Jumat, 10 Oktober 2008

firasat jiwaku

Samakah
Puasa ramadhan dimulai detik akhir imsak tadi
aku mengucap syukur entah aku merenungkan apa jiwaku melayang
apakah sama Ramadhan disini dengan di Jalur Gaza
lebih menggelora siapa semangat jihad kita, mereka atau aku?
Pertanyaan itu membayangiku namun aku belum akan menemukan jawaban yang pasti.
1 ramadhan 1425

Mencari Tuhanku
Tuhan dikala sendiri aku merenungkan-Mu berdiam di antara pokok-pokok jiwaku mengejar pendaran cahaya-Mu terkatung-katung dalam keremangan sepi hanya mengenangkan-Mu kalbuku melemah rapuh dan damai aku memohon sekerat kasih sayang aku terbelenggu oleh duka tak kentara menangisi kebodohan manusiawiku sering aku terasing di tengah ramai sering aku kosong di tengah tawa aku hanya terpuruk jauh dari-Mu. Tuhanku aku begitu ingin bersama-Mu aku begitu takut sendirian.
Tuhanku secercah damai menempatkanku dalam lembah kemuliaan dan tak lagi kurasa sedih meski kehampaan selalu merajai semua mungkin menghujatku mengharamkanku masuk jauh dalam dunia manusiawi mereka dan aku hnaya terjebak lingkaran-lingkaran jaman yang berkubang di kaki-kakiku.
Tuhanku kesendirian ini kian kali menakutkanku sering aku diterjangnay bagai sembilu sering kutemui cahaya yang kian menjadi bayangan hitam dan bayangan itu makin menelan cahaya namun semua demikian lazim tawa manusia tetap keras terdengar. Tuhanku di tenagh tawa itu hmaba sendirian aku ingin kembali menjadi seorang hamba, hamba-Mu saja.
Tuhanku sering hamba menyenangi kebohongan namun seringkali pula hamba membenci kebohongan itu lembah-lembahnya demikian sunyi, kotor, gersang dan menjijikkan aku kian sendiri ditengah tawa itu sering hamba menemukan-Mu disana ditengah keramaian yang sepi itu aku menemukan tawa-tawa lahir manuisia namun hati mereka tidaklah tertawa aku menemukan wajah-wajah malaikat manusia namun jiwa mereka tetaplah iblis! Kebohongan tetaplah kebohongan nurani tetaplah bermata hati.
Tuhanku di tengah malam selalu aku mencari-Mu namun kebodohan telah merasuku begitu dalam tanpa-Mu sungguh tercerai berai aku ini kapankah seorang aku bisa menjadi seorang hamba? Kapankah Tuhan?
21-12-2004

Temaram cahaya
Sosokku mengharu di antara temaram cahaya berpendaran seakan mencari induknya aku kian lapar tersudut dan haus oleh dahaga ini bukan pengertian duniawi aku terpesona kelam cahaya yang terpuruk dalam tekanan jiwaku aku masih meratapi pengharapan sisi lain diriku memberontak tangan jiwaku terkepal erat menampar segala arah terpendar bersama cahaya aku merasa suram duka melegakan dahagaku akan bahagia duniaku aku terpojok di antara dua cahaya berbentur diam meski kugapai cahaya-cahaya itu aku makin sendiri dengan angan yang kian menyudutkanku mataku kian menghakimiku akan ketakutanku akan baying-bayang kesedihan di amsa depan aku kian menjadi pembanding antara masa lalu dan masa depan aku telah menjadi masa sekarang yang sangat menyedihkan kenapa mereka kian kali membebani aku dengan kebimbangan masa sekarang aku telah menjadi perantara yang aneh.
Tertawa dan menangis sendiri dalam jiwa batuku … kenapa?
Kenapa tatap mata itu kian memenajraku … siapa yang akan menjadi pembebas jiwaku akankah di datangkan untukku sang pembebas jiwaku yang dikurung tatap mata jiwanya … apa arti kehadiarnmu bagi hidupku.
Aku tak menyadari permainan waktu ini terus tak mampu menyadari sendirian berpelukan bersama gelisah jiwaku merana jiwaku mendamba sesuatu yang berjalan dalam tidur di masa lalu.
26-3-2005

Kaca-kaca itu
Aku seperti kaca dalam temaram cahaya mungkin aku tersudut merenung dan tercenung berputaran duka dalam sendiri aku terus betebaran dalam asa menyayat hatiku sendiri menungguimu seperti hantu diirmu dalam sosok tak berdayaku aku kian kali tak mampu melepaskan diriku berputar sendiri seperti rotasi bumi terpatri kuat dalam bayang-bayang jiwamu.
Tuhan dimana Engkau! Aku seperti kaca-kaca buram yang terangkai terlalu kuat dan nyaris retak dimana mesti kugenggam bunga-bunga milik cahaya kadang aku enggan meratapi namun keberpasunagn kian membimbingku seakan menjadi petunjuk spiritualku dalam mengarungi keterasingan ini aku meratapi dan semua meninggalkanku terpuruk dalam kepakan sayap-sayap kelam kematian nuraniku terlanjur aku tediam dalam kubangan angkara itu namun tangan-tangan nasib mencengkeramku kuat merobohkan kaki-kakiku meruntuhkan keyakinan awalku tentang arti sempurna namun Tuhan kembali mengulurkan tangan-Nya.
Tersenyum ulang padaku pada kekosongan aku dan kembali aku sendiri termenung dalam kotak kebisuan yang disediakan-Nya untuk aku.
Tak ada duka dalam jiwaku aku terus tenggelam dalam pengertian jiwa cinta milik-Nya. Bagi semua manusia yang kukenal apalah arti kebenaran?
Sering kudengar definisinya namun semua itu omong kosong mungkin itulah wujud kebodohan itu sendiri semua makin menjadi tak berkeyakinan mereka hanya meratapi kepalsuan aku sering mendenagr keluhan mereka tapi semua bohong …
14-4-2005

