara. Pernyataan cinta yang menyadarkanku atas kesalahan-kesalahan di masa lalu. Aku, sebagai sosok amnesia tak sempurna yang selalu ingin mencari arti cinta sejati. Terus kuberjalan mencarinya ingin sosok sucinya selalu kugenggam erat. Seterjal apapun jalan yang kutempuh tak kupeduli … Cinta itu merasuk begitu indah dalam sanubariku. Cinta itu membisikkan pada nuraniku arti keindahan sejati. Kutemukan damai yang selama ini kurindu. Cinta yang abadi terbawa di angkasa raya luas-Nya bertabur bintang dan tak lekang oleh kehancuran meski jasadku hancur dan menjadi debu … tapi Cintaku tak akan sirna meski waktu bakal binasa dan tak lagi berdetak. Ketika aku mencintai-Nya tak pernah kurasa kecewa, sedih, takut dan tangis. Kutemukan cinta. Cinta yang indah … rela kuserahkan segala hidupku pada-Nya karena apalah artinya aku yang bukan apa-apa ini. Tuhan Sang Maha Pencipta yang mengisi alam raya ini dengan kuasa Cinta-Nya demi keindahan demi Hakikat Sang Maha Pemilik Cinta yang member manusia kasih sejati. Ketika aku menyadari arti cinta sejati ini … segala kesombonganku runtuh bagai dedaunan kering jatuh terserak tersapu angin. Kunyanyikan kesunyian apalah arti jasad ini apalah arti nama ini apalah arti segala kebanggaan duniawi ini karena telah kutemukan cinta ini. Jiwaku yang merana oleh pasungan kuat tiang masa lalu. Jiwaku yang terinjak oleh desir panah waktu yang egois penuh keangkuhan. Jiwaku yang terpidana oleh tirai kelam kebahagiaan semu duniawi yang tertiupkan oleh angin cinta pria tampan … Manusia yang masih belum mengenal keindahan cinta sejati. Segala jiwaku itu memberontak memohon lepasnya tali-tali pengikat memohon jalan pembebasan yang bisa kureguk manisnya dalam pahit. Aku ingin terbebas dari belenggu perbudakan hati dan jasad kosong yang menaungi jiwaku. Jasad kosong yang dibanggakan oleh mereka-mereka pemuja dunia. Jiwaku yang membimbing jasadku mencari keindahan cinta sejati. Cinta adalah Engkau Ya Allah. Cinta abadi yang selalu lekat dengan suara hakiki menyeru kemuliaan mengagungkan kesyahduan dan kemabukan jiwa dalam satu kobaran api cinta yang membakar jiwa-jiwa yang masih terbalut kerak kesombongan. Cinta itu membuatku tak merasa sirna dalam menggapai kedamaian. Tuhan tak ada kata begitu indah dan suci selain nama-Mu. Cinta sejati macam itu yang ingin selalu kuraih. Ingin selalu kurasa lapar dan dahaga di jiwaku dalam menggapai cinta itu. Cinta hanya untuk-Mu … Ku bersujud hanya untuk-Mu …
Sehelai daun
Kamis, 09 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)




Tidak ada komentar:
Posting Komentar