Status biner
Semua mengatakan tentang status kebenaran namun sebenarnya mereka hanya menyuarakan kebenran dari status mereka keterpurukan sering membuat nurani buta apakah si kaya hanya meniduri si kaya apakah si tampan hanya mencintai si cantik berduit ini bukan pengertian harfiah apakah itu keadilan apakah itu yang disebut ukhuwah apakah itu yang disebut kesempurnaan bahwa masalah fisik tetap menjadi utama apakah bisa manusia terbebas dari belenggu urat-urat penjara bernama fisik dan kebendaan?
Materi tetap menjadi pengganjal otonom manusia dalam mencari jalan cahaya menuju penghambaan pada Tuhan bukan hanya pada jaman jahiliyah pada jaman pra Islam dimana posisi budak dibawah standar manusia tapi era kini segala pemberontakan atas klaim status materi itu tetap menjadi mahkota mutiara.
Omong kosong tentang semua arti persamaan derajat itu semua orang pada prinsipnya hanya memuja keindahan materinya demi kelangsungan hidupnya hanya menyadari perolehan kematiannya kapan sebagai manusia aku terbebas dari perbudakan dan keterpasungan hakiki itu … atau mungkin semu … aku pun tak akan mampu menjawabnya sekarang …
15-4-2005

Benang kusut
Berkelana dalam ruang waktu mungkin sedang kualami
menapak kakiku di atasnya sesuatu menggiringku dengan gigih
dan pasti aku terbebas atau hampir terbebas
seperti untaian benang kusut yang terurai
aku tersenyum di sudut keremangan jiwa
kiranya kutahu ini namun tak kujamah dengan dua tanganku
aku masih terbelenggu suatu ketakpahaman mungkin aku bermimpi …
23-4-2005

Perpaduan rumit
Menghadang gelombang jiwamu
aku tak paham atas tarikan electron-elektron itu
aku serasa diterbangkan menabrak dinding-dinding sumur electron
aku tercebur dan tak mampu bernapas
inikah tarikan electron sebuah perpaduan rumit. Entah …
23-4-2005

Diantara eter
Gelombang jiwamu terkirim diantara eter
tersembunyi disana dengan kapas-kapas doamu
membenturkannya ke dinding-dinding keabadian
berusaha menyentuh kaki-kaki langit jiwaku yang lain saat itu …
tak kupahami dan kini telah kugenggam gelombang pantulan jiwamu
setelah sekian waktu bertaut
aku tak bergeming terdiam dan tersenyum
kutajamkan jiwaku dan mentransfer gelombang jiwaku
entah bertabrakan dengan gelombang apa saja di eter sana.
23-4-2005

Gelombang jiwa
Pikiran manusia itu semacam gelombang bukan partikel atau mungkin partikel.
Ah, kalangan fisikawan pun masih kebingungan mencari jawab ketika seseorang berpikir, mengenang, merindu atau berbicara tentang orang lain pada saat itu manuisa mengirimkan sinyal otak … gelombang itu terus meninggi berbenturan dengan banyak halangan di angkasa.
Jika gelombang itu mendapat tanggapan atau respon gelombang itu akan berada pada frekuensi yang sama pada saat itu dua orang manusia ‘adam’ dan ‘hawa’ berada pada wilayah gelombang yang sama dimana mereka mempunyai jiwa yang sepaham dan mungkin mereka saling memikirkan satu sama lain pikiran hati jiwa nurani manusia itu seperti gelombang berjalan merambat dengan sabar tabah dan tegar melampaui banyak halangan dan rintangan menggapai satu titik tujuan kemanapun dia menuju.
Apalagi jika gelombang jiwanya hanya tertuju semata kepada rangkaian cinta-Nya pasti menghasilkan pantulan yang sangat luar biasa seakan tanpa filter tanpa halangan.
Dia langsung membalas transfer gelombang jiwa manusia alias doa dengan gelombang bersinyal lebih kuat karenanya benar jika kau berdoa pada-Nya Dia akan mengabulkannya seperti itu perjalanan gelombang karena itu jangan hanya mengirimkan sinyal gelombang pada manusia saja tapi pada Sang Pencipta Manusia.
Apalagi jika sinyal itu hanya untuk meminta urusan dunia
dan mengesampingkan akhirat … seharusnya para pengirim sinyal paham akan hal itu juga orang-orang Fisika yang jelas lebih tahu apa itu hakikat gelombang partikel dan sinyal elektronik dari otak manusia.
23-4-2005

Terimakasih dari neraka
Kutatap kau namun terang telah menjadi semangat baruku aku bagai ratusan kelopak bunga jiwa yang terkelupas dan terbang berpendaran tertiup angin hanya denagn menutup jiwaku untukmu menjadi semangat jiwaku. Aku serasa menjadi manusia (lagi) aku telah sekian lama kau penjara dalam jiwamu tali-tali itu terlapas dari tangan, kaki dan tubuhku terimakasih kau mau melepasku meski kau lemparkan aku ke neraka kehancuran sendirian, sunyi dan terluka aku tersenyumdamai bahagia telah menjadi pakaian baruku meski itu kotor dan jelek di matamu bukan kebohongan cinta semu yang kau sanjungkan yang demikian mewah. Kau tatap aku dari atas jembatan yang menaungi neraka jatuhku. Diam tanpa kata aku berlari. Tertawa bahagia. Akhirnya kau bebaskan aku dari ‘surga’-mu. Terimaksih atas segala tatap dan senyummu padaku.
7-5-2005

Kau
Haruskah kau menjadi rantai belenggu baruku …
aku lelah telah kutitipkan jiwaku,
perasaanku, orang-orang yang kucintai pada-Nya termasuk kau … meski kau tak paham mengguratkan tarian-tarian pena dalam hati-hati milik kita
membuatku mengenalmu sang raja filasafat-ku.
Kau telah meraih satu kekosongan jiwaku mengisinya
dengan diskusi edan kita tentang Definisi Aku.
Aku terjajah kembali. Aku mempersiapkan diriku sebagai tawananmu.
Aku memperbudak lagi mata jiwa dan pikiranku. Entah kau …
7-5-2005

TRILOGI CINTA TRILOGI CINTA TRILOGI CINTA TRILOGI
Tertusuk Duri Cinta
Kedamaian cinta terbilang lembut dalam cermin jiwa
aku kerapkali menatap untaian kepingan jaman yang menyatu dalam kelopak-kelopak jiwa.
Aku telah menjadi satu kebanggaan semu jiwa cinta silau tertutup damba yang tak mengerti makna hakikat aku terperosok dalam lubang hitam tanpa ujung hanya kegelapan yang berani menaungi sosok hampaku sosok kering yang mendamba dekap cinta dalam derap kegelisahan yang disuarakan ratusan mutiara keabadian sebuah kata kenangan indah tentang kepastian yang memiliki daya tarik memilukan sesuatu yangsering disebut cinta.
Hanya cinta itu terlalu duka dia memiliki duri-duri tajam dibalik sikap lembutnya yang terbagi dalam kelopak-kelopak murni sebuah kemuliaan sering kutemui hatiku tercabik dan berlumuran darah putus asa aku hanya melihat jauh kedepan dan memukul-mukul dinding tebal di depanku namun hanya suara gemaku bersahut-sahutan dan hanya kutatap satu warna dalam dinding berduri itu yang kian kali terus mendesak aku dalam kotak hitam itu. Hanya kegelapan … Aku telah tertusuk duri-duri cinta dalam kotak hitam merenung dalam kegelapan tak abadi yang suatu saat terbangun dari tidur panjangnya.
Itulah aku … hanya saja sakit sekali duri-duri itu.

Memuja nama rahasia
Aku termangu menatap lapisan jiwa tereblenggu dalam kaca-kaca hati kiranya dia mengntip dari sana aku telah mempermainkan jiwaku terpedaya dalam jutaan nama tanpa kata aksara telah menjadi tabiat buta bagi putaran-putaran penaku aku terbelenggu lagi kegelisahan sering membimbingku kearah kehampaan yang tak aku pahami dalam temaram cahaya kelabu aku terdiam merenungi cahaya makna hakikat dibalik pemujaan itu akankah kata hatiku terturutkan oleh pesonamu sungguh aku pun kian melara merana dalam pasungan ketidakabadian yang disuarakan oleh samar-samar kebimbangan jiwaku. Jiwaku terberai menjadi sekecil electron berkelana dalam ruang-ruang eter mengangkasa membisikkan kepiluannya sendiri aku telah terjebak oleh rasa takut yang tak aku pahami aku seperti berjalan tanpa arah aku perlu dituntun dengan tongkat ketika menyeberangi jalan-jalan rumpil yang tak aku pahami sungguh acap akli kutemui namamu bersemayam di hati namun terus kusurutkan dan aku mengalah karenanya memilih berduaan bersama rasa takutku sendiri bergelimang dalam asa-asa yang tak memahamiku aku seperti pengelana yang tercebur dalam samudra luas tanpa ujung dimana pun air … dan aku menggapai-gapai berrenang sendirian … memang hanya dangkal samudera itu namun aku berenang tanpa arah tanpa kepastian dan aku tak mendapatkan ujung akhir yang sebenarnya kudamba sepi kusematkan namamu di hatiku yang dalam demi memuja sebauh nama rahasia yang makin tak kupahami apa arti semua ini siapa dirimu aku pun tak memahami namun terus kucoba memanggil namamu aku memuja sebauh nama hanya nama rahasiamu cinta …

Menyandang cintamu
Disisi ini aku memandangmu terbelenggu dalam untai duka kepalaku terkulai dalam temaram sunyi jiwaku terpasung aku dan aku hanya memandangimu menyandang cintamu saja terbelenggu aku dalam duka yang tak kupahami aku menatap kebohongan dalam deru angin yang menawanku selama ini aku telah menipu keabadianku sendiri kemarin baru kulihat kebebasannya yang tak aku inginkan sekian kali kupandangi kepak-kepak sayap dalam keagungan abadi sebuah kesenduan aku mendenagr suara-suara sumbang dari kerinduan jaman yang disuarakan oleh dawai jiwamu. Apa yang terjadi denagnmu? Seperti apa keinginan jiwamu? Sering kumenanyakan pada gugusan awan di langit malam namun kau tak pernah muncl segan aku menemuimu lagi tapi … menyadang cintamu sangat berat kurasa namun aku makin tak sanggup sehingga aku lepaskan kau … dan aku terjatuh di kubangan kotor yang menyakitkan namun aku tersenyum terimakasih … dan aku berlari menjauh.
16-6-2005

TRILOGI KASIH CINTA TRILOGI KASIH CINTA

Dimana Engkau …
Dimana Kau ketika aku mencari-Mu Tuhanku … aku sendirian terluka dan sakit sering aku menatap kekosongan kabut-kabut jiwaku aku tak menemukan-Mu disana apakah jiwaku demikian kotor sehingga aku terbelenggu duniaku aku terlalu mengagungkan duniaku aku terlalu sombong dalam mencintai-Mu aku etrpuruk kenapa Tuhanku … jangan pergi dari diriku sering aku mencari-Mu menunggu-Mu disini dalam kesendirianku aku takut menangis sendirian dimana Engkau, Tuhan air mataku berjatuhan di atas sajadahku sujudku lama disana guna menemukan-mu lagi terus kucari Kau dengan dzikir-dzikir panjangku Tuhanku aku manusia rendah yang bergelimang dosa debu-debu jaman ini meliputi sekeliling duniaku aku terpedaya oelh kebohongan itu. Tuhanku kujatuhkan dahiku ke atas sajadahku aku masih belum menemukan-Mu tapi aku tak menyerah aku bertekad terus mencari-Mu dimanapun aku ingin menemukan-Mu lagi.
16-6-2005

Senyuman-Nya
Aku melihatmu jatuh terpuruk bersimpuh di hadapanku mengaduh dan megiba mengatakan : “ apakah arti cinta jika tak bisa disentuh?”
pengertian macam apa tenteng cinta yang kau sanjungkan kutampar kau dan tak kutemui sedihmu kau berputus asa kau mengiba namun rasa kebenaran pada dirimu sendiri menghalangi pengakuanmu akan adanya cinta-Nya padamu.
Tahukah kau Dia sedang melihat kau dan aku … Tahukah kau Dia sedang tersenyum padamu.
Kenapa … Kenapa kau abaikan senyuman-Nya padamu?
Titilah jalan lurus itu kembalilah pada-Nya jalan itu demikian indah dan damai akan menyergapmu tanpa ampun jangan menaruh prasangka buruk pada-Nya sanjunglah Dia dalam kesendirian kagumilah ciptaan-Nya dalam keramaian cintailah Dia dengan ikhlas cobalah berdamai denagn nuranimu sendiri menapaklah di jalan ibadah manusia kau dan aku tercipta untuk beribadah pada-Nya ratapilah cinta-Nya tobat adalah syaratmu mnedekat kembali pada-Nya. Tahukah kau senyuman-Nya telah menyapamu jangan kau berputus asa tak ada istilah dosa abadi ampunan-Nya itu seluas langit dan bmi meski dosamu memenuhi langit sekali lagi tidak kekasih kembalilah kepada Kekasih abadimu sehingga kita bisa bebas bercengkerama dalam Cinta sejati yang diridhoi-Nya renunganmu pasti didengar-Nya biarkan Dia membelai lembut jiwamu biarkan Dia membuka mata hatimu Hanya Dia Maha Menghidupkan segala hati.
For I di Medan

Ketika aku jatuh
Kapan lalu aku berlarian di tengah mega-mega bersemayam dalam pucuk-pucuk kehidupan berkelana dalam buluh-buluh kerinduan bercengkerama bersama butir-butir air mata dan aku terjerat angan-angan itu sekarang di tengah deraan sepi.
Terpesona diriku di tengah pawana hampa aku melihat dukaku di mata orang lainmanusia lain mengajariku tentang duniaku dunia yang kugenggam sendirian aku menemani diriku dalam lembah kebimbangan meratapi ketakutanku dalam tawa aku terjatuh dalam sahara keterasingan sendirian bersama desah angin sahara menyalurkan kedukaanku dalam temaram hitam hatiku aku meratapi apa … kekosongan telah menderaku mendakwa aku memenjara duka namun aku bersepuh bahagia kehampaan kembali melekangku menemaniku dalam hatinya aku dan kedukaan telah dihibur bahagia namun rasa takut terus bersemayam aku menapaki perjalanan aneh ini dalam dunia yang makin kurasakan asing di tengah pekik jerit tawa bahagia manusia sering kurasakan keterasingan sering aku menjadi pecundang bagi diriku sendiri sering aku melawan diri pribadiku selalu kau mempunyai seteru abadi yaitu diriku sendiri kadang aku pun menantnag diriku sendiri menampar bayangan jiwaku dan bercerai berai dalam temaram gelapnya jiwa aku tersudut diam dalam sendiri bertanya pada jiwaku tentang aku bertanya pada egoku tentnag aku selalu aku menjatuhkan diriku sendiri dalam lambah kebobrokan jiwa. Aku tak memberi kesempatan pada hatiku untuk memberi secercah cinta pada jiwaku aku telah lama membunuh jiwaku aku telah lama terblenggu oleh diriku sendiri namun aku sadar ketika aku jatuh ada Dia yang menolong menggenggamku dengan Tangan-Tangan Perlasa Tak Terlihat-Nya namun ada …
27-6-2005

TIGA MASA TIGA MASA TIGA MASA TIGA MASA TIGA

Masa Laluku
Aku betebaran bersama anganku mendesak mimpi-mimpi berpelana kegelisahan dan mendulang ratusan kepedihan tertawa dalam sekeping gelisah tak berperi bersandar dalam asa yang makin terbelenggu meratapi aku dalam gugusan kekeringan tanpa batas itu angan itu memiliki kisahnya sendiri keabadian telah meniti jalannya masing-masing aku berkelana sendiri namun sebenarnya aku tak sendirian Tangan-Tangan Nasib Tak Terlihat kerap menangkapku menatap dengan lembut aku sering terjatuh tergelincir tanpa aku paham apa arti segala keputusasaan itu sekian kali tergelincir aku ditolong-Nya Dia mengajari aku akan makna sejati hidup dan mati bahwa mati pasti mutlak menjdai keabadian manusia namun kerahasiaannya tetap manjdai milik-Nya.
Masa laluku tak kusadari kepedihannya aku selalu meratapi kejatuhan dan kegagalanku dalam hal dunia sesuatu yang sangat menggoda semua manusia tergoda oleh keindahannya sering aku terbelenggu rantai-rantainya dendam dan memaafkan kesalahan orang lain sekarang aku mencoba memaafkan dengan mematahkan rantai-rantai itu dengan keikhlasan.
6-9-2005

Masa sekarangku
Aku meniti tangga kedua dalam hidup anak-anak tangga yang tak kumengerti makna-maknanya … sering aku melihat wajah-wajah topeng tak berdosa milik mereka dibalik kedukaanku atau dibalik kegembiraanku aku bagai menemui awan-awan jiwa tertata rapi dalam barisan damai angkara murka nafsu rendah telah mengambil alih semua jalan tengah dan belakang mapun jalan pintas uluran-uluran tangan mereka terarah kepadaku namun tak mampu kugapai aku berdiam dalam kegelisahanku sendiri berkelana pada alunan nada kekosongan tak kentara demi apa mataku terpesona akhir hidup manusia adalah pasti, khusnul khotimah yang tak pernah pasti … manusia kini berharap apa duka telah menjadi sarang masa lalu yang terbelenggu aku menemukan masa sekarangku dalam wujud keikhlasan tanpa batas aku mencoba meraih benang-benangnya aku meniti jalan-jalan itu dalam kegelapan yang menyakitkan semua orang mungkin memaki mencercaku dengan argument kebenarn mereka namun kau tetap tegas dengan senyumku karena aku percaya Dia sedang tersenyum padaku.

Masa depanku
mataku terpedaya oleh ratusan duka kutatap jajaran asa didepan mataku mungkin aku makin terpedaya kadang aku tak tahu makna terpesona dan terpedaya semuanya sama dimata lahirku sering aku melamun mengangankan sesuatu yang tak pasti berkelana jiwa nuraniku sendiri melanglang diantara pucuk-pucuk makna kehidupan mencoba memahami hakikat hidup di sisa usiaku ini aku telah belajar dari masa lalu dan masa sekarangku demi menanti masa depan yang pasti dan tak akan abadi tawa dan tangis tetap akan kulihat didepanku dari siapapun tentang apapun di masa depan meskipun dan aku telah belajar bagaimana menyingkap dualism-dualisme kehidupan itu mungkin di masa depan ini aku lebih bijak menghadapi dan memahaminya meski harus aku berseteru denagn anganku sendiri menyangkal segala mimpiku bersemayam bersama realitas yang ada waktu banyak mengajari aku arti sabar dan menunggu. Dialah kunci pembuka segala akhir angan manusia manusia boleh mengejarnya seumur hidup namun tak akan bisa menangkapnya.
9-9-2005

Al-Aqsho
Bulir-bulir kerinduan pada lantaimu membuat jiwa kami mennagis
ingin kening kami bersujud di lantaimu, Al-Aqsho
meski hujan peluru menerpa meski lantaimu memerah
oleh darah mujahid-mujahidmu
kami merindu bersimpuh di masjidmu
merindu untuk bercengkerama bersama Tuhan
dengan dzikir-dzikir panjang dan mutiara air mata di sudut pilarmu.
Masjid tempat Sang Mustafa di mi’rajkan ke Sidratul Muntaha
kami menangis kami merindu sakit hati ketika kau diinjak-injak
dengan ancaman setan-setan Israel
sakit hati kami mendengar dentuman ultimatum penghancuranmu oleh mereka
sakit hati kami melihat pemuda-pemudamu digelandang keluar masjidmu
hanya karena mereka ingin menyentuhkan dahinya di lantaimu
sakit … kapan sekali saja aku bisa menyentuhkan dahiku ke lantaimu
kapan sekali saja air mataku jatuh ke lantaimu
kapan aku bisa sekali saja sholat tahajud mengagungkan-Nya di lantaimu
kapan setan-setan Israel itu berhenti mengganggumu … kapan …
9-9-2005

Hakikat jatuh
Aku seperti berada di persimpangan jalan yang aneh aku sendirian dan aku terus berjuang sendirian disana memilih jalanku sendiri kapan lalu sebuah kejatuhan menghantamku keras sekarang aku belajar menilai segala segi aku mencoba berdiri tegak untuk menerima memaafkan dan melupakan segala perbuatan buruk manusia padaku sebenarnya aku lebih banyak belajar dari keburukan orang padaku.
Manusia lain yang aku temui adalah cerminan diriku sendiri monster-monstre yang kutemui di lorong-lorong itu adalah aku sendiri wajah-wajah malaikat dari monster-monster itu sering kusapa namun aku ketakutan sendiri telah kubangun jiwaku kembali mencoba kembali pada-Nya setelah aku tergelincir aku kemarin jatuh dan aku segera bangun itulah arti tobat bukannya meratap.
Manusia walau waspada tanpa berharap pertolongan-Nya hanyalah kosong.
Jarang memandang kejadian setelah jatuh tergelincir, ada yang mengeluh atau langsung bangkit. Jatuh itu bagus untuk mengajari manusia segera bangkit.
17-9-2005

Cakrawala Cinta
Cinta mendesak kalbuku sekali lagi mencerca kudengar beragam Tanya menghembuskan aku dengan pawana kekosongan abadi sering menjadi semangat baruku bahwa dunia sekelilingku tak abadi namun cinta abadi aku menambatkan jiwaku pada jerat-jerat malam yang sepi aku mata batinku berkelana menjelajah dunia tak abadi itu menyamarkan segala anganku akan segala gundah tak nyata sering kutatap gelapnya malam tak berbintang dengan hati pilu kucari jawaban atas segala anganku disana namun tak ada bertanya pada siapa aku akan cinta berpendaran pendulum jiwaku berbenturan dengan segala kebohongan dan kekosongan itu aku ingin meluruskan kembali jiwaku, hatiku dan cintaku membangun kembali segala cakrawala di kaki-kaki lembah cinta itu berdamai kembali dengan aku dalam renungan aku ingin berteman kembali dengan segala angan iut namun aku makin takut dan limbung.
Aku jatuh tanpa daya aku tak mampu bangkit mereka menginjakku dan memonopoli cakrawala itu untuk cinta mereka sendiri.
16-9-2005

Apa arti aku cinta
Aku menatap lazuardi langit biru bertemaram jutaan damba cinta bertengkar jiwaku dan nurani mencapai kata damai akan cinta aku menyenandungkan ratusan syair tentang keindahan namun hanya mampu kusuarakan nada sumbang dengan suara parau dari dasar hati dengan segala kenangan itu aku mungkin terpukau akan pengakuan cinta pada jaman aku makin gila dalam pedengaranku dengan segala uraian klasik tentang kekosongan jiwa aku tak mencoba mengulurkan jiwaku pada cinta mungkin aku menjadi paranoid untuk menebarkan rasa cintaku merana dan melara dalam naungan cinta aku cinta adalah kata-kata yang makin menjejak dalam rrelung batinku pada apa aku cinta aku belum menemukan jawab yang mendamaikan nuraniku aku mungkin hanya terus bermain bersama angan-anganku sendiri cinta adalah sebuah pengertian agung akan hidup setelah mati bukan hanya perkara duniawi dan dhahir belaka cinta adalah … pengertian aku cinta ketika kau paham kalimat aku cinta.
17-9-2005

Belahan jiwa
Aku sekian lama memuja arti belahan jiwaterus kucari-cari makna dan sosoknya dalam kehidupanku memanjakan segala putaran hatiku akan angan tak pasti apa aku menjadi tawanan penegrtian belahan jiwa yang sekian jaman kupercaya dan kudambakan apa aku memiliki jawab belahan jiwa telah menjadi doktrin alami dalam hatiku aku berseteru dengan logikaku bermain-main dengan nafsu angkaraku secara duniawi belahan jiwa bukan semacam itu belahan jiwaku mengelana jauh betebaran di langit jiwa mengangkasa jiwa dimana kau? Kenapa tak kau cari belahan jiwamu?
Aku makin sendiri dan terpuruk. Belahan jiwa, kapan lalu kau kucari di antara sampah-sampah ukhrowi yang menyaru sebagai surge dunia namun kau tak ada dan bukan wujudmu.
Aku terus mengejar bayangan indahmu diantara tawa angkara namun tak ada keputusasaan. Aku kembali berjalan di lorong sepi memasuki ratusan jalan-jalan bercabang dan kembali pada satu jalan lurus.
Aku ingin menemukanmu di jalan lurus penuh cahaya itu meski terjal belahan jiwa siapakah kau …
17-9-2005

Sebongkah batu di Gaza
Terjal … terserak … berdebu batu-batu itu pecah menjadi serpih terlumat oleh peluru-peluru tank Israel.
Bukit-bukit batu itu rata hanya hamparan pasir bertahun-tahun berabad-abad mereka telah rela menjadi saksi bisu dari jaman ke jaman sejak dari pengembaran awal Bangsa Yahudi oleh Yakub as sampai kedatangan kembali mereka oleh Musa as.
Mereka terus menuntut kemerdekaan tanah kelahiran kembali mereka menodongkan moncong-moncong artileri berat ke kening-kening bekas sujud para mujahid angin meniup kering di perbukitan menerbangkan debu-debu dari batu-batu pecah terserak rudal sebongkah batu di Gaza masih tetap menjdai saksi bisu meski tercerai berai menjadi serpihan. Air mata dan darah muslim-muslimah memandikanmu kembali kau menangis bahagia satu persatu sekali lagi bunga-bunga surge telah kembali tumbuh berserak mewangi menyirami tanahmu kembali kepada Allah.
Sebaongkah batu di Gaza samapai kapan menjadi saksi bagi ladang awal syuhada-syuhada Islam. Sampai kapan serpihan-serpihan debu itu meniup kering di antara pekik jihad dan intifadah.
18-9-2005


Hanya kau
Kering tanpa kutahu … aku berkecamuk dalam hati tak kutahu seperti apa penyakit ini meradang kutangisi ratusan kesedihan kosong tanpa kutahu apa artinya aku mengingat apa aku tertawa namun itu hanya menenteskan air mata beruraian dalam kotak aku tak athu aku menangisi apa kenapa aku terkurung penjara aneh ini inikah cinta … atau … hanya sesuatau …
For Z
10-6-2005

Aku pun cinta namun …
Aku pun cinta ketika kau menyapaku aku pun cinta ketika kau menyanjungku aku pun cinta ketika kau berkorban untukku aku pun cinta ketika kau tatap mataku aku pun cinta ketika kau denagr aku aku pun cinta ketika kau bercerita padaku aku pun cinta ketika kau menyentuhku membelai tangan kotorku namun bukan cobalah buka mata hatimu aku sudah sangat cinta ketika kau menemuiku melihatmu dan mendenagr suaramu dan wujud bahagiamu aku sudah sangat cinta aku pun cinta ketika kau menyatakan cinta padaku aku pun cinta mungkin melebihi cintamu padaku.
For I
10-6-2005

Tatapan cinta
Menyandang cintamu kurasakan bagai pengalaman spiritual yang indah hanya dengan mengenangmu kurasakan jiwa spiritualku mengangkasa diantara duka sreing aku bersemayam bahagia berselimut genangan asa yang tak tentu menjajaki jutaan makna hampa yang menyamar dalam jerat-jerat putus asa aku terbelenggu ketika aku menyandang cintamu kebebasan jiwaku berada dalam luluh jiwa prasangkamu titian asa mengepakkan sayap-sayap terburainya terbakar pedih duka hatiku melayang jatuh kea rah danau kegelisahan menenti kedukaan sendirian mengenangkan akhir sayap-sayap asa itu. Demi cinta kusemayamkan nuraniku di dasar jiwa namun sulit kuubah putaran takdir waktu. Terus aku terjerat duka. Cinta merupakan sayap-sayap terberai yang menyebarkan helai-helainya ke segala penjuru hati, jiwa dan aku memandangi jatuhnya helai-helai putih keemasan itu tanpa coba untuk memungutinya dan merangkai helai-helai sayap itu. Aku pun sudah mengenakan sayap-sayap itu entah dari mana mengepakkan sayap-sayap di kedua lenganku dan aku menatap angkasa keindahan milik-Nya dan aku terbang menukik jatuh ke angkasa memnuhi eter mengitari jutaan awan menggapai milyaran bintang menjangkau kegelapan tak terhingga dan terjatuh lagi pada satu jaman yang penuh kekosongan. Jaman penuh cinta yang mengajarkan makna-makna hakikat. Demi memulai angkasa-angkasa dan jiwa-jiwa yang etrlahir kembali dan aku tak lagi mempunyai sayap namun aku bahagia. Tertawa bahagia kiranya dukaku telah sirna dan hnaya satu bahagia tak ada lagi gelisah, takut, kecewa, penyesalan, kesedihan, duka, air mata, angkara, amarah, iri, keserahan, rakus, sombong, marah, hasut, dengki, saling memaki disana. Hanya ada cinta. Hanya ada keindahan memandangi wajah-Mu tak ada lagi kau hanya ada Engkau.
27-6-2005

Sesuatu terbantah
Jiwa spiritualku bergolak air mataku berderaian
telah kuturutkan keinginan dunaiwiku sendiri
aku hampir terjebak dalam keramaian godaan dunia di sekitarku
semua menawarkan surga dari tangan-tangan mereka dengan tawa-tawa menipu mereka
nyaris aku menegadahkan kedua tanganku pada mereka
aku pun nyaris mendamba terpuruk dalam jiwa-jiwa kerdil milik angkaraku
aku seperti berjalan sendirian melawan arus
semua orang saling teriak aku ketakutan namun
aku merasakan ketegaran yang tak pernah aku alami
aku mendengar bisik-bisik merdu memuja-Nya d
an aku kembali berjalan ke arah sana meninggalkan segala keramaian itu
menembus tirai-tirai kemunafikan yang nyaris menyelimutiku
semua orang menawarkan surga padaku
namun aku menamparnya, menghinakannya dan aku lebih memilih surga yang sejati. Surga yang bukan milik mereka
sesuatu telah terbantah dari dinding mulut-mulut mereka atas aku.
19-9-2005

Bersepakat dengan jiwa
Aku hampir kehilanganmu lagi sungguh sangat sulit menemukan dirimu lagi jiwa. Serasa aku menyelam dalam samudera tanpa ujung dengan kedalaman tanpa hingga hanya untuk mencari sebuah jarum jiwa yang terjatuh disana aku kembali bersepakat denganmu jiwaku diujung-ujung malam ini aku ingin menemukan Ilahi-ku disana mungkin aku terkesan aneh dimata-mata manusia namun aku tak menemukan sisi lain dari keanehan itu aku terpuruk jiwaku kemana aku mesti mengadu padahal kapan lalu aku bercengkerama dengan mesra sendirian bersamamu kini aku merasa asing denganmu bahkan dengan diriku sendiri sering kembali aku bertanya pada diriku sendiri tentang siapa sbenarnya aku. Aku ingin bersepakat denganmu
19-9-2005


Sifat cinta
Sifat cnta adalah ketika kau berlari menghampiri dia menjauh tapi ketika kau menjauh menarik dirimu dari area pergolakan dia menyapamu merdu. Sifat cinta adalah ketika kau menangis ia tak pernah menghiburmu ketika kau tertawa ia tak pernah merasakan bahagiamu ketika kau berseteru dengan jiwamu ia mengacuhkanmu ketika banyak mulut memaki dia hanya menertawaimu ketka kau ditinggalkan semua orang yang sebelumnya mencintaimu dia berhias diri menyaru menjadi pribadi lain yang tak kau kenali ketika kau bercermin padanya dia menhitamkan jiwamu. Sifat cinta adalah seperti angin kering di padang gersang tanpa air hanya fatamorgana denagn pengertiannya tentang belahan jiwa yang nyaris sukar ditemukan jika cinta hanya kau sifati secara naluri secara nafsu. Ia tak memenuhi anganmu denagn kenyataan namun hanya berisi angan kosong yang terlalu menipu. Sifat cinta adalah diam yang tak kunjung memiliki jawab yang sesuai bagi segala kegelisahan jiwa manusia. Sifat cinta yang sejati adalah Asmaul Husna memuja-Nya saja.
19-9-2005



Bahagia adalah …
Bahagia adalah tidak menurutkan segala keinginanmu pada dunia. Bahagia adalah tidak mengaharap segala angan di kepalamu. Bahagia adalah tidak mengikuti segala kemampuan nafsumu. Bahagia adalah mengetahui bahwa nafsu boleh besar namun penegendalian diri harus lebih besar. Bahagia adalah ketika melihat dirimu mampu menghargai diri sendiri dan orang lain. Bahagia adalah keikhlasan dalam mencintai-Nya tanpa syarat dan tanpa meminta surge belaka. Bahagia adalah mengetahui bahwa Dia adalah Maha Segalanya. Bahagia adalah mengetahui bahwa segala kesulitan yang menghadang bukanlah halangan untuk berhenti berharap pada-Nya bahwa segala dosa yang diperbuat akan memperoleh ampunan-Nya bahwa segala cinta yang digenggam manusia tidak hanya akan berakhir menjadi seonggok sampah berupa nafsu hewani di ranjang. Bahwa manusia hanyalah milik-Nya. Bahagia adalah memahami bahwa hidup tak hanya di dunia tapi semua orang akan menuai hasil disana di alam akhirat. Bahagia adalah bila manusia meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Bahagia adalah saat bertemu dengan-Nya.
19-9-2005

Menunggu
Setiap saat menunggu telah menjadi bagian hidup manusia apa yang ditunggunya ketika dalam alam rahim menunggu ditanya oelh-Nya ketika itu apa yang dijawabnya jika ia menjawab : “ Ya, Engkau Tuhanku. “ maka ia bersiap menunggu untuk dilahitrkan ke dunia. Sang ibu menunggu tangis bayi terbersit semua itu menunjukkan bahwa menunggu telah menjadi bagian hidup manusia manunggu adalah milik waktu menunggu bayi tumbuh dewasa menunggu adalah kata keabadian manusia manusia selalu merasa takut dan kecewa karena menunggu takut jika yang ditunggu tak sesuai harapan karena orientasi manusia hanya dunia manunggu lebih banyak dialami sendiri oleh manusia pertanda manusia terbiasa sendiri aku tak terbiasa menunggu tapi aku pun tak pernah bisa memahami hakikatnay ketakutan bila sendirian menunggu. Dunia lebih banyak susahnya daripada senangnya. Kegelisahan saat menunggu hanya didapat manusia di dunia. Takut menunggu kematian bila manusia paham hakikat menunggu dan tahu apa yang harus dilakukan selama menunggu, memohon pada Tuhannya. Tak aka nada sesal, takut, gelisah karena manusia telah siap menghadap-Nya. Menunggu kematian dengan menggenggam erat ridho Allah.

Hatimu patah
Disudut pagi ini aku merenungkan kehampaanku sendiri berkelana bersama duka menapak kerinduan tak terbantah. Kerinduan pada apa kadang hatiku terbakar bara apinya demikian besar meluluhlantakkan diriku dalam kubangan api angkara. Aku terpatah hatiku terbakar bara api angkara. Kutatap kau dari sudut nuraniku terpedaya aku namun tak mampu aku menangkapnya berkali-kali aku menepis jutaan sedihku yang meradang. Hampa telah memiliki dunianya sendiri bertemankan duka dan memasung segala asa. Aku etlah menghambakan diri pada kehampaan bermain-main dalam gelisahku sendiri. Aku telah bermain-main dalam kepiluanku termakan oleh segala prasangka ke dalam lembah keputusasaan itu dimana mesti kucari jalan lain yang mendambakan itu. Kuingin menemukannya tak lagi berkelana dalam sepi bercengkerama bersama ratusan kelopak jiwa milik keraguan telah merajam namun rapuh telah merayu rindu mendayu dalam untai kegalauan aku telah bermain dalam anganku sendiri tersudut dalam kepulan asap kebimbanganku sendiri air mata telah meleleh.
26-9-2005

Ketika manusia
Ketika manusia mulai meragukan arti dunia disekitarnya dia telah mencampakkan jiwanya dari keinginan mendekap dunai ketika manusia mulai meragukan arti cinta dalam kehidupannya ia telah bersiap kehilangan jati dirinya. Ketika manusia mulai meragukan arti setia ia telah menuju keterpasungannya akan jiwanya sendiri. Ketika manusia meragukan makna tatapan mata hatinya maka ia telah membunuh jiwanya sendiri. Ketika manusia meragukan adanya kepercayaan pada dirinya sendiri maka ia telah kehilangan kebebasannya mempertahankan impiandan kata hatinya. Ketika manusia meragukan orang yang dicintainya ia telah menjadi sosok pembangun bagi kegelapan hatinya namun ia menemukan sisi terang lainnya yaitu cahaya meski redup yaitu kelmahannya sendiri. Ketika manusia meragukan ketegaran hatinya ia telah menjadi sosok dilematis. Ketika manusia meragukan kekuasaan Ilahi saat itu tunggulah kehancurannya, kehilangan arah, buta meski matanya melihat, tuli meski telinganya mendengar, bisu meski mulutnya berbicara. Ketika itu tunggulah kegelapan kehidupanmu. Tunggulah saat-saat kau menjadi bangkai berjalan saat-saat kau jauh dari-Nya.

Tidak ada komentar